Hary Tanoe Ungkap Dua Keterampilan yang Dimiliki saat Jadi Investor

Pengusaha nasional Hary Tanosoedibjo membagikan pengalaman dan keterampilan saat berinvestasi kepada generasi muda.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jun 2021, 05:42 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 05:42 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha nasional Hary Tanosoedibjo (Hary Tanoe) berbagi pengalaman investasi kepada generasi muda. Ia menceritakan ketika awal memutuskan mendirikan perusahaan menjadi titik baliknya mengembangkan usaha.

"Modal dulu bukan jual beli saham. Perusahaan broker yang saya didirikan tahun 1994 lumayan berhasil lead jadi underwriter berbagai perusahaan, sudah punya reksa dana cukup besar. Pada 1995 mampu beli bank, akuisisi pertama yang saya lakukan, jual lagi, dapat modal cukup besar,” ujar Hary Tanoesoedibjo acara webinar The First Indonesia Investor Summit 2021 bertajuk “The Rise of Indonesia Stock Market”, ditulis Minggu, (27/6/2021).

Hary mengembangkan dari aset yang dibelinya sehingga meningkat nilai aset tersebut. Setelah melakukan jual beli aset, pria lulusan dari Carlenton University Kanada ini mulai memikirkan untuk mendirikan perusahaan. 

"Punya uang tapi tidak punya perusahaan titik balik mendirikan MNC. Bentuk MNC dan sekarang sudah 20 tahun. Saya lakukan akuisisi banyak sekali, mendirikan perusahaan,” ujar dia.

Sebagai investor, Hary menuturkan, ada dua hal keterampilan yang dimiliki yaitu mengatur bisnis dan investasi. Hary pun mengabungkan dua hal ini untuk mengembangkan usahanya.  "Kombinasi dari managing bisnis dan investment. Dua hal dilakukan. Kalau tidak bisa manage, berantakan,” kata dia.

Dengan membeli perusahaan, ia menuturkan dapat membenahi dan membangun model bisnis sendiri. Dengan demikian juga dapat meningkatkan nilai asetnya. Hal ini juga sebagai cara untuk mendapatkan modal.

Hary menuturkan, kondisi pandemi COVID-19 yang berlangsung menjadi kesempatan untuk melihat perusahaan yang bagus untuk diambil alih. “Sebenarnya COVID-19, banyak perusahaan SOS, jadi kalau ada yang canggih bisa ambil alih, direstrukturisasi tapi konsekuensi bisa masuk ke dalam, dan buat business plan yang bagus,” kata dia.

Hary Tanoesoedibjo menambahkan, kesempatan itu ada di semua situasi baik dan tidak tergantung bagaimana cara memandangnya.

 "Kalau ada gelas separuh isi. Setengah kosong dan setengah penuh, itu masalah dari prospek kita melihat jangan terbelenggu. Setiap situasi ada kesempatan dari perspektif berbeda. Kalau tidak lihat kesempatan ini problem,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BABP Bakal Gelar Rights Issue, Hary Tanoe Sebut Minat Investor Sangat Besar

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) akan melepas 14,23 miliar saham untuk penambahan modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dalam pemaparannya, Executive Chairman of MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyebut, terdapat tiga alasan utama BABP melakukan rights issue.

"Kita merencanakan untuk rights issue jadi 2 saham lama existing membeli satu saham baru, totalnya ada 14,23 miliar saham yang akan kita launch. Tujuannya adalah yang pertama untuk memperkuat capital based dari pada bank, yaitu meningkatkan juga dari buku dua ke tiga," katanya secara virtual, Selasa (22/6/2021).

Terdapat tiga alasan perusahaan melakukan righs issue, yakni memperkuat struktur permodalan MNC Bank, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank secara digital dan akuisisi pengguna untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Yang terakhir ialah mendukung pengembangan aplikasi motionbanking, termasuk pengembangan penilaian kredit berbasis Al dan integrasi motionpay dan kartu kredit virtual (Visa dan Mastercard) serta fintech terkait.

"Akhir Agustus rights issue berakhir. Kita rencana efektif itu akhir Juli tanggal 30 mudah mudahan kita bisa on schedule, karena memang minat sampai saat ini sangat besar," tutur Hary.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya