BEI Sebut Indonesia Masuk 10 Besar Pencatatan Saham Tertinggi di Dunia

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menuturkan, 38 perusahaan gelar IPO hingga awal Oktober 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Okt 2021, 21:18 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 21:18 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan pencatatan saham di BEI masuk 10 besar pencatatan tertinggi di dunia dalam tiga tahun terakhir sejak 2018-2020.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menuturkan, 38 perusahaan sudah menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) hingga awal Oktober 2021. Total nilai IPO Rp 32,15 triliun.

Adapun perusahaan tercatat sudah mencapai 750. Inarno mengatakan, dengan pencapaian tersebut, IPO di BEI termasuk terbanyak di ASEAN dan dunia.

"Berdasarkan EY global tren IPO, Indonesia masih masuk 10 besar pencatatan tertinggi di dunia dalam tiga tahun berturut-turut 2018-2020," ujar dia saat konfrensi virtual SimInvestLab "Fast Track to Become First Class Investor", Kamis (7/10/2021).

Ia menambahkan, berdasarkan laporan kuartal II hingga kini, IPO di BEI masih tertinggi di ASEAN. Hal ini seiring masih ada 24 calon perusahaan tercatat sedang jalani proses IPO.

"24 perusahaan di pipeline, mudah-mudahan bisa listed 2021," kata dia.

Selain itu, Inarno menambahkan, pihaknya sedang diskusi intensif bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemangku kepentingan lain mengenai regulasi IPO perusahaan rintisan atau startup.

"Di luar penyusunan aturan, pada 6 Agustus 2021, Bukalapak resmi sebagai unicorn pertama di ASEAN (catatkan saham), tak hanya di bursa tapi juga ASEAN," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kebangkitan Investor Domestik

FOTO: Jelang Tutup, Nilai Perdagangan Saham Lebih dari Rp 7,7 Triliun
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Sembilan sektor tercatat berkinerja baik dipimpin sektor finance yang melonjak 3,76 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BEI juga mencatat kebangkitan investor domestik sejak 2020. Ini ditunjukkan dengan kepemilikan saham oleh investor domestik terutama ritel.

Investor domestik membukukan transaksi 48,4 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian Rp 9,2 triliun pada 2020.

"Secara persentase melonjak di atas 40 persen dalam lima tahun terakhir. Berlanjut pada 2021, dominasi investor ritel makin dominasi, porsi 60 persen per akhir Agustus 2021," kata dia.

Inarno menambahkan, investor muda juga mendominasi di pasar modal Indonesia. Ia menilai, hal tersebut tren baik seiring investor muda terus meningkat. Ini juga upaya dari BEI untuk melakukan sosialisasi hingga edukasi kepada masyarakat.

"Tertinggi usia 18-25 tahun. Lebih dari 50 persen investor ritel didominasi investor muda dan milenial. Hal ini merupakan tren baik," kata dia.

BEI juga mencatat rata-rata transaksi harian meningkat menjadi Rp 13,2 triliun pada 2021. Inarno mengatakan, realisasi rata-rata transaksi harian itu naik 43 persen dibandingkan 2020 Rp 9,21 triliun. Inarno mengatakan, lonjakan transaksi itu didorong pemakaian teknologi makin marak melalui online trading.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya