Liputan6.com, New York Wall Street berakhir bervariasi dipicu kenaikan saham Intel dan perusahaan real estate yang mengimbangi penurunan saham Facebook, setelah jaringan media sosial tersebut mengungkapkan pelanggaran keamanan.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir 0,07 persen lebih tinggi ke posisi 26.458,31 poin. Sedangkan S & P 500 turun 0,02 poin ke posisi 2,913.98. Sementara Nasdaq Composite bertambah 0,05 persen menjadi 8.046,35.
Indeks S&P 500 telah turun 0,5 persen untuk minggu ini, tetapi naik 7,2 persen untuk kuartal ketiga persen. Ini merupakan kinerja kuartalan terbaik sejak kuartal keempat 2013.
Advertisement
Baca Juga
Pasar kali ini dibayangi penurunan saham Facebook Inc (FB.O) yang merosot 2,59 persen. Ini setelah perusahaan mengatakan pihaknya menemukan masalah keamanan yang mempengaruhi sekitar 50 juta akun. Kerugiannya membebani lebih dari saham lain pada indeks S&P 500.
Namun pasar tertolong saham Intel (INTC.O) yang melonjak 3,08 persen. Ini merupakan dorongan terbesar pada tiga indeks utama setelah pembuat chip itu mengatakan optimis akan memenuhi target pendapatan setahun penuh.
Di sisi lain, Pemerintahan baru Italia mengusulkan anggaran 2019 dengan defisit tiga kali lebih besar dari target sebelumnya. Hal ini memicu aksi jual di pasar saham Eropa dan penurunan hasil Treasury AS karena beberapa investor mengalihkan fokus mereka ke Amerika Serikat.
"Italia membebani pikiran orang-orang tentang ke mana mereka ingin berada," kata Thomas Martin, Manajer Portofolio Senior Globalt Investments di Atlanta.
Hal yang menolong sentimen adalah data Departemen Perdagangan yang menunjukkan belanja konsumen terus naik pada bulan Agustus. Sementara inflasi tetap 2 persen sesuai target.
"Tema hari ini adalah kelanjutan dari angka ekonomi yang solid, karena investor membuat posisi yang nyaman menjelang kuartal berikutnya," kata Kate Warne, Kepala dan Ahli Strategi investasi di Edward Jones di Des Peres, Missouri.
Seiring berakhirnya kuartal ketiga, investor akan mulai fokus pada laporan keuangan perusahaan yang akan keluar dalam beberapa minggu ke depan.
Pada perdagangan kali ini, volume perdagangan di bursa AS mencapai 7,0 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan 6,8 miliar rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
Wall Street Sebelumnya
Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakart) terdorong kenaikan saham Apple, Alphabet dan Facebook. Kepercayaan Federal Reserve AS terhadap kekuatan ekonomi AS setelah menaikkan suku untuk ketiga kalinya pada tahun ini ikut menjadi pendorong.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,21 persen menjadi 26.439,93 poin. Sementara indeks S&P 500 naik 0,28 persen menjadi 2.914. Dan Nasdaq Composite bertambah 0,65 persen menjadi 8.041,97.
Delapan dari 11 sektor saham tercatat naik, dengan sektor layanan komunikasi pada indeks S&P 500 melompat 0,80 persen. Tercatat saham Alphabet naik 1,20 persen dan Facebook naik 1,13 persen. keduanya yang mendorong naik indeks S&P 500.
Baca Juga
Saham Amazon.com naik 1,93 persen setelah muncul komentar optimis dari broker Stifel tentang bisnis ritel, awan, dan periklanan perusahaan.
Saham Apple naik 2,05 persen setelah JPMorgan menyebut saham perusahaan dengan peringkat "overweight", mengutip langkah pembuat iPhone yang lebih cepat dari perkiraan pada bisnis layanan.
Kemudian adanya kenaikan suku bunga pada hari Rabu oleh The Fed. Bank Sentral meninggalkan pandangan kebijakan moneter untuk tahun-tahun mendatang sebagian besar tidak berubah.
Wall Sttreet sempat ditutup lebih rendah setelah kenaikan suku bunga, tetapi pada Kamis beberapa investor kembali fokus pada kepercayaan bank sentral dalam pertumbuhan ekonomi AS.
“Pernyataan The Fed pada dasarnya adalah lampu hijau bagi perekonomian. Ini adalah konfirmasi bahwa ekonomi AS adalah pemain terbaik bagi investor global,” kata Jeffrey Kravetz, Direktur Investasi Regional US Bank.
Hal lain yang menjadi sentimen adalah adanya pandangan baik yang tertuang dalam data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua mencapai laju tercepat dalam hampir empat tahun seperti perkiraan sebelumnya.
Sementara indeks material pada S&P 500 merosot 0,97 persen, dan indeks utilitas bertambah 0,96 persen.
Saham yang harus menuai kerugian adalah milik Accenture, yang turun 1,69 persen. Ini setelah laba perusahaan jatuh jauh dari perkiraan analis.
Demikian pula saham operator kapal pesiar Carnival Corp jatuh 4,84 persen setelah perkiraan kuartal keempatnya meleset dari perkiraan.
Adapun volume perdangan di Bursa AS mencapai 6,2 miliar saham, dibandingkan dengan 6,8 miliar rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
Advertisement