Kenaikan Saham Apple Jadi Pendongkrak Wall Street

Kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga, bersama dengan ketegangan geopolitik, telah membayangi musim pendapatan dan mempengaruhi Wall Street.

oleh Nurmayanti diperbarui 08 Mei 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta), didorong kenaikan saham Apple dan lonjakan harga minyak yang mencapai posisi tertinggi sejak 2014.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,39 persen menjadi 24.357,32, sementara S&P 500 naik 0,35 persen menjadi 2.672,63. Sebelumnya, S & P 500 naik sebanyak 0,75 persen.

Adapun Nasdaq Composite bertambah 0,77 persen menjadi 7.265,21. Tujuh dari 11 sektor pada indeks utama S & P naik, dengan indeks teknologi meningkat 0,79 persen.

Indeks energi S & P berakhir 0,18 persen lebih tinggi, setelah Presiden AS Donald Trump melalui twitter miliknya menyatakan jika ia akan mengumumkan keputusan tentang apakah akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, pada Selasa ini.

Trump telah mengancam akan menarik diri dari perjanjian, yang memberi Iran bantuan dari sanksi dalam pertukaran untuk membatasi kapasitas pengayaan uraniumnya, kecuali dilakukan penandatangan oleh Eropa untuk memperbaiki apa yang ia sebut menjadi kekurangan.

Adapun saham energi melaju pada awal sesi dipicu adanya masalah bagi perusahaan minyak Venezuela PDVSA dan dibayangi keputusan apakah AS akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

“Telah dilakukan antisipasi terkait harga minyak, untuk mengantisipasi pengumuman dari Trump. Orang-orang dituntun untuk mengantisipasi yang terburuk,” kata Keith Lerner, Kepala Strategi Pasar SunTrust Advisory Services di Atlanta.

Pasar kali ini juga didorong kenaikan saham Apple yang bertambah 0,72 persen. Ini memperpanjang kenaikan karena adanya berita jika Berkshire Hathaway pada hari Jumat telah meningkatkan sahamnya pada produsen pembuat iPhone tersebut.

Warren Buffett mengatakan kepada CNBC pada hari Senin, "Saya ingin memiliki 100 persen dari itu (Saham Apple)."

“Dia mengambil posisi yang terlalu besar di Apple, yang meyakinkan banyak orang,” kata Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Wealth Advisors di Chicago.

Laporan Keuangan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga, bersama dengan ketegangan geopolitik, telah membayangi musim pendapatan yang solid, yang berada di jalur untuk mencatat kuartal terbaiknya dalam tujuh tahun.

Hampir 80 persen dari 417 perusahaan pada indeks S & P 500 telah melaporkan kinerjanya dan mencatatkan laba yang melampaui perkiraan, menurut Thomson Reuters. Angka itu jauh di atas rata-rata jangka panjang 64 persen dan rata-rata 75 persen selama empat kuartal terakhir.

Tiga perempat perusahaan telah melaporkan pendapatan di atas ekspektasi, dibandingkan dengan 60 persen pada kuartal biasa. Itu menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengembangkan bisnis mereka, dan tidak hanya mendapatkan manfaat dari pemotongan pajak dalam perusahaan yang diperkenalkan tahun ini.

 Pada perdagangan kali ini, volume di bursa AS mencapai 6,1 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan 6,6 miliar rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya