Indika Energy Kantongi Laba Bersih Rp 173,50 Miliar pada Semester I 2021

PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan kinerja positif dengan mencatat pertumbuhan pendapatan dan cetak laba pada semester I 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Agu 2021, 14:12 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2021, 14:12 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatat kinerja positif sepanjang enam bulan pertama 2021. Perseroan membalikkan kondisi dengan mencatatkan laba bersih pada semester I 2021.

PT Indika Energy Tbk meraup pendapatan USD 1,28 miliar selama enam bulan pertama I 2021 atau setara Rp 18,61 triliun (asumsi kurs Rp 14.449 per dolar AS). Pencapaian pendapatan ini naik  14,07 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,12 miliar atau setara Rp 16,31 triliun.

Pendapatan Indika Energy naik ditopang dari kinerja anak usaha seperti PT Kideco Jaya Agung, PT Petrosea Tbk, PT Multi Tambangjaya Utama, dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.

Beban pokok kontrak dan penjualan naik menjadi USD 993,87 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 954,64 juta.

Laba kotor tercatat naik 68,7 persen menjadi USD 294 juta dibandingkan semester I 2020 sebesar USD 174,3 juta.

Perseroan mencatat kenaikan laba bersih entitas asosiasi dari USD 13,28 juta pada semester I 2020 menjadi USD 16,67 juta pada semester I 2021.

Di sisi lain, beban penjualan, umum dan administrasi turun dari USD 76,69 juta menjadi USD 74,55 juta pada semester I 2021. Hal ini berdampak positif sehingga laba operasi melonjak 124,9 persen menjadi USD 219,4 juta pada semester I 2021.

Beban keuangan naik 15,9 persen menjadi USD 55,20 juta pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 47,62 juta.

Hal ini disebabkan dari peningkatan beban bunga atas obligasi baru dengan tingkat kupon bunga lebih tinggi. Rata-rata 7,2 persen pada enam bulan pertama 2021 dibandingkan rata-rata 6,2 persen pada enam bulan pertama 2020. Selain itu, ada tambahan utang USD 125 juta untuk mendanai investasi diversifikasi.

Dengan demikian, PT Indika Energy Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 12 juta atau sekitar Rp 173,50 miliar pada semester I 2021. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun lalu rugi USD 21,91 juta atau sekitar Rp 316,70 miliar.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ditopang Harga Jual Batu Bara

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Wakil Direktur Utama dan Grup CEO Indika Energy, Azis Armand menuturkan, perseroan mencatat kinerja solid dan target produksi batu yang ditetapkan pada semester I 2021.

"Meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan batu bara telah meningkatkan harga jual rata-rata batu bara yang turut berperan dalam peningkatan laba bersih perseroan,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, (2/8/2021).

Azis melihat situasi ekonomi global akibat pandemi masih cukup menantang, sehingga memacu Perseroan untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha. Salah satunya dengan diversifikasi sektor usaha.

Ia menuturkan, sejak 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi di luar sektor inti di bidang energi dan pertambangan. Hal ini sejalan dengan tujuan eksistensi untuk memberi energi pada Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan.

Ia mengatakan, investasi diversifikasi Indika Energy kini meliputi tambang emas, teknologi digital, energi baru dan terbarukan, kendaraan motor listrik, juga solusi berbasis alam atau nature-based solutions.

"Indika Energy menargetkan 50 persen pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan saat ini kami terus mengembangkan portofolio diversifikasi kami,” tutur dia.

Azis menambahkan, saat ini pemulihan kesehatan merupakan aspek utama dalam keseluruhan proses pemulihan ekonomi nasional. Ia mengatakan, Indonesia yang lebih sehat, butuh gotong-royong dari setiap elemen masyarakat.

"Sejak awal pandemi, Indika Energy terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat,” ujar dia.

Total Liabilitas dan Gerak Saham INDY

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Total liabilitas perseroan tercatat naik menjadi USD 2,70 miliar pada 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 2,62 miliar. Total ekuitas perseroan naik menjadi USD 888,18 juta pada 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 867,29 juta.

Total aset naik dari USD 3,49 miliar pada Desember 2020 menjadi USD 3,59 miliar pada Juni 2021. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 614,53 juta pada 30 Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 651,19 juta.

Perseroan telah merealisasikan belanja modal USD 37 juta pada semester I 2021. Belanja modal sebesar USD 26,6 juta untuk pemeliharaan dan penggantian aset Petrosea, dan USD 4,2 juta untuk Mitrabahtera Segara Sejati untuk pemeliharaan kapal.

Gerak Saham INDY

Pada perdagangan Senin, 2 Agustus 2021, pukul 14.03 WIB, saham INDY naik 1,82 persen ke posisi Rp 1.395 per saham. Saham INDY dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.380 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 1.445 dan terendah Rp 1.380. Total frekuensi perdagangan saham 4.090 dengan volume perdagangan 206.527. Nilai transaksi harian saham Rp 29,2 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya