Wall Street Melonjak Terdorong Saham Energi dan Keuangan

Sektor energi bergerak cukup buruk sepanjang tahun ini dengan mengalami pelemahan 4,2 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Des 2017, 05:15 WIB
Diterbitkan 22 Des 2017, 05:15 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), dengan penguatan tiga indeks utama. Pendorong utama penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah saham-saham di sektor energi dan keuangan.

Mengutip Reuters, Jumat (22/12/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 55,64 poin atau 0,23 persen menjadi 24.782,29. Untuk S&P 500 menguat 5,32 poin atau 0,20 persen menjadi 2.684,57. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 4,40 poin atau 0,06 persen menjadi 6.965,36.

Sektor energi dan keuangan memimpin penguatan di antara 11 sektor lainnya di S&P 500. Sektor keuangan telah naik 21 persen sepanjang tahun ini. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks acuan S&P 500 yang ada di angka 20 persen.

Sebaliknya, sektor energi bergerak cukup buruk sepanjang tahun ini dengan mengalami pelemahan 4,2 persen.

"Tetapi pada hari-hari terakhir di 2017, sektor energi justru mengalami peningkatan yang signifikan," jelas analis Oppenheimer Asset Management di New York, John Stoltzfus.

"Secara khusus, peningkatan saham-saham di sektor energi ini karena pengaruh di luar AS dan juga kenaikan permintaan akan impor minyak," tambah dia.

Saham Chevron melonjak 3,3 persen pada perdagangan Kamis. Sebelumnya saham tersebut menyentuh rekor tinggi di US$ 125,35, setelah broker Cowen & Co menaikkan target harga sahamnya hampir sepertiga menjadi US$ 160.

Sentimen pendorong Wall Street lainnya adalah kemajuan perundingan reformasi perpajakan AS.

"Masih ada efek usai reformasi pajak diloloskan," jelas presiden direktur Robert W. Baird di Milwaukee, Michael Antonelli. "Saya rasa pasar cukup optimistis untuk tahun depan" lanjut dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Reformasi Pajak Disetujui

Ilustrasi Pajak
Ilustrasi Pajak (iStockphoto)​

Sebelumnya, anggota parlemen dari Partai Republik bergabung dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu waktu setempat untuk merayakan pencapaian kemenangan legislatif terbesar. Ini usai persetujuan kongres terkait perombakan sistem pajak AS yang berjalan lebih dari 30 tahun.

"Ini selalu menyenangkan jika Anda menang," ujar Trump saat berada di Gedung Putih, seperti dikutip dari laman CNN, Kamis (21/12/2017).

Pernyataan itu disampaikan usai apresiasi Trump ke Pimpinan Senat Mitch McConnell dan DPR Paul Ryan. Donald Trump menuturkan kalau paket reformasi pajak tersebut merupakan janji kampanye utamanya saat proses pemilihan presiden.

"Ini benar-benar sederhana. Ketika Anda pikir belum pernah mendengar ungkapan ini membuat Amerika Serikat hebat lagi," ujar dia.

Pada Rabu pagi waktu setempat, rancangan undang-undang (RUU) pajak diluluskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan hasil voting 224-201 tanpa dukungan partai Demokrat. Trump akan segera menandatangani RUU tersebut yang diperkirakan pada pekan ini.

Dalam pemungutan suara Rabu pagi, Senat menyetujui versi terakhir perombakan pajak AS. Sebelumnya, pada Selasa DPR mengeluarkan UU itu, tapi ada perubahan teknis di senat.

Berdasarkan jajak pendapat, sekitar 55 persen orang AS menentang rencana reformasi pajak AS itu. Hanya 33 persen yang setuju reformasi pajak AS tersebut.

Adanya RUU pajak akan mengurangi beban pajak perusahaan dan bukan kelas menengah. Tingkat pajak perusahaan akan turun dari 35 persen menjadi 21 persen. RUU pajak ini akan pengaruhi ekonomi AS dan masyarakat. Namun, hal itu diperkirakan hanya untungkan perusahaan dan pemilik bisnis. Meski demikian, ada juga manfaat pajak bagi individu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya