Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 16 Juni 2021. Wall street merosot setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan harapan inflasi dan menaikkan kerangka waktu kapan akan menaikkan suku bunga.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 265,66 poin atau 0,8 persen menjadi 34.033,67. Rata-rata saham unggulan melemah tajam setelah pernyataan the Fed. Indeks S&P 500 tergelincir 0,5 persen menjadi 4.223,70 didorong sektor saham utilitas dan kebutuhan konsumen.
Indeks saham acuan turun satu persen setelah 11 sektor saham anjlok ke zona merah. Selain itu, indeks Nasdaq turun 0,2 persen menjadi 14.039,68 setelah sempat susut 1,2 persen ke posisi terendah.
Advertisement
Baca Juga
The Federal Reserve mengindikasikan kenaikan suku bunga dapat terjadi segera setelah 2023 setelah memberi sinyal pada Maret tidak ada kenaikan hingga tahun itu.
"Ini bukan yang diharapkan pasar. The Fed sekarang memberi sinyal suku bunga perlu naik lebih cepat. Perubahan sikap ini sedikit mengejutkan dengan klaim the Fed baru-baru ini lonjakan inflasi baru-baru ini bersifat sementara,” Wakil Kepala Ekonom Aberdeen Standard Investments James McCann, dilansir dari CNBC, Kamis (17/6/2021).
Indeks saham utama diperdagangkan dari posisi terendah setelah Ketua the Fed Jerome Powell mengatakan, apa yang disebut proyeksi dot-plot yang merinci perkiraan anggota the Fed untuk kenaikan suku bunga pada masa mendatang.
Bank sentral AS tidak memberikan indikasi kapan akan mulai mengurangi pembelian obligasi yang agresif yang juga membantu mendorong kenaikan pasar. The Fed telah membeli obligasi senilai USD 120 miliar setiap bulan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
The Fed Dongkrak Proyeksi Inflasi
Ketua the Fed mengatakan, bank sentral memberitahukan informasi lanjutan sebelum mengumumkan langkahnya untuk mengurangi pembelian aset.
"Anda dapat menganggap pertemuan yang kami lakukan ini sebagai pertemuan berbicara tentang membicarakan. Dalam pertemuan mendatang, komite akan terus menilai kemajuan ekonomi menuju tujuan kami,” ujar Powell.
Powell menuturkan, pihaknya akan memberitahukan terlebih dahulu sebelum mengumukan keputusan apapun.
"Seperti yang telah kami katakan, kami akan memberitahukan terlebih dahulu sebelum mengumumkan keputusan apapun untuk melakukan perubahan pada pembelian kami,” ujar dia.
The Fed juga menaikkan harapan inflasi utama menjadi 3,4 persen pada 2021, angka ini lebih tinggi dari proyeksi Maret. Pada pernyataan sebelumnya, the Fed menyebutkan tekanan inflasi bersifat sementara.
Pertemuan the Fed terjadi saat inflasi memanas dengan harga produsen naik pada tingkat tahunan tercepat dalam hampir 11 tahun selama Mei. Powell menuturkan, inflasi bisa berjalan lebih panas dari yang diharapkan the Fed di tengah pemulihan ekonomi.
"Seiring pembukaan kembali berlanjut, pergeseran permintaan bisa besar, cepat, dan macet. Kesulitan perekrutan dan kendala lainnya dapat terus membatasi seberapa cepat pasokan dapat menyesuaikan, meningkatkan kemungkinan inflasi bisa menjadi lebih tinggi dan lebih konsisten dari yang kami harapkan,” kata Powell.
Advertisement
Saham Maskapai dan Pelayaran Menguat
Pembukaan kembali ekonomi memberi pasar yang lebih luas dengan beberapa dukungan. Saham Royal Caribbean naik hampir dua persen, Norwegian Cruisse Line naik mendekati tiga persen setelah saham dinaikkan dari Wolfe Research. Saham United Airlines dan American Airlines juga mencatat keuntungan.
Pada Rabu 16 Juni 2021, China mengatakan akan melepaskan logam industri termasuk tembaga, aluminium, dan seng dari cadangan nasionalnya untuk mengekang harga komoditas. Harga tembaga telah turun lebih dari 10 persen dari posisi rekornya.