Komentar Trump Bikin Wall Street Tertekan

Ancaman Presiden AS Donald Trump terhadap pemerintahan terkait pembangunan tembok perbatasan di Meksiko menekan wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Agu 2017, 05:07 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2017, 05:07 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Wall Street

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring investor hadapi ancaman dari Presiden AS Donald Trump soal shutdown atau menghentikan sementara pemerintahan jika Kongres gagal keluarkan anggaran pembangunan tembok perbatasan Meksiko.

Tekanan saham sempat mereda usai komentar dari Ketua DPR AS Paul Ryan. Ia menyebutkan pemerintah tidak perlu melakukan shutdown. Namun itu tidak cukup untuk menenangkan ketegangan lantaran tenggat waktu untuk menyetujui pengeluaran semakin dekat. Selain itu juga kenaikan pinjaman pemerintah.

Kongres akan memiliki waktu kerja selama 12 hari usai dari reses. Kongres memiliki waktu pada 5 September untuk menaikkan plafon utang sebelum Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pilihan terakhir yang berlaku pada semua kewajiban pemerintah.

Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menyatakan kegagalan menaikkan plafon utang pada waktu yang tepat akan mendorongnya untuk kembali meninjau penilaian atas utang negara AS yang berimplikasi negatif.

"Apa yang dilihat selama seminggu terakhir di pasar keuangan terkait situasi politik AS," ujar Paul Eitelman, Multi-Asset Investment Strategist di Russell Investments, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/8/2017).

Komentar Donald Trump juga mempengaruhi pasar surat utang dan mata uang dengan indeks dolar AS tergelincir 0,4 menjadi 93,14. Imbal hasil surat utang bertenor 10 tahun turun di bawah 2,17 persen.

Investor juga semakin khawatir dengan kemampuan Trump untuk membuat Undang-Undang yang pro pertumbuhan karena turbulensi politik di Gedung Putih.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 87,8 poin atau 0,4 persen menjadi 21.812,09. Indeks saham S&P 500 merosot 8,44 poin atau 0,34 persen menjadi 2.444,07. Sedangkan indeks saham Nasdaq tergelincir 19,07 poin atau 0,3 persen menjadi 6.278,41.

Sementara itu, indeks volatilitas CBO yang mengukur kegelisahan pasar naik 6 poin menjadi 12,03. Investor pun melihat pidato Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen di pertemuan para bankir di Jackson Hole, Wyoming untuk mencari sinyal kebijakan moneter bank sentral AS.

Investor juga akan menimbang sentimen data penjualan rumah di Amerika Serikat yang turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada Juli 2017.

Adapun indeks saham barang konsumsi turun 0,8 persen diseret tekanan saham Lowe's Companies sebesar 3,71 persen. Saham Home Depot turun 0,54 persen.

Volume perdagangan saham di bursa saham AS atau wall street tercatat 5,04 miliar saham. Ini di bawah rata-rata perdagangan saham 6,2 miliar saham selama 20 sesi terakhir.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya