Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 5,25 Persen, IHSG Menguat 131,91 Poin

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/6/2018), IHSG naik 131,91 poin atau 2,33 persen ke posisi 5.799,23.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jun 2018, 16:24 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 16:24 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak perkasa menjelang akhir pekan ini. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau 7 days reverse repo rate menjadi 5,25 persen memberi sentimen positif ke IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/6/2018), IHSG naik 131,91 poin atau 2,33 persen ke posisi 5.799,23. Indeks saham LQ45 mendaki 3,17 persen ke posisi 908,96. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau. Sebanyak 219 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 181 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 103 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 432.394 kali dengan volume perdagangan 342,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 409,72 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.312.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 0,01 persen. Sektor saham industri dasar naik 3,17 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang menanjak 2,85 persen dan sektor saham keuangan menguat 2,6 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham IIKP naik 21,74 persen ke posisi Rp 280 per saham, saham BUMI melonjak 13 persen ke posisi Rp 226 per saham, dan saham PGAS menanjak 9,62 persen ke posisi Rp 1.995 per saham.

Saham-saham yang menekan antara lain saham SWAT susut 21,77 persen ke posisi Rp 442 per saham, saham INDR tergelincir 14,29 persen ke posisi Rp 6.450 per saham, dan saham INAF susut 10,55 persen ke posisi Rp 3.900 per saham.

Bursa Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Thailand turun 0,62 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,61 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,51 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai menanjak 2,17 persen, indeks saham Singapura menguat 0,34 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 1,71 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG menguat secara teknikal. Selain itu, pelaku pasar juga euforia terhadap hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau 7-day repo rate 50 basis poin.

Hal tersebut diyakini akan memberikan katalis positif bagi stabilitas rupiah dalam hadapi tantangan eksternal yang begitu komplek antara lain rencana kenaikan suku bunga the Federal Reserve serta sentimen perang dagang makin meluas.

“Sementara itu, pergantian direksi baru BEI juga direspons positif oleh pelaku pasar,” kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

Rupiah dan IHSG Positif Usai BI Dongkrak Suku Bunga Acuan

20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap terus bertahan di zona hijau usai pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada Jumat 29 Juni 2018. Demikian juga pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Pada pukul 14.28 WIB, IHSGnaik 1,12 persen atau 63,28 poin ke posisi 5.728,32. Penguatan IHSG berlanjut pada pukul 15.00 WIB, IHSG naik 67,84 poin atau 1,2 persen ke posisi 5.733,99. Indeks saham LQ45 menguat 2,02 persen ke posisi 898,77. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 176 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 202 saham melemah dan 91 saham diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.736,55 dan terendah 5.682,65. Transaksi perdagangan saham cukup ramai dengan total frekuensi perdagangan saham 335.126 kali dengan volume perdagangan 339,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,8 triliun.

Investor asing beli saham Rp 409,72 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.312.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menguat. Sektor saham barang konsumsi naik 1,81 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham tambang mendaki 1,79 persen dan sektor saham keuangan menanjak 1,51 persen.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi 14.404 pada Jumat 29 Juni 2018. Rupiah melemah 133 poin dari periode perdagangan 28 Juni 2018 di kisaran 14.271.

Kemudian rupiah bergerak di kisaran 14.312 per dolar AS pada pukul 15.08 WIB.

Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate sebesar 50 basis poin atau bps menjadi 5,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan itu diputuskan usai dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan pada 28-29 Juni 2018. Selain kenaikan suku bunga acuan menjadi 5,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen. Suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi enam persen. Hal itu berlaku efektif sejak 29 Juni 2018.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan, keputusan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah BI untuk secara pre-emptive, front loading dan ahead of the curve menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Kebijakan tersebut tetap ditopang dengan kebijakan intervensi ganda di pasar valas dan surat berharga negara (SBN) serta operasi moneter untuk menjaga likuiditas terutama rupiah dan pasar swap antarbank.

“BI meyakini sejumlah kebijakan yang ditempuh tersebut dapat memperkuat stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry, Jumat (29/6/2018).

Ia menuturkan, BI akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian domestik maupun global untuk memperkuat respons bauran kebijakan yang perlu ditempuh.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya