Perang Dagang Bikin IHSG Merosot 79,12 Poin

Aksi jual investor asing mencapai Rp 496,69 miliar pada sesi pertama sehingga tekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mei 2019, 12:31 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2019, 12:31 WIB
Awal 2019 IHSG
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah selama sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini.

Sentimen eksternal terutama ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang meningkat menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (14/5/2019), IHSG merosot 79,12 poin atau 1,29 persen ke posisi 6.056,27. Level tersebut terendah sejak 30 November 2018. Indeks saham LQ45 melemah 1,49 persen ke posisi 946,58. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 261 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. 120 saham diam di tempat dan 89 saham menguat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.090,69 dan terendah 6.033,61.

Total frekuensi perdagangan saham 240.340 kali dengan volume perdagangan 9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4 triliun. Investor asing beli saham Rp 496,69 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.450.

10 sektor saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sektor saham industri dasar susut 2,42 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor manufaktur merosot 1,63 persen dan sektor saham pertanian turun 1,51 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan di tengah tekanan IHSG antara lain saham POSA naik 24,68 persen ke posisi Rp 394 per saham, saham APEX naik 21,64 persen ke posisi Rp 815 per saham, dan saham FIRE mendaki 19,71 persen ke posisi Rp 8.200 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham VINS merosot 18,75 persen ke posisi Rp 104 per saham, saham KBLV terpangkas 16,28 persen ke posisi Rp 360 per saham, dan saham TBIG susut 9,19 persen ke posisi Rp 3.260 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar terpangkas kecuali indeks saham Shanghai naik 0,10 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 1,35 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,02 persen.

Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,65 persen, indeks saham Thailand melemah 0,38 persen, indeks saham Singapura merosot 0,85 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,42 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kata Analis

Awal 2019 IHSG
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT Binartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, masih minimnya sentimen positif dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari perang dagang antara AS dengan China turut memberikan efek kepada pelemahan IHSG.

Selain itu, ia menilai, kalau tekanan IHSG masih wajar ini mengingat berlakunya pepatah sell in may and go away.

Nafan menuturkan, kondisi saat ini dapat mendorong pelaku pasar untuk akumulasi beli dengan catatan bila sentimen positif tiba. Ia prediksi, IHSG dapat kembali positif dengan didukung stabilitas fundamental domestik yang inklusif dan berkesinambungan.

“Secara teknikal, IHSG sudah sangat oversold,” kata Nafan.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga menanti rilis data neraca perdagangan April 2019. Bila hasilnya di atas konsensus pasar akan menjadi sentimen positif untuk IHSG. Adapun untuk sektor saham pilihannya antara lain sektor saham tambang, aneka industri, konsumer, properti, infrastruktur, keuangan dan jasa yang dapat dicermati pelaku pasar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya