IHSG Melemah Terbatas Imbas Bursa Global Tertekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Apr 2019, 09:15 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 09:15 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Rabu pekan ini. Tekanan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia dan global merosot.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (10/4/2019), IHSG turun 7,56 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.476,78.

Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG tergelincir 13,78 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.470,56. Indeks saham LQ45 susut 0,35 persen ke posisi 1.020,71. Sebagian besar indeks saham acuan tergelincir.

Sebanyak 92 saham melemah dan 67 saham menguat. 98 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.478,16 dan terendah 6.462,11.

Total frekuensi perdagangan saham 13.203 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 388,6 miliar. Investor asing jual saham Rp 2,67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.155.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham infrastruktur susut 1,02 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 0,57 persen dan sektor saham aneka industri merosot 0,51 persen.

Saham pendatang baru MTPS melonjak 50 persen ke posisi Rp 480 per saham, saham MFMI mendaki 20,69 persen ke posisi Rp 700 per saham, dan saham GHON menanjak 16,79 persen ke posisi Rp 1.600 per saham.

Sedangkan sektor saham yang melemah antara lain saham BSSR turun 5,16 persen ke posisi Rp 2.020 per saham, saham SRTG merosot 4 persen ke posisi Rp 3.600 per saham, dan saham IMJS susut 3,57 persen ke posisi Rp 635 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,70 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,27 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,73 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai melemah 0,87 persen, indeks saham Singapura turun 0,05 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,27 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Prediksi Analis

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali menguat dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.447-6.502

Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap mengatakan, penguatan IHSG dikonfirmasikan oleh IHSG berhasil menguji weighted average Bollinger band.

Oleh karena itu, menurutnya IHSG akan kembali bergerak ke zona hijau pada kisaran 6.447-6.502.

"Untuk selanjutnya, pelaku pasar mencermati perundingan perdagangan AS-China yang semakin dekat dengan kesepakatan perdagangan," tuturnya di Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Menambahkan, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG akan rebound dalam jangka pendek di rentang 6415-6500.

Adapun pada hari ini ia merekomendasikan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Kemudian Juan memilih saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

 

Perdagangan Kemarin

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal ini ditopang aksi beli investor asing di pasar regular.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 9 April 2019, IHSG menguat 58,61 poin atau 0,91 persen ke posisi 6.484,34. Indeks saham LQ45 mendaki 0,89 persen ke posisi 1.024,35. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 243 saham menguat sehingga mendukung penguatan IHSG. 156 saham melemah dan 126 saham diam di tempat.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.484,39 dan terendah 6.429,53.

Total frekuensi perdagangan saham 431.886 kali dengan volume perdagangan 15,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 517,01 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.133.

10 sektor saham menguat sehingga mendukung penguatan IHSG. Sektor saham aneka industri naik 1,77 persen, dan bukukan penguatan terbesar.

Disusul sektor saham konstruksi menanjak 1,54 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 1,34 persen.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham RAJA mendaki 25 persen ke posisi Rp 300 per saham, saham DUTI melonjak 17,45 persen ke posisi Rp 6.900 per saham, dan saham BNLI menguat 10 persen ke posisi Rp 990 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham RODA turun 24,73 persen ke posisi Rp 414 per saham, saham APII tergelincir 20,61 persen ke posisi Rp 181 per saham, dan saham GLOB terpangkas 12,61 persen ke posisi Rp 402 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Shanghai susut 0,16 persen. Sementara itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,27 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,13 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,19 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand mendaki 0,71 persen, indeks saham Singapura bertambah 0,31 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,47 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan IHSG relatif menguat di tengah sentimen negatif dari global ketidakpastian Brexit dan negosiasi dagang a lot antara Amerika Serikat dan China.

"Kenaikan cadangan devisa Indonesia dari USD 123,3 miliar menjadi USD 124,5 miliar turut memberikan sentimen positif bagi penguatan indeks saham," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya