Mengintip Rencana Bank Amar Genjot Ekosistem Digital

Bank Amar akan fokus menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan pinjaman kepada usaha kecil dan menengah (UKM).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Agu 2021, 19:13 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2021, 19:13 WIB
Amar Bank memperkenalkan bank digital Senyumku yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Amar Bank memperkenalkan bank digital Senyumku yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan tren digitalisasi di dalam negeri, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) berkomitmen untuk berperan dalam ekonomi digital di Indonesia. Antara lain dengan membangun ekosistem digital melalui pinjaman digital 'Tunaiku' dan Digital Bank 'Senyumku'.

Menurut data Hootsuite, Indonesia memiliki pengguna internet yang terus meningkat, tercatat jumlahnya mencapai 202,6 juta pada 2021, meningkat 16 persen (yoy) dengan penetrasi internet mencapai 73.7 persen.

Terdapat 345,3 juta koneksi seluler di Indonesia, dan jumlah ini setara dengan 125,6 persen dari total populasi. Sementara itu pengguna sosial media juga meningkat sebesar 6,3 persen (yoy) dan mencapai 170 juta pengguna atau setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021.

Dengan penetrasi internet yang besar dan semakin meningkat, potensi ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai USD 124 miliar pada 2025.

"Melihat potensi ekonomi digital Indonesia, Amar Bank memusatkan pengembangan ekosistem digitalnya melalui produk pinjaman digital, Tunaiku dan bank digital, Senyumku untuk hadir dalam berbagai momen kehidupan dan kebutuhan masyarakat," ujar Executive Vice President Retail Banking Bank Amar Indonesia, Abraham Lumban Batu dalam paparan publik Perseroan, Rabu (25/8/2021).

Per 30 Juni 2021, aplikasi pinjaman digital, Tunaiku telah diunduh sebanyak 6,7 juta kali, menerima lebih dari 9 juta aplikasi pinjaman, dan berhasil memfasilitasi 600 ribu lebih total pencairan pinjaman. Pinjaman ini terkonsentrasi pada tiga tujuan produktif yakni renovasi rumah (36 persen), modal usaha (25 persen), dan pendidikan (13 persen).

Sejak diluncurkan 2014, Tunaiku telah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 5,8 triliun bagi mayoritas masyarakat dan pengusaha mikro yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked) dan mereka yang kesulitan mendapatkan akses pinjaman dari lembaga keuangan formal (underserved).

Tunaiku juga berkontribusi besar terhadap portofolio penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Amar Bank yang telah mencapai 47 persen dari total portofolio kredit bank. Realisasi portofolio kredit itu lebih tinggi dari regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mensyaratkan sebesar 20 persen.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Strategi Bisnis

Amar Bank memperkenalkan bank digital Senyumku yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Januari 2020.
Amar Bank memperkenalkan bank digital Senyumku yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Januari 2020.

Di sisi lain, Corporate and Operations Director Perseroan, Eka Banyuaji membeberkan strategi bisnis ke depan menitikberatkan pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pinjaman kepada UKM.

"Amar Bank tetap menjaga pertumbuhan DPK dan pinjaman kepada sektor UKM selama masa pandemi. Sebagian besar DPK adalah dari sektor retail,” kata dia dlaam kesempatan yang sama.

Dalam rangka penyaluran kredit kepada sektor UKM, Eka mengatakan Amar Bank melakukan penjajakan kembali kerjasama dengan penyelenggara financial technology.

"Tentunya, dengan tetap mengedepankan pelayanan terbaik kepada nasabah dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pinjaman,” kata Eka.

 

Penyaluran Kredit

Paparan publik Bank Amar Indonesia pada Rabu (25/8/2021) (Dok: Istimewa)
Paparan publik Bank Amar Indonesia pada Rabu (25/8/2021) (Dok: Istimewa)

Pada semester I 2021, kredit yang disalurkan perseroan terus meningkat. Posisi loan book tumbuh dari Desember 2020 sebesar Rp 1,71 triliun menjadi Rp 1,86 triliun pada Juni 2021.

Dari sisi liabilitas, penghimpunan dana  dari masyarakat tetap bertumbuh secara positif meskipun kondisi perekonomian yang kurang baik selama pandemi berlangsung. Hal ini menunjukkan kepercayaan dari nasabah tetap terjaga.

Terlihat posisi Year-on-Year Juni 2020-2021, saldo DPK bertumbuh sebesar 29 persen, dari Rp 1,75 Triliun menjadi Rp 2,26 Triliun. Pendapatan bunga Bank pada Semester I 2021 sebesar Rp 291 miliar, atau tumbuh 26,63 persen dibandingkan pendapatan bunga Bank pada semester II 2020 sebesar Rp 230 miliar.

Bank juga mengelola cost of fund-nya dengan baik, seiring dengan pertumbuhan dalam saldo DPK. Hal ini tercermin dalam Pendapatan Bunga Bersih Bank yang bertumbuh sebesar 24 persen selama Semester I 2021, dibandingkan dengan semester sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya