Uji Coba Bom Hidrogen Korut Bikin Wall Street Merosot

Wall Street diprediksi menghadapi jalan yang bergelombang pada September, yang biasanya menjadi bulan terburuk untuk perdagangan saham.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Sep 2017, 05:11 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2017, 05:11 WIB
Wall Street Ilustrasi
Wall Street Ilustrasi

Liputan6.com, New York Wall Street ditutup merosot dengan indeks S&P 500 menuai kerugian terbesar dalam satu hari kurun sekitar tiga minggu. Ini akibat investor menahan diri karena dibayangi ketegangan baru antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 234,25 poin atau 1,07 persen menjadi 21.753,31. Sedangkan indeks S&P 500.SPX kehilangan 18,7 poin atau 0,76 persen menjadi 2.457,85 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 59,76 poin atau 0,93 persen menjadi 6.375,57.

Pada hari minggu, Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklir keenam, yang konon merupakan bom rudal hidrogen canggih jarak jauh, yang menandai eskalasi dramatis rezim tersebut untuk melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Pasar bergolak usai ditutup pada hari Senin terkait Hari Buruh. Perdagangan pada Selasa menandai perdagangan reguler pertama sejak perkembangan geopolitik.

"Korea Utara tampaknya menjadi reaksi terbesar, setidaknya selama satu atau dua bulan terakhir," kata Aaron Jett, Wakil Presiden Bel Air Investment Advisors di Los Angeles.

Wall Street diprediksi menghadapi jalan yang bergelombang pada September, yang biasanya menjadi bulan terburuk untuk perdagangan saham. Ini jika terjadi pertikaian di dalam Washington terkait anggaran dan plafon utang.

Pasar turut dipengaruhi berita tentang badai dahsyat yang menuju ke Amerika Serikat bagian selatan.

Adapun saham yang melemah antara lain Goldman Sachs yang turun 3,6 persen, menarik turunnya Dow. Sementara S & P terserat penurunan JPMorgan (JPM.N) dan Bank of America (BAC.N) yang susut lebih dari 2 persen saham .

Sekitar 6,7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas rata-rata harian 5,8 miliar selama 20 sesi terakhir.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya