Wall Street Beragam, Indeks Dow Jones Cetak Rekor Berkat Laporan Keuangan

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones naik 97,31 poin atau 0,3 persen ke posisi 34.230, dan sentuh rekor tertinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Mei 2021, 05:51 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2021, 05:51 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali bervariasi pada penutupan perdagangan saham Rabu, 5 Mei 2021. Penguatan wall street tersebut didukung kinerja keuangan perusahaan yang kuat dan optimisme ekonomi mendorong indeks saham Dow Jones kembali cetak rekor.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones naik 97,31 poin atau 0,3 persen ke posisi 34.230, dan sentuh rekor tertinggi. Indeks saham S&P 500 naik 0,1 persen menjadi 4.167,59.

Indeks saham Nasdaq tergelincir 0,4 persen menjadi 13.582,42. Hal itu juga didorong saham Amazon, Netflix, dan Facebook yang turun lebih dari satu persen.

Saham General Motors naik lebih dari empat persen setelah laba melebihi harapan. Penguatan juga diikuti saham Activision Blizzard yang naik tiga persen.

Saham emiten komoditas juga menguat yang ditunjukkan dengan sektor saham energi SDPR dan bahan baku SPDR mencatat kenaikan terbesar di  antara sektor saham lainnya.

Saham Chevron dan Dow mencatat kenaikan terbesar di indeks saham Dow Jones. Saham ConocoPhilips naik lebih dari lima persen setelah Bank of America menaikkan saham ConocoPhilps.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harga Komoditas Menguat Tingkatkan Prediksi Kenaikan Inflasi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, data ekonomi yang keluar antara lain data tenaga kerja swasta tercipta 742.000 ribu pekerjaan pada April 2021, berdasarkan data ADP. Angka ini di bawah harapan ekonom sekitar 800.000. ADP merevisi laporan Maret sekitar 48.000 pekerjaan.

Di sisi lain, indeks IHS Markit US layanan pembelian berada di posisi 64,7 pada April. Angka ini di atas prediksi ekonom 63,3. Indeks ISM non-manufaktur di bawah harapan 62,7. Adapun PMI di atas 50 tersebut artinya ada ekspansi di sektor ekonomi.

Selain itu, harga minyak menguat dengan harga minyak acuan AS West Texas Intermediate (WTI) di atas USD 66 per barel. Hal itu setelah data The American Petroleum Institute menunjukkan pasokan minyak AS menurun. Namun, harga minyak WTI ditutup melemah 0,09 persen ke posisi USD 65,63 per barel.

Chief Investment Strategist Delos Capital Advisors, Andrew Smith menuturkan, harga komoditas menguat seperti jagung dan kayu menguat mendorong harapan kenaikan inflasi dan membuat saham siklikal menjadi lebih menarik.

“Kami melihat penerima manfaat inflasi melesat, itu akan menyebabkan tingkat riil lebih tinggi dan akan menjadi sumber perdagangan bagi siklikal,” ujar Smith dilansir dari CNBC, Kamis (6/5/2021).

Saham Moderna Turun 6 Persen

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, Pemerintahan AS Joe Biden mengumumkan untuk mendukung pengabaian paten untuk vaksin COVID-19 karena negara berjuang untuk membuat dosis yang menyelamatkan jiwa. Dengan demikian negara miskin dapat membuat vaksin.

Saham perusahaan farmasi besar yang memproduksi vaksin turun seiring berita tersebut. Saham Moderna turun lebih dari enam persen.

Selain itu saham produsen alat olahraga Peloton turun lebih dari 14 persen setelah pengumuman menarik kembali produk treadmill dengan alasan keselamatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya