BJB Sekuritas Jawa Barat Sasar Investor Baru dari ASN dan Mahasiswa

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Agustus 2021, jumlah investor di Jawa Barat mencapai 471.439 SID.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Okt 2021, 14:49 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2021, 14:49 WIB
Seremoni PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) Pertama dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Anggota Bursa Pertama PED di BEI, Jumat (8/10/2021). (Dok: BEI)
Seremoni PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) Pertama dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Anggota Bursa Pertama PED di BEI, Jumat (8/10/2021). (Dok: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT BJB Sekuritas Jawa Barat membidik investor baru dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mahasiswa. Hal itu merujuk pada data sebaran investor di Jawa Barat yang didominasi generasi muda.

Direktur Utama BJB Sekuritas Jawa Barat, Yogi Heditia Permadi menuturkan, saat ini induk BJB Sekuritas Jawa Barat, yakni Bank BJB memiliki relasi yang baik dengan banyak sekolah. Hal ini disebut Yogi menjadi salah satu pintu untuk menjaring investor baru.

"Kami akan menyasar pelajar-pelajar. Karena kalau dari induk kami itu cukup memiliki hiubungan baik dengan sekolah-sekolah. Itu jadi akses awal kami untuk literasi di kalangan muda," ujar Yogi dalam siaran IDX Channel, Rabu (13/10/2021).

"Jangka pendekya lebih banyak kita akan set di ASN dan mahasiswa," ia menambahkan.

Jumlah investor pasar modal di Jawa Barat meningkat signifikan sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Agustus 2021, jumlah investor di Jawa Barat mencapai 471.439 SID. Naik 69 persen dibandingkan posisi per akhir 2020 sebanyak 192.760 SID.

Tak jauh berbeda dengan kondisi investor secara nasional. Yogi mengatakan, angka itu juga didominasi investor muda dengan usia di bawah 40 tahun.

"Kalau lihat dari demigrafinya, rentang usia 18-25 tahun cukup mendominasi hampir 40 persen. Kalau dilebarkan lagi usia di bawah 40 tahun itu 80 persn,” ujar Yogi.

Adapun secara nasional, jumlah investor pasar modal mencapai 6,1 juta SID. Naik 57,2 persen dibandingkan angka di akhir 2020 sebanyak 3,88 juta SID.

Investor dengan usia di bawah 30 tahun mencapai 58,82 persen. Disusul investor dengan usia 31-40 tahun sebanyak 21,64 persen.

"Jadi memang generasi muda yang ingin mencoba hal baru itu yang buat mereka aktif untuk buka rekening efek," kata Yogi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jadi Perusahaan Efek Daerah Pertama

Seremoni PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) Pertama dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Anggota Bursa Pertama PED di BEI, Jumat (8/10/2021). (Dok: BEI)
Seremoni PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) Pertama dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Anggota Bursa Pertama PED di BEI, Jumat (8/10/2021). (Dok: BEI)

Sebelumnya, PT BJB Sekuritas Jawa Barat menjadi Perusahaan Efek Daerah (PED) Pertama di Indonesia, dengan PT Mandiri Sekuritas sebagai Anggota Bursa Sponsor Pertama di BEI. Keduangan telah mendapatkan perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyampaikan, perusahaan efek daerah atau PED merupakan perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah.

PED khusus didirikan dalam suatu wilayah tertentu. Ia menuturkan, PED bukan merupakan anggota bursa maupun anggota kliring.

"Namun merupakan partisipan dari KSEI dan KPEI,” kata Inarno dalam Pembukaan Perdagangan PT Mandiri Sekuritas dan BJB sekuritas selaku AB Sponsor PED, Jumat, 8 Oktober 2021.

Untuk melakukan perdagangan di Bursa, PED harus bekerja sama dengan anggota bursa atau yang disebut dengan AB sponsor PED.

Kehadiran PED dalam pasar modal Indonesia merupakan salah satu wujud dari sinergi antara pasar modal dengan daerah yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut melalui penciptaan lapangan pekerjaan baru.

“Juga mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan jumlah investor ritel, serta meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal di daerah mencegah atau meminimalisasi terjadinya investasi bodong,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya