Kekhawatiran Virus Corona Bawa Wall Street Tergelincir

Pasar saham bereaksi usai Trump memperingatkan warga Amerika tentang kondisi negaranya dalam dua pekan ke depan.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Apr 2020, 06:45 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 06:45 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta Wall street melemah dengan 3 indeks utama turun lebih dari 4 persen, usai muncul peringatan dari Presiden Donald Trump mengenai kemunginan jumlah kematian di Amerika Serikat, imbas wabah Virus Corona. Hal ini membuat investor lari.

Melansir laman Nasdaq, Kamis (2/4/2020), indeks Dow Jones Industrial Average .JJI turun 973,65 poin, atau 4,44 persen menjadi 20.943,51. 

Adapun indeks S&P 500 .SPX kehilangan 114,09 poin, atau 4,41 persen menjadi 2.470,5 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 339,52 poin, atau 4,41 persen menjadi 7.360,58.

Pasar saham bereaksi usai Trump memperingatkan warga Amerika tentang kondisi negaranya dalam dua pekan ke depan. Pejabat kesehatan menyoroti prediksi tentang lompatan besar dalam kematian terkait virus.

Data ekonomi tidak banyak mengangkat mood di pasar. Sementara aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi kurang dari harapan pada bulan Maret, pesanan baru yang diterima pabrik turun ke level terendah dalam 11 tahun.

"Dengan komentar dari Presiden Trump dan Cuomo yang mengatakan ini akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, para investor menyadari bahwa virus akan bersama kita lebih lama dari yang mereka perkirakan," kata Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer Independent Advisor Alliance, Charlotte, NC.

 

Resesi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Dia mengatakan, semakin lama ekonomi perlu untuk dimulai kembali dan semakin lama pendapatan perusahaan akan kembali.

Saham perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan akan memasuki resesi pada tahun ini, jatuh 4,3 persen pada kuartal pertama dan 10,9 persen pada kuartal kedua, menurut perkiraan terbaru Refinitiv.

Saham maskapai penerbangan dan operator kapal pesiar berada di antara penghambat terbesar S&P, dengan United Airlines (UAL.O) turun 18,7 persen dan Carnival Corp (CCL.N) jatuh 33 persen.

Di bursa AS, 12,29 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 15,81 miliar dalam 20 sesi terakhir. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya