IHSG Melemah Saat Vonis Ahok, Ini Respons OJK

Sejumlah sentimen baik internal dan eksternal dapat mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Mei 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2017, 12:30 WIB
20160627-Pusat-Informasi-Go-Public-Jakarta-AY
Direktur Utama BEI Tito Sulistio bersama dengan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida saat meresmikan Pusat Informasi Go Public di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (27/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif kemarin bertepatan dengan momen keputusan Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara terkait vonis yang diberikan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

IHSG ditutup turun 10,80 poin ke level 5.697,05. Padahal di hari yang sama IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 5.745,84.

Lantas, bagaimana tanggapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait hal ini?

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, pergerakan indeks saham dipengaruhi sentimen dari dalam dan luar negeri. Menurut dia, kondisi pasar global sedang mengalami banyak pergerakan sehingga memberikan dampak ke IHSG.

Meski demikian, dia mengatakan, selama kepercayaan terhadap pasar saham terjaga, itu tak akan berpengaruh besar.

"Market memang begitu, banyak hal mempengaruhi indeks baik dari domestik maupun global. Global banyak gerak, banyak pergerakan. Yang penting bagi kita di domestik kita jaga confidence market tidak terganggu. Itu yang penting. Kalaupun global ada gejolak, tapi kalau market confidence terjaga itu sifatnya temporary," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (10/5/2017).

Terkait sentimen dalam negeri, Nurhaida menuturkan, respons pasar tergantung pada waktu dengan munculnya sentimen.

"Biasanya tergantung apakah isu mendadak baru diketahui, apakah ter-disclose kepada market secara gradual beda," ungkap dia.

Sebagai informasi, transaksi perdagangan saham IHSG cukup ramai kemarin. Total frekuensi tercatat 316.558 kali dengan volume 21,8 miliar saham. Nilai transaksi harian mencapai Rp 8,1 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 693 miliar di pasar reguler.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG masih dalam fase konsolidasi.

"Ini IHSG sedang tes level tertinggi tetapi bisa bertahan atau tidak," ujar dia.

Dia mengatakan, harga saham komoditas terutama bara memang sedang turun tajam. Ini berpengaruh pada sektor saham batu bara.

Sebelumnya Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG melemah tipis didorong sentimen eksternal dan internal. Bursa Asia cenderung variasi, selain itu bursa saham Amerika Serikat dan Eropa juga cenderung melemah.

"Ini dari variatifnya kondisi bursa Asia. Kondisi bursa AS dan Eropa turun," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, dari dalam negeri keputusan sidang Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara memvonis Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan hukuman pidana 2 tahun penjara juga pengaruhi pasar tetapi tidak terlalu besar pengaruhnya.

"Dampaknya tidak ada apa-apa pengaruh ke pasar. Namun pada saat terjadi tren kenaikan IHSG pasar mencari momen profit taking (ambil untung)," ujar Reza.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya