Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada perdagangan hari ini, mengikuti Wall Street yang mencetak rekor. Seiring prediksi tentang kemungkinan lolosnya RUU pajak oleh parlemen Amerika Serikat (AS).
Sementara dolar merosot karena para pedagang kurang optimis mengenai dampak ekonomi saat pemberlakuan RUU tersebut.
Melansir laman Reuters, Selasa (19/12/2017), indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sementara saham Australia naik 0,4 persen, KOSPI Korea Selatan menguat 0,6 persen dan Nikkei Jepang meningkat 0,2 persen.
Advertisement
Baca Juga
Wall Street mencapai rekor tertinggi dipicu meningkatnya optimisme tentang penurunan tingkat pajak perusahaan yang lebih rendah akan dikabulkan parlemen.
Pasar global ikut terpukul dalam beberapa pekan terakhir, disebabkan munculnya harapan tentang kemampuan Presiden Donald Trump untuk meloloskan kebijakannya.
RUU Pajak akan memotong tingkat pajak perusahaan AS menjadi 21 persen dari 35 persen, dimana investor bertaruh kebijakan ini bisa mendongkrak keuntungan dan juga memicu pembelian kembali saham dan pembayaran dividen yang lebih tinggi.
"Sementara pasar sudah membebani pemotongan pajak perusahaan sebagian besar, ini memang memberi keuntungan bagi perusahaan AS. Tren kenaikan ekuitas yang lebih luas yang dipimpin pasar AS terlihat berlanjut untuk sementara waktu," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pasar Mata Uang
Di pasar mata uang, indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya sedikit berubah ke posisi 93,705, melemah 0,25 persen. Pedagang mempertanyakan dampak ekonomi secara keseluruhan dengan adanya kebijakan pajak yang baru.
Dolar juga dibatasi keraguan bahwa reformasi pajak tidak akan memicu pemulangan kembali dana yang cukup besar ke Amerika Serikat seperti yang diharapkan.
"Rencana RUU untuk memotong tarif pajak untuk pemulangan keuntungan luar negeri akan menjadi ukuran permanen, bukan yang sementara. Oleh karena itu, perusahaan tidak akan merasa bergegas untuk mengembalikan dana ke AS, yang berarti lebih sedikit dukungan untuk dolar, "kata Ichikawa di Sumitomo Mitsui Asset Management.
Sementara nilai tukar Euro stabil di posisi US$ 1,1783 setelah naik 0,3 persen hari sebelumnya. Dolar stabil di 112,615 terhadap yen setelah kembali dari posisi 112,840 semalam.
Di komoditas, harga minyak naik tipis, didukung penghentian operasi pipa Laut Utara dan pemogokan pekerja di Nigeria. Harga minyak mentah AS naik 0,2 persen menjadi $ 57,28 per barel.
Advertisement