Pesaing Tesla, Xpeng Motors Bakal Raup Dana hingga Rp 28,9 Triliun dari IPO di Hong Kong

Xpeng sudah terdaftar di Bursa New York. Penawaran umum perdana di Hong Kong akan sedikit tidak biasa.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jun 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2021, 16:26 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen mobil listrik China yang terdaftar di AS, Xpeng Motors, telah mendapat lampu hijau untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Hong Kong. Dalam aksi korporasi itu, Perusahaan disebut akan meraup dana segar  antara USD 1 miliar hingga USD 2 miliar atau Rp 14,45 triliun hingga Rp 28,9 triliun (kurs Rp 14.450 per USD).

Dilansir dari CNBC, Rabu (23/6/2021), hal itu menyusul pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) China yang menjadi semakin kompetitif. Menurut sumber yang mengetahui informasi tersebut, Komite pencatatan Bursa dan Kliring Hong Kong memberi lampu hijau kepada Xpeng.

Xpeng sudah terdaftar di Bursa New York. Penawaran umum perdana di Hong Kong akan sedikit tidak biasa. Adapun perusahaan China yang sudah terdaftar di AS seperti Alibaba dan JD.com telah datang ke Hong Kong untuk melakukan apa yang disebut listing sekunder. Sementara Xpeng akan melakukan listing utama secara ganda (dual primary listing).

Artinya, perusahaan akan tunduk pada aturan dan pengawasan regulator AS dan Hong Kong secara sekaligus, yang tidak terjadi dengan daftar sekunder.

Akan tetapi, itu juga berarti Perusahaan akan menjadi bagian dari skema “Stock Connect” yang memungkinkan investor China daratan untuk membeli saham di perusahaan tersebut. Hal ini berpotensi meningkatkan jumlah investor. JPMorgan Chase dan BOFA akan menjadi bank utama yang memfasilitasi pencatatan, kata sumber tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Full Truck Alliance IPO

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Full Truck Alliance Co Ltd China, perusahaan rintisan Chian seperti Uber mengumpulkan dana hampir USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 23,12 triliun (asumsi kurs Rp 14.453 per dolar AS) dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat pada Selasa, 22 Juni 2021. Dalam IPO, perseroan mencatat valuasi atau kapitalisasi pasar USD 20,6 miliar.

Perusahaan yang menyebutkan sebagai uber untuk truk menjadi 82,5 juta saham dalam bentuk American Depositary Shares (ADS) dengan harga USD 19. Harga IPO tersebut merupakan batas atas kisaran harganya USD 17-USD 19. Setiap ADS mewakili 20 saham biasa kelas A.

Didukung oleh investor terkenal seperti SoftBank’s Vision Fund dan Tencent Holdings, Full Truck Alliance dibentuk pada 2017 yang menggabungkan platform pengiriman digital China Yunmanman dan Huochebang.

Perusahaan menjalankan aplikasi seluler yang menghubungkan pengemudi truk dengan orang-orang yang perlu mengirimkan barang di China. Perusahaan mulai debut di Bursa Efek New York pada Selasa, 22 Juni 2021 waktu setempat dan diperdagangkan dengan kode saham YMM.

Sebelumnya beberapa perusahaan rintisan teknologi China yang bernilai tinggi telah menargetkan IPO di AS dalam beberapa tahun terakhir seiring memanfaatkan kumpulan modal di dunua dan menghindari pengawasan peraturan yang lebih ketat di bursa utama Asia seperti Hong Kong.

Morgan Stanley, CICC dan Goldman Sachs adalah penjamin emisi utama untuk penawaran saham perdana Full Truck Alliance.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya