Trivia Saham: Kenali 4 Musim di Pasar Modal

Istilan musim di pasar modal akan muncul saat pergantian tahun pada awal dan akhir tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Nov 2021, 15:41 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2021, 15:40 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika investasi di pasar modal ada sejumlah istilah yang mungkin bagi Anda terdengar asing bagi investor pemula.  Istilah di pasar modal ini juga ada yang berkaitan dengan musim.

Kali ini trivia saham mengulas sekilas mengenai musim di pasar modal. Mengutip instagram resmi @indopremier, Minggu (21/11/2021), istilah musim ini akan muncul saat pergantian tahun pada awal dan akhir tahun. Pada saat itu akan ada pola pergerakan harga yang terbentuk berdasarkan periode waktu tertentu.

Berikut istilah musim di pasar modal:

1.January Effect

Pola keadaan pasar modal seiring harga saham-harga saham cenderung menguat di dua minggu pertama pada Januari. Hal ini seiring investor ritel menerima bonus akhir tahun yang digunakan untuk membeli sejumlah saham dan hindari pajak akhir tahun.

2.Sell in May and Go Away

Pola ketika investor cenderung menjual saham pada Mei untuk hindari periode Mei-Oktober yang imbal hasilnya cenderung lebih rendah dari bulan lainnya. Dulu banyak orang bilang kalau Sell in May and Go Away karena investor pergi untuk liburan musim panas.

3.Santa Claus Rally

Pola yang disebabkan karena kenaikan pembelian saham pada Desember. Istilah ini masih berhubungan dengan January Effect, seiring investor akan membeli sahamnya menjelang ANtal dan menjualnya pada periode January Effect.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Window Dressing

20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

4. Window Dressing

Pola ketika harga saham cenderung menguat mendekati pergantian tahun. Hal ini karena fund manager cenderung memoles portofolionya pada akhir tahun sehingga rapornya bagus. Window dressing juga dilakukan emiten untuk merapikan laporan keuangan.

Sementara itu, mengutip laman BBC 28 Januari 20219, Asisten Klinis Profesor Keuangan New York University, Haran Segran menuturkan, meski baik memperhatikan musin, Anda harus lebih memperhatikan bukti konkret antara lain potensi pertumbuhan suatu perusahaan dan kinerja laba perusahaan itu selama setahun terakhir.

“Saya sangat percaya pada fundamental suatu saham, arus kas, risiko dan pertumbuhan, dari pada bulan tertentu untuk berinvestasi,” kata dia.

Ahli mengatakan, harus memperhatikan musim tetap hal terbaik yang mesi dilakukan dengan mengambil risiko lebih sedikit. Meski dalam jangka pendek, Anda mungkin menghasilkan pengembalian lebih sedikit. Pemikiran itu akan terbayar dalam jangka panjang seperti perlahan-lahan membuang uang dan membiarkannya bertambah selama bertahun-tahun.

Segram sepakat, pada bulan-bulan musim dingin yang membuat yang membuat depresi, misalkan untuk tidak membiarkan keputusan investasi Anda dipandu oleh perasahaan Anda.

“Orang memiliki hubungan emosional dengan uang,” ujar dia.

“Mereka melihat itu memiliki saran untuk kenyamanan dan kehormatan mereka pada masa depan. Tetapi orang-orang tidak membuat keputusan rasional jika menyangkut masalah uang. Saya memberita tahu siswa saya, itu permainan kesaraban,”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya