Liputan6.com, Jakarta - Nilai merek Tesla telah menurun sebesar 26% selama 2024. Ini menandai penurunan tahunan kedua berturut-turut. Toyota kini menjadi merek kendaraan paling mahal.
Melansir CNBC International, Sabtu (25/1/2025) firma riset dan konsultasi, Brand Finance mengungkapkan bahwa nilai merek Tesla sekarang diperkirakan mencapai USD 43 miliar atau kurang lebih Rp 695,3 triliun.
Baca Juga
Angka tersebut turun dari USD 58,3 miliar atau Rp 942,7 triliun pada awal 2024 dan USD 66,2 miliar atau Rp1 kuadriliun pada awal 2023.
Advertisement
Dalam temuan para peneliti Brand Finance, Toyota kini menjadi merek kendaraan paling mahal dengan nilai USD64,7 miliar atau Rp 1 kuadriliun, kemudian disusul Mercedes sebesar USD 53 miliar (Rp 857 triliun).
Brand Finance, yang berkantor pusat di London, melakukan survei konsumen yang komprehensif dan menganalisis keuangan ribuan perusahaan, melihat pendapatan, perjanjian lisensi, margin, serta memperkirakan nilai moneter merek.
Penilaian tersebut mencakup merek perusahaan dan sub-merek yang terkait dengan lini produk individual.
Sebagai bagian dari pemeringkatan perusahaan tahun ini, Brand Finance menganalisis jawaban dari sekitar 175.000 responden survei di seluruh dunia, termasuk sekitar 16.000 orang yang berbagi pandangan mereka tentang Tesla.
Hasil dari survei tersebut menunjukkan bahwa cara konsumen memandang Tesla sangat berbeda dari penilaian Wall Street.
CEO Brand Finance, David Haigh menilai retorika politik dan persona publik CEO Tesla, Musk dipandang kurang baik.
"Ada orang yang menganggapnya hebat, tetapi banyak yang tidak," ucap Haigh.
"Jika Anda membeli kendaraan listrik, kepribadiannya kemungkinan besar akan memengaruhi pandangan Anda tentang apakah Anda ingin membeli salah satu mobil perusahaannya atau tidak, tetapi itu hanya salah satu dari banyak faktor," bebernya.
Harga saham Tesla sendiri telah melonjak 63% tahun lalu, kemudian sempat mencetak pada bulan Desember 2024 setelah investor memborong saham tersebut menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS.
Dilaporkan, bos Tesla Elon Musk menyumbang USD 277 juta (Rp4,4 triliun) untuk kampanye Trump dan kandidat Partai Republik lainnya dalam Pemilu AS 2024.
Â
Skor Pertimbangan dan Reputasi Tesla Menurun
Pada ukuran-ukuran utama seperti pertimbangan, reputasi," dan rekomendasi, Brand Finance menyebut, skor Tesla menurun secara menyeluruh di pasar-pasar utama tempat ia mengoperasikan pabrik dan menjual mobilnya, yakni AS, Eropa, dan Asia, menurut temuan Brand Finance.
Sebagai informasi, skor pertimbangan menunjukkan apakah suatu individu akan mempertimbangkan untuk membeli dari suatu merek.
Adapun skor reputasi yang menunjukkan seberapa tinggi responden menilai suatu merek secara rata-rata pada skala 1 hingga 10, dan skor rekomendasi menunjukkan apakah seseorang cenderung berbicara positif tentang suatu merek atau tidak.
Tesla mengalami penurunan skor yang signifikan di Eropa, di mana skor pertimbangannya turun dari 21% menjadi 16% rata-rata dari tahun 2024 hingga 2025.
Pesaing Mercedes dan BYD mengalahkan Tesla terutama pada skor pertimbangan dan rekomendasi di luar AS.
Namun, Tesla mempertahankan skor loyalitas tinggi sebesar 90% di AS, yang menunjukkan bahwa pelanggan yang sudah memiliki kendaraan Tesla kemungkinan akan terus mengendarainya selama 12 bulan ke depan.
Namun, skor rekomendasi Tesla di AS turun dari 8,2 dari 10 menjadi 4,3.
Â
Advertisement
Daya Tarik Melemah
Haigh mengatakan skor dan nilai merek Tesla yang menurun merupakan tanda bahwa daya tarik perusahaan melemah.
"Ada risiko, bahwa Tesla tidak akan dapat menjual begitu banyak produk, dan tidak akan dapat menjual dengan harga setinggi sebelumnya," beber Haigh.
Hal itu tercermin dari pengiriman Tesla selama tahun 2024 telah menurun sekitar 1% menjadi 1,79 juta, meskipun permintaan kendaraan listrik bertenaga baterai meningkat di seluruh dunia. Di AS, pangsa pasar Tesla dalam EV turun menjadi 49% dari 55% tahun sebelumnya, menurut data dari Cox Automotive.
Skor indeks kekuatan merek Tesla, menurut Brand Finance, juga turun dari lebih dari 80 menjadi hanya di bawah 65. Skor tersebut menunjukkan seberapa baik kinerja suatu merek dibandingkan dengan pesaing pada ukuran yang tidak berwujud.
"Kecuali Tesla dapat menghasilkan serangkaian produk baru yang benar-benar akan menggairahkan konsumen, dan kecuali mereka dapat mengurangi sebagian antagonisme yang disebabkan oleh pemimpin mereka, mereka akan dianggap telah melewati puncaknya dan akan mulai turun," kata Haigh.