Bayan Resources Kehilangan Pendapatan Rp 2,35 Triliun pada Januari 2022, Ini Alasannya

PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan anak usaha perseroan telah mengeluarkan pemberitahuan tentang pengakhiran keadaan kahar kepada pembeli batu bara.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Feb 2022, 10:31 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2022, 10:31 WIB
FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan anak usaha mengalami kehilangan pendapatan USD 164 juta atau sekitar Rp 2,35 triliun (asumsi kurs Rp 14.361 per dolar AS) pada Januari 2022 imbas larangan sementara ekspor batu bara sejak 1-31 Januari 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/2/2022), PT Bayan Resources Tbk dan anak usaha perseroan telah mengeluarkan pemberitahuan tentang pengakhiran keadaan kahar kepada pembeli batu bara.

Sebelumnya pada 13 Januari 2022, perseroan dan anak usahanya telah mengirimkan pemberitahuan keadaan kahar kepada pembeli batu baranya sehubungan dengan ada kebijakan larangan ekspor batu bara sejak 1-31 Januari 2022 yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Adapun anak usaha perseroan antara lain PT Bara Tabang, PT Fajar Sakti Prima, PT Firman Ketaun Perkasa, PT Teguh Sinarabadi, PT Wahana Baratama Mining.

"Adapun pengakhiran keadaan kadar tersebut dapat dilakukan karena Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan pencabutan larangan ekspor tersebut dan telah dilakukan negosiasi jadwal pengiriman yang baru antara perseroan dan anak-anak usahanya tersebut dengan pembelinya,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan dan anak usahanya tersebut dapat kembali penuhi kewajiban pengiriman batu bara sesuai dengan kontraknya.

"Saat ini perseroan anak-anak usahanya mengalami kehilangan pendapatan pada Januari 2022 kurang lebih sebesar USD 164 juta dan kerugian sekitar USD 4,8 juta atas demurrage,” tulis perseroan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham BYAN

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Februari 2022, saham BYAN turun 0,63 persen ke posisi Rp 35.375 per saham. Saham BYAN dibuka stagnan Rp 35.600 per saham.

Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 35.600 dan terendah Rp 35.235 per saham. Total frekuensi perdagangan 130 kali dengan volume perdagangan 297. Nilai transaksi Rp 1,1 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya