Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal sesi perdagangan saham Jumat, (5/2/2021). IHSG melemah setelah rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 yang alami kontraksi 2,07 persen.
Mengutip data RTI pukul 09.24 WIB, IHSG sempat berada di zona merah. IHSG melemah 0,12 persen ke posisi 6.099. Indeks saham LQ45 turun 0,23 persen ke posisi 947,18. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX menguat. Kemudian pukul 09.25 WIB, ISHG bergerak di zona hijau dengan menguat 0,09 persen ke posisi 6.113.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG di level tertinggi 6.149,97 dan teredah 6.090,98. Sebanyak 180 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 185 saham melemah membuat IHSG tertahan penguatannya. 168 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 238.977 kali dengan volume perdagangan 2,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 48,43 miliar.
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham perdagangan naik 0,76 persen. Diikuti sektor tambang menguat 0,66 persen dan sektor saham pertanian menanjak 0,74 persen.
Saham-saham yang menguat tajam atau top gainers antara lain saham BANK naik 24,84 persen ke posisi Rp 392 per saham, saham UFOE menguat 24,84 persen ke posisi Rp 382 per saham, saham PURI melonjak 24,60 persen ke posisi Rp 466 per saham, dan saham DCII naik 22,92 persen ke posisi Rp 590 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham FORU turun 7 persen, saham CTBN merosot 6,96 persen, saham SAPX merosot sebesar 6,94 persen dan saham DGNS tersungkur 6,92 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 2,07 Persen
Gerak IHSG di dua zona ini seiring Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 alami konstraksi 2,07 persen. Sementara itu, pada kuartal IV 2020, pertumbuhan ekonomi kontraksi 0,42 persen dan secara year on year konstraksi 2,19 persen.
"Pertumbuhan ekonomi secara q to q mengalami kontraksi sebesar 0,42 persen dan pertumbuhan ekonomi y on y dibanding 2019 kontraksi 2,19 persen. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 mencapai kontraksi 2,07 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam rilis Pertumbuhan Ekonomi secara daring, Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Advertisement