Sentimen dari Eropa Tekan Bursa Asia

Indeks Nikkei Jepang melemah 0,42 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Mei 2017, 08:40 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2017, 08:40 WIB
Indeks Nikkei Jepang melemah 0,42 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen.
Indeks Nikkei Jepang melemah 0,42 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak melemah di awal perdagangan Rabu pekan ini. Pelemahan bursa Asia ini dipengaruhi oleh sentimen dari Eropa.

Mengutip CNBC, Rabu (31/5/2017), indeks Nikkei Jepang melemah 0,42 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen. Untuk indeks ASX 200 Australia dibuka stabil. Indeks acuan di bursa Australia ini hanya naik tipis 0,07 persen.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia pada hari ini adalah sentimen geopolitik dari Inggris. Negara tersebut akan mengadakan pemilihan umum pada pekan depan.

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh YouGov, partai konservatif yang diwakili oleh Perdana Menteri Inggris Inggris saat ini Theresa May kemungkinan besar akan kehilangan mayoritas kursi di parlemen.

Jika memang Theresa May kalah dalam pemilu nanti maka Inggris harus melakukan negosiasi lagi dengan Eropa terkait keluarnya negara tersebut dari zona Uni Eropa pada tahun lalu. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi sentimen pasar saham.

Diadakannya pemilu Inggris pada pekan depan ini sebenarnya kejutan bagi pelaku pasar. Seharusnya, pemilu Inggris baru akan diadakan pada tahun depan. Namun, Theresa May membuat keputusan mengejutkan dengan mempercepat pemilihan umum.

May mengatakan, keputusannya didukung hampir seluruh pihak. Termasuk di antaranya Parlemen Inggris. 

Sentimen lain yang akan mempengaruhi gerak bursa Asia adalah data ekonomi China yang akan keluar pada hari ini. Otoritas China akan mengumumkan data manufaktur dan PMI non Manufaktur.

Jika data-data tersebut positif maka akan memberikan dampak positif juga terhadap pergerakan saham di Asia. Sebaliknya, jika data tersebut jauh dari konsensus analis maka akan mendorong penurunan bursa Asia ke level yang lebih dalam.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya