Wall Street Merosot Imbas Investor Khawatir Kasus COVID-19 Perlambat Ekonomi

Wall street kompak melemah menjelang akhir pekan seiring ketidakpastian ekonomi yang membayangi.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Sep 2021, 07:04 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 07:04 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 10 September 2021. Indeks Dow Jones turun lima hari berturut-turut karena ketidakpastian ekonomi yang membayangi karena COVID-19.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 271,66 poin ke posisi 34.607,72. Indeks S&P 500 susut hampir 0,8 persen menjadi 4.458,58. Indeks Nasdaq tergelincir sekitar 0,9 persen menjadi 15.115,49.

Saham Apple membebani indeks Dow Jones. Saham Apple turun 3,3 persen. Raksasa teknologi itu tidak bisa lagi memaksa pengembang untuk menggunakan pembelian dalam aplikasi. Seorang hakim federal memutuskan dalam persidangan yang diawasi ketat antara Apple dan Epic Games.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 belum pulih sejak laporan pekerjaan yang kurang baik pada Jumat pekan lalu, turun tiap hari sejak saat itu. Hal ini termasuk dalam empat hari perdagangan pada pekan ini.

Selama sepekan, indeks Dow Jones turun sekitar 2,2 persen. Indeks S&P 500 melemah 1,7 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 1,6 persen.

Investor khawatir tentang kasus COVID-19 yang terus menerus memperlambat ekonomi seperti halnya inflasi yang menyebabkan the Federal Reserve mengambil kelonggaran moneter.

“Sudah seminggu yang benar-benar mengambil isyarat dari varian delta. Investor melihat pertumbuhan tetapi juga melihat inflasi yang lebih tinggi pada saat yang sama,” ujar Mitra Pendiri dan CIO Cresset Capital Management dilansir dari CNBC, Sabtu (11/9/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menanti Pertemuan the Fed

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Indeks harga produsen Agustus yang dirilis pada Jumat pekan ini menunjukkan biaya grosir untuk bisnis naik 8,3 persen secara tahunan. Kenaikan terbesar sejak 2020. PPI naik 0,7 persen pada bulan ini, di atas perkiraan Dow Jones 0,6 persen. Indeks harga konsumen yang lebih penting pada Agustus akan rilis Selasa pekan ini.

The Federal Reseve memulai pertemuan dua hari pada 21 September 2021. Wall street akan mengawasi pembaruan pada program pembelian obligasi bank sentral. Pada Kamis pekan ini, Bank Sentral Eropa membiarkan kebijakan moneternya tidak berubah, tetapi mengatakan itu akan memperlambat laju program pembelian asetnya.

"Langkah perubahan kebijakan akan cukup bertahan untuk tidak menggagalkan pemulihan ekonomi. Sementara perbedaan antara bank sentral yang lebih hawkish dan dovish akan menciptakan peluang,” ujar Chief Invesment Officer UBS Global Wealth Management, Mark Haegele, dilansir dari CNBC.

Pihaknya berharap bank sentral tetap mendukung pertumbuhan, mempertahankan suku bunga rendah lebih lama. “Ini positif untuk pasar saham, khususnya area siklus dan nilai pasar,” ujar dia.

Pemerintah AS Imbau Warga Ikuti Program Vaksinasi

FOTO: Joe Biden Resmi Akhiri Perang Amerika Serikat di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). Biden mengatakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan merupakan pilihan terbaik. (AP Photo/Evan Vucci)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertegas pendiriannya untuk mendorong masyarakat Amerika Serikat mengikuti program vaksinasi COVID-19. Selain itu, ia menguraikan rencana untuk mengamanatkan vaksin COVID-19 bagi jutaan orang.

Karyawan federal akan diminta untuk mendapatkan vaksin COVID-19 dan presiden meminta Departemen Tenaga Kerja untuk mewajibkan pengusaha dengan lebih dari 100 karyawan untuk mengamanatkan vaksin atau pengujian secara mingguan.

“Pada akhirnya, kami melihat saham akan menguat pada September. Varian delta secara organic terlihat melambat.Pemerintah berupaya menahan laju COVID-19,” tulis Tom Lee dari Fundstrat dalam sebuah catatan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya