Analis Prediksi Harga Nikel Berpotensi Menguat

Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, kenaikan harga nikel masih bisa terjadi karena kebutuhan masyarakat akan energi baru.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Jan 2021, 16:42 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 16:42 WIB
Harga Nikel Naik 28 Persen, Ini Strategi Antam Agar Kompetitif
Nikel lagi-lagi mencatatkan trend kenaikan harga yang positif selama tahun 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Terus merangkak naik, harga nikel saat ini mencapai USD 17.929 per ton menurut data London Metal Exchange (LME). Angka tersebut mengalami kenaikan hingga 8,4 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, kenaikan harga nikel masih bisa terjadi karena kebutuhan masyarakat akan energi baru. Tak hanya baterai kendaraan listrik, tetapi juga kebutuhan rumah tangga.

"Nikel ini bukan hanya sekadar baterai mobil saja, bisa juga untuk rumah, jadi bisa terus berkembang," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (8/1/2021).

Selain itu,  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan realisasi investasi di sektor industri manufaktur pada 2021 bisa mencapai Rp 323,56 triliun.

Perhatian khusus juga diberikan bagi sektor industri otomotif yang diperkirakan semakin kuat berkat program kendaraan listrik yang dicanangkan pemerintah.

"Otomotif pasti jadi kekuatan kita, apalagi kita dorong kendaraan bermotor berbasis baterai dan listrik di mana kita ada bahan baku nikel besar," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, akhir tahun lalu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham INCO dan ANTM

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terus meningkatnya harga nikel juga membuat saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami kenaikan signifikan.

Saham ANTM melonjak 34,37 persen ke posisi Rp 2.600 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 510.962 kali dengan nilai transaksi Rp 11,1 triliun pada periode 4-7 Januari 2021.

Sementara itu, saham INCO mendaki 28,92 persen ke posisi Rp 6.575 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,8 triliun. Total frekuensi perdagangan 92.170 kali dengan nilai transaksi Rp 1,8 triliun.

Akan tetapi, menjelang akhir pekan, saham INCO justru melemah 1,14 persen ke posisi Rp 6.500 per saham. Saham INCO sempat berada di level tertinggi 7.000 dan terendah Rp 6.475 per saham. Nilai transaksi Rp 599,8 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya