IHSG Rawan Koreksi, Cek Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.088-6.298 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Mar 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 06:30 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih lanjutkan koreksi pada perdagangan saham Kamis, (25/3/2021).

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, gelombangan tekanan dalam pergerakan IHSG masih terlihat belum akan berakhir. Ia menuturkan, level support tertekan bakal kembali diuji. Namun, fundamental ekonomi yang kuat, IHSG berpeluang untuk menguat secara teknikal.

“Jika terjadi koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek,” ujar dia dalam catatannya.

William prediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 6.088-6.298 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Hal senada dikatakan Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas. Ia menuturkan,  IHSG masih berpotensi melemah pada perdagangan saham Kamis, 25 Maret 2021. IHSG berpotensi ke level support 6.069.

“Jika IHSG tidak mampu kembali ke atas level 6.167, indeks bisa lanjut turun ke next support 6.069. Untuk skenario bullish jika indeks mampu bullish, jika indeks mampu bullish candle dan kembali ke atas 6.167, ada potensi menguat ke resistance terdekat di 6.225,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin pekan ini.

Sukarno mengatakan, saat ini masih minim sentimen positif sehingga menekan IHSG. Akan tetapi, ada potensi IHSG menguat.

Pada penutupan perdagangan saham, 24 Maret 2021, IHSG turun 1,54 persen ke posisi 6.156,14. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.239,54 dan terendah 6.143,38.

Sukarno menuturkan, pelemahan IHSG dipicu sejumlah faktor. IHSG turun dipicu sentimen negatif karena kekhawatiran baru atas pandemi COVID-19.

“Di Eropa, beberapa negara termasuk Jerman, Prancis, dan Belanda memperpanjang lockdown dan memberlakukan pembatasan perjalanan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sentimen global lainnya juga didorong bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang melemah karena ada potensi gelombang ketiga dari penyebaran COVID-19.

Selain itu, Sukarno menuturkan, pemerintah prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 kembali minus juga menekan IHSG. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memprediksi Indonesia masih terjebak dalam jurang resesi. Ia memperkirakan ekonomi Indonesia minus 1 hingga minus 0,1 persen di kuartal I 2021.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin masih di kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen untuk kuartal I 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa, 23 Maret 2021.

Sukarno menilai, penurunan IHSG masih wajar seiring bursa saham Asia juga tertekan. “Penurunan IHSG lebih baik dibandingkan indeks saham Nikkei dan Hang Seng,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham Pilihan

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di tengah tekanan IHSG itu, Sukarno memilih sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Lalu ada PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).”Trading buy atau buy on weakness di area yang dianggap support jika turun dulu,” kata dia.

William memilih sejumlah saham yang dapat dicermati pelaku pasar antara lain saham TLKM, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Telkom Indonesia (TLKM), saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Lalu saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya