Saham Grab Lesu Setelah Rilis Kinerja Keuangan

Grab mencatat lonjakan pendapatan menjadi USD 675 juta pada 2021. Namun, pada kuartal IV alami penurunan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Mar 2022, 16:25 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 16:25 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Grab merosot usai perusahaan merilis laporan keuangan yang mengecewakan. Saham raksasa ride-hailing itu anjlok sebanyak 37 persen di New York setelah melaporkan pendapatan USD 122 juta atau Rp 1,75 triliun (kurs Rp 14.384 per USD) untuk kuartal keempat, turun 44 persen dari tahun sebelumnya.

Perusahaan juga kehilangan USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,82 triliun selama periode tersebut, yang sebagian besar disebabkan oleh biaya go public di bursa Amerika Serikat selama penawaran umum perdana atau IPO tahun lalu.

Melansir CNN, Jumat (4/3/2022), saham Grab turun 0,9 persen dalam perdagangan setelah jam kerja pada Kamis, sekitar USD 3,28. Penurunan terjadi tiga bulan setelah debut perusahaan di Nasdaq, yang merupakan IPO terbesar yang pernah ada di Wall Street oleh perusahaan Asia Tenggara.

Namun demikian, pendapatan untuk satu tahun penuh untuk tahun buku 2021 melonjak 44 persen yoy, menjadi USD 675 juta berkat lonjakan pengiriman dan layanan keuangan.

Grab (GRAB) go public pada Desember melalui cara bergabung dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus (special-purpose acquisition company/SPAC). Perusahaan mengumpulkan USD 4,5 miliar dalam kesepakatan, dan bernilai hampir USD 40 miliar.

Sebaliknya, perusahaan sekarang bernilai sekitar USD 12,3 miliar berdasarkan kapitalisasi pasarnya saat ini. Grab didirikan pada 2012, dan dengan cepat melonjak menjadi perusahaan swasta paling berharga di Asia Tenggara sebelum IPO.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jadi Superapp

Ilustrasi Grab
Ilustrasi Grab

Perusahaan mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara pada 2018, dan sejak itu berkembang menjadi berbagai layanan lain, termasuk pengiriman makanan, pembayaran digital, dan bahkan layanan keuangan.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah menjadikan dirinya sebagai ’superapp’, yang memungkinkan pengguna melakukan segalanya.

Mulai dari memesan perjalanan hingga mengambil asuransi dan pinjaman. Sekitar 24 juta orang menggunakan aplikasi setiap bulan untuk melakukan transaksi di 480 kota di delapan negara pada 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya