Liputan6.com, Jakarta - Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 27 Mei 2021, sejumlah saham emiten bank tiba-tiba berbalik arah ke zona merah. Ada apa?
IHSG sempat naik 1 persen dan menembus level 5.900 pada Kamis, 27 Mei 2021. Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas sehingga sulit mempertahankan posisi 5.900 pada saat penutupan perdagangan.
Mengutip data RTI, IHSG naik 0,45 persen ke posisi 5.841,82. Indeks saham LQ45 melemah tipis 0,14 persen. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG bergerak di kisaran 5.841-5.904.
Advertisement
Selain itu, empat saham bank kapitalisasi besar pun tiba-tiba bergerak di zona merah pada sesi kedua perdagangan Kamis pekan ini. Mengutip data RTI, pada perdagangan Kamis 27 Mei 2021, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 2,71 persen ke posisi Rp 3.950.
Padahal saham BBRI sempat bertahan di zona hijau. Saham BBRI pun bergerak di kisaran Rp 3.950-Rp 4.190. Total frekuensi perdagangan saham 31.480 kali dengan nilai transaksi Rp 2,7 triliun.
Demikian juga dengan gerak saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tiba-tiba menukik ke posisi zona merah. Saham BBCA ditutup merosot 1,34 persen ke posisi Rp 31.350 per saham. Saham BBCA bergerak di kisaran Rp 31.350-Rp 32.400 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 19.990 kali dengan nilai transaksi Rp 3,8 triliun.
Gerak saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pun mendadak ke zona merah. Saham BBNI melemah 3,29 persen ke posisi Rp 5.150 per saham. Saham BBNI dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 5.375. Pada perdagangan Kamis, saham BBNI berada di posisi terendah Rp 5.150 dan tertinggi Rp 5.500 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 9.532 kali dan total volume perdagangan saham 817.887. Nilai transaksi harian saham Rp 429 miliar.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ditutup tergelincir 2,54 persen ke posisi Rp 5.750 per saham. Saham BMRI sempat dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 6.000 per saham. Saham BMRI pun berada di level tertinggi Rp 6.000 dan terendah Rp 5.750 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 16.642 kali dengan nilai transaksi Rp 1,1 triliun.
Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, ada aksi jual di saham emiten bank kapitalisasi besar kecuali PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hal tersebut berdampak terhadap gerak saham BBNI, BBRI, dan BMRI.
"Mayoritas asing net sell kecuali BBCA. Tekanan jual asing, salah satu aksi profit taking karena bisa jadi masih belum yakin bakal langsung kembali uptren,” ujar Sukarno saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Jumat, (28/5/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada 27 Mei 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Kamis, 27 Mei 2021. Akan tetapi, penguatan IHSG menjadi terbatas pada perdagangan Kamis sore. Kenaikan IHSG juga ditopang aksi beli investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG naik 0,45 persen ke posisi 5.841,82. Indeks saham LQ45 melemah tipis 0,14 persen. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG bergerak di kisaran 5.841-5.904.
Sebanyak 294 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Namun, 209 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 138 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1.200.243 kali dengan volume perdagangan 25,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 22,9 triliun. Investor asing borong saham Rp 844,58 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.308.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat yang dipimpin IDXIndustry sebesar 1,92 persen, sektor saham IDXNoncylical sebesar 1,81 persen dan IDXInfrastruktur sebesar 1,56 persen.
Sementara itu, sektor saham yang melemah antara lain IDXFinance melemah 0,60 persen, sektor saham IDXHealth 0,30 persen dan IDXProperty susut 0,20 persen.
Advertisement