Wall Street Naik Tipis Dibayangi Soal Brexit

Setelah sempat memerah, delapan dari 11 sektor indeks S&P utama akhirnya ditutup lebih tinggi.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Des 2018, 05:08 WIB
Diterbitkan 11 Des 2018, 05:08 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street berakhir sedikit lebih tinggi terdorong saham teknologi, di tengah kejatuhan saham bank. Pendorong lain ketidakpastian terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa  (Brexit) membuat investor gelisah tentang kondisi pertumbuhan global.

Melansir laman Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 34,31 poin, atau 0,14 persen, menjadi 24.423,26. Sementara indeks S & P 500 naik 4,64 poin, atau 0,18 persen, menjadi 2.637,72 dan Nasdaq Composite menambahkan 51,27 poin, atau 0,74 persen, menjadi 7.020,52.

Setelah sempat memerah, delapan dari 11 sektor indeks S&P utama akhirnya ditutup lebih tinggi. Sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 1,4 persen diikuti dengan peningkatan 0,8 persen di sektor komunikasi.

Sementara saham energi susut 1,6 persen, menjadi yang terbesar di antara 11 sektor indeks S & P seiring kejatuhan harga minyak. Tetapi saham Apple Inc muncul untuk menghibur investor di sektor teknologi.

Adapun saham Apple Inc ditutup naik 0,7 persen mejadi USD 169,60 setelah mencapai posisi rendah USD 163,33 pada hari sebelumnya.

Usai indeks S & P mendekati 2018 rendah yang dicapai pada 8 Februari - algoritma perdagangan muncul dengan sinyal beli, menurut ahli strategi.

“Sepertinya kami telah menemukan dukungan sementara di level tersebut. Ini mungkin menjelaskan sedikit pembalikan, ”kata David Joy, Kepala Strategi Pasar Ameriprise. 

 

 

Saham Keuangan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Selain kejatuhan saham teknologi, kondisi serupa terjadi pada saham keuangan yang turun 1,4 persen. Para investor khawatir tentang dampak pada perlambatan pertumbuhan global dan suku bunga pada bank. Subsektor bank yang sensitif terhadap suku bunga jatuh 2,3 persen.

"Apa yang dilakukan investor bank adalah melihat ke depan pada apa yang akan dilakukan orang-orang untuk encore sejauh pertumbuhan pendapatan berjalan," kata Analis Sandler O`Neill, Jeffery Harte.

Wall Street kali ini dibayangi soal Brexit. Perdana Menteri Inggris Theresa May kerut ketidakpastian global bertabah seiring penundaan suara yang direncanakan di parlemen berkaitan dengan kesepakatan Brexit. "Itu menambah kebingungan politik yang membebani pasar secara global," kata Joy.

Volume di bursa AS kali ini mencapai 8,40 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 8,01 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya