S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi karena Laporan Keuangan yang Membaik

Banyak hal yang mendorong penguatan S&P 500 tetapi utamanya adalah kinerja dari perusahaan yang masuk dalam daftar indeks tersebut.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Apr 2019, 05:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 05:30 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street mampu ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan rekor tertinggi.

Pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut karena serangkaian laporan kinerja emiten yang mampu membukukan hasil lebih baik dibanding perkiraan sehingga meredakan kekhawatiran mengenai perlambatan.

Mengutip Reuters, Rabu (24/4/2019), Dow Jones Industrial Average naik 145,34 poin atau 0,55 persen menjadi 26.656,39. Untuk S&P 500 naik 25,71 poin atau 0,88 persen menjadi 2.933,68. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 105,56 poin atau 1,32 persen menjadi 8.120,82.

Dalam perdagangan Selasa, indeks acuan utama akhirnya mampu menghapus semua kerugian yang dicetak pada akhir 2018 dan mengakhiri perdagangan dengan mencetak rekor tertinggi sebelumnya yang pernah dicapai pada 20 September 2018.

S&P 500 telah menguat 17 persen sepanjang tahun ini yang salah satunya terdorong sentimen yang dihembuskan oleh Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang memberikan pandangan dovish. Selain itu, harapan titik temu perang dagang AS dengan China juga menjadi pendorong kenaikan Wall Street.

Dan tentu saja, yang utama adalah kinerja emiten yang membuktikan bahwa di awal tahun ini mampu membukukan kinerja yang baik. Pada kuarta I 2019 ini, pendapatan beberapa emiten mampu mengalahkan prediksi dari para analis dengan berada di atas yang diperkirakan.

"Banyak hal yang mendorong penguatan S&P 500 tetapi utamanya adalah kinerja dari perusahaan," jelas analis Cherry Lane Investments, Rick Meckler.

Ia berharap bahwa beberapa perusahaan yang belum mengumumkan kinerja juga bakal memiliki performa yang baik dibandingkan perusahaan yang telah mengeluarkan laporan kinerja.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Membalikkan Prediksi

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Jika melihat prediksi para analis di akhir tahun lalu atau di awal tahun ini, sebagian mengatakan bahwa Wall Street akan mengalami tekanan dan bahkan bisa mengalami kontraksi pendapatan untuk pertama kalinya sejak 2016. Namun ternyata jika melihat laporan sejak awal April, perkiraan tersebut tak terbukti.

Amazon.com Inc, yang akan melaporkan hasil akhir pekan ini, sahamnya naik 2,2 persen, memberikan dorongan terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq.

Sepuluh dari 11 sektor pembentuk indeks S&P 500 mampu berlabauh di zona hijau, dengan rebound dialami oleh sektor perawatan dan kesehatan yang naik 1,6 persen. Sektor ini memberikan dorongan terbesar.

Namun kebalikannya, sektor layanan kesehatan telah mengalami penurunan 6,7 persen dalam dua minggu terakhir karena masalah kebijakan pemerintah AS.

 

Rincian Saham

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham Twitter Inc melonjak 15,6 persen setelah perusahaan media sosial itu membukukan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dan peningkatan mengejutkan dalam pengguna aktif bulanan.

Saham Hasbro Inc naik 14,2 persen setelah perusahaan pembuat mainan tersebut melaporkan laba kuartalan yang mengejutkan.

Saham Coca-Cola naik 1,7 persen setelah perkiraan penjualan kuartalnya membaik, sebagian dibantu oleh permintaan yang kuat untuk produk Coke Zero.

Saham Lockheed Martin melonjak 5,7 persen setelah melaporkan hasil kuartalan yang optimistis dan mengangkat perkiraan laba setahun penuh pada permintaan yang kuat untuk rudal dan jet tempur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya