DNR Masuk Melalui Zebra Nusantara, Begini Rencana Bisnisnya

PT DNR pun tidak akan melanjutkan usaha PT Zebra Nusantara Tbk setelah menjadi pengendali saham ZBRA.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Apr 2021, 08:08 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 18:12 WIB
Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) akan mengalihkan usaha dengan menjalankan bisnis yang dijalani oleh PT Dos Ni Roha (DNR). PT DNR mengembangkan bisnis dalam bidang integrated end-to end suppy chain.

Perseroan menyatakan, kalau bisnis yang dijalankannya kombinasi dari lima perusahaan terdiri dari DNR distribusi, MTG, iStoreiSend, Dport, dan BIG). Perseroan sebagai penyedia solusi rantai pasok yang terintegrasi pertama di Indonesia.

DNR terdiri dari pelayanan logistik dari hulu ke hilir yang melayani penjualan ritel secara offline dan online untuk semua kategori produk.

Adapun kegiatan usahanya bergerak dalam bidang perdagangan besar makanan dan minuman lainnya, perdagangan besar alat laboratorium, farmasi dan kedokteran, perdagangan besar farmasi, perdagangan besar kosmetik, perdagangan besar obat tradisional dan distribusi.

Direksi PT Zebra Nusantara Tbk sekaligus Direktur PT Trinity Healthcare (THC) Rudy Tanoesoedibjo menuturkan, PT Zebra Nusantara Tbk bukan perusahaan taksi lagi sebelum DNR masuk. Namun, PT Zebra Nusantara Tbk menjalankan bisnis distribusi bahan bakar gas. PT DNR pun tidak akan melanjutkan usaha tersebut setelah menjadi pengendali saham ZBRA.

"Zebra Nusantara ke depan adalah DNR. Kami bukan saja perusahaan distribusi. Distribusi salah satu supply chain kami. Solusi supply chain terintegrasi, kebutuhan seseorang kami layani," ujar Rudy dalam paparan publik insidentil, Selasa (13/4/2021).

Rudy menuturkan, PT DNR mencatatkan kinerja cukup baik sepanjang 2020. "Penjualan kami sekitar Rp 3,8 triliun-Rp 4 triliun. Laba bersih sekitar Rp 130 miliar. Total aset Rp 2,6 triliun," ujar dia.

Saat ditanya mengenai target setelah masuk ke Zebra Nusantara, Rudy belum dapat menjelaskan lebih detil. Ia menuturkan, kinerja perseroan akan meningkat pada semester 2. "Pick up semester dua," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Alasan Lebih Pilih Akuisisi

FOTO: Jelang Tutup, Nilai Perdagangan Saham Lebih dari Rp 7,7 Triliun
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Jelang penutupan sesi II, nilai perdagangan sebesar Rp 7,7 triliun lebih. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat dikonfirmasi perseroan lebih memilih  akuisisi melalui perusahaan kecil, Rudy mengatakan, jika menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) akan memakan waktu lebih lama.

"IPO lebih lama, saat ini market bagus," kata dia.

Terkait rights issue PT Zebra Nusantara Tbk, PT DNR mengharapkan rencana rights issue selesai pada Juni 2021. Hal ini mengingat perseroan memakai laporan keuangan Desember 2020 untuk menggelar rights issue.

Perseroan akan meminta restu pemegang saham pada 7 Mei 2021 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menggelar rights issue tersebut.

Sebelumnya, PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), emiten bergerak di bidang transportasi dan gas CNG akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD)/PMHMETD II atau rights issue.   

Dalam rangka rights issue, perseroan akan menerbitkan sebesar 3,42 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 2 April 2021, pemegang saham pengendali Zebra Nusantara antara lain PT Trinity Healthcare (THC) beserta PT European Hospital Development (EHD), PT Jadegreen Equities (JGE) dan PT Holistic Venture (HV) yang disebut pemegang saham DNR atau PT Dos Ni Roha akan mengambil bagian atas saham baru perseroan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya