AS Tambah 7 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam

Departemen Perdagangan AS menyebutkan tujuh perusahaan tersebut termasuk perusahaan tercatat yang beroperasi di bidang super komputer dan telah membantu pemerintahan China.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Apr 2021, 09:29 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 08:00 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) terus menekan perusahaan teknologi China dengan menambahkan lebih banyak perusahaan ke dalam daftar hitam Departemen Perdagangan.

Pemerintahan Joe Biden menambah tujuh perusahaan China yang memiliki hubungan dengan militer dalam apa yang disebut daftar entitas pada Kamis, 8 April 2021. Langkah tersebut untuk membatasi perusahaan-perusahaan AS untuk berurusan dengan perusahaan tersebut.

Departemen Perdagangan AS menyebutkan tujuh perusahaan tersebut termasuk perusahaan tercatat yang beroperasi di bidang super komputer dan telah membantu pemerintahan China.

“Kemampuan supercomputer sangat penting untuk banyak pengembangan mungkin hampir semua, senjata modern, dan sistem keamanan nasional,” ujar Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dilansir dari CNN, ditulis Minggu (11/4/2021).

Ia menambahkan, pihaknya akan menggunakan sepenuh otoritasnya untuk mencegah China memanfaatkan teknologi AS untuk mendukung upaya memodernisasi militer yang tidak stabil ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

7 Perusahaan Super Komputer

Perusahaan yang baru masuk daftar tersebut termasuk Tianjin Phytium Information Technology, Shanghai High-Performance Integrated Circuit Design Center dan Sunway Microelectronics, serta empat perusahaan supercomputing lainnya di Jinan, Shenzhen, Wuxi dan Zhengzhou.

Daftar entitas itu telah ada selama bertahun-tahun. Akan tetapi, selama pemerintahan Trump, pemerintah AS mulai menambahkan perusahaan China ke daftar lebih cepat dimulai dengan Huawei.

Pemerintahan Biden sedang meninjau banyak kebijakan era Trump. Sejauh ini, para pejabat tampak siap mempertahankan postur konfrontatif pemerintah AS terhadap China.

Rencana infrastruktur Presiden Biden misalnya, menyoroti ancaman strategis yang ditimbulkan oleh China, menggambarkannya sebagai pesaing dalam teknologi dan R&D.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya