Puradelta Lestari Kantongi Pendapatan Rp 1,4 Triliun pada 2021

PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) membukukan pendapatan usaha Rp 1,44 triliun dan laba bersih sebesar Rp 715 miliar pada 2021.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Apr 2022, 15:52 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2022, 15:52 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Puradelta Lestari Tbk  (DMAS) dan anak Perusahaan (Perseroan) mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode 31 Desember 2021 pada Jumat (8/4/2022). PT Puradelta Lestari Tbk  membukukan pendapatan usaha Rp 1,44 triliun dan laba bersih sebesar Rp 715 miliar pada 2021.

Mengutip keterangan resmi perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/4/2022), segmen industri menjadi kontributor utama pendapatan usaha perseroan dengan sumbangan sebesar Rp 1,18 triliun atau sekitar 81,9 persen dari pendapatan usaha perseroan. 

Kemudian, segmen hunian dan komersial masing-masing menyumbang Rp 125 miliar dan Rp 117 miliar, atau masing-masing menyumbang 8,7 persen dan 8,1 persen dari pendapatan usaha perseroan. 

 Di samping itu, segmen hotel menyumbang Rp11 miliar atau 0,7 persen dari pendapatan usaha perseroan, sedangkan segmen sewa menyumbang Rp 8 miliar atau 0,5 persen dari pendapatan usaha perseroan.

“Penjualan lahan industri kepada pelanggan-pelanggan dari sektor otomotif dan turunannya, serta sektor data center, menjadi penopang utama pendapatan usaha di tahun 2021,” ujar Direktur dan Sekretaris PT Puradelta Lestari Tbk Tondy Suwanto dalam keterangan resminya, Jumat (8/4/2022).

Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 847 miliar pada 2021, dengan marjin laba kotor sebesar 58,8 persen. Adapun laba usaha tercatat sebesar Rp 665 miliar dengan marjin laba usaha sebesar 46,2 persen.

Laba sebelum pajak perseroan tercatat sebesar Rp 731 miliar di 2021, sedangkan laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 715 miliar di 2021, dengan marjin laba bersih sebesar 49,6 persen. Melalui hasil tersebut, Perseroan mencatatkan laba bersih per saham sebesar Rp 14,83.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aset

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Tak hanya itu, dari sisi fundamental, jumlah aset perseroan per 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp 6,11 triliun, lebih rendah Rp 638 miliar atau 9,5 persen dibandingkan dengan jumlah aset per 31 Desember 2020 sebesar Rp 6,75 triliun. Hal ini terutama disebabkan penurunan kas dan setara kas sebesar Rp 776 miliar.

Sedangkan, posisi kas bersih perseroan per 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp 599 miliar, menurun Rp 776 miliar dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2020 sebesar Rp 1,38 triliun.

"Penurunan posisi kas bersih terutama disebabkan oleh pembagian dividen tunai yang dilakukan Perseroan sepanjang tahun 2021 sejumlah Rp892 miliar,” kata Tondy Suwanto.

Adapun liabilitas Perseroan per 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp 763 miliar, lebih rendah Rp461 miliar atau 37,7 persen dibandingkan jumlah liabilitas Perseroan per 31 Desember 2020 sebesar Rp1,22 triliun.

Hal ini terutama disebabkan penurunan liabilitas kontrak Perseroan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sebesar Rp 479 miliar dari Rp 970 miliar per 31 Desember 2020 menjadi Rp 491 miliar per 31 Desember 2021.

Perseroan tidak memiliki utang. Dengan posisi kas yang ada, perseroan akan mendanai kegiatan operasionalnya untuk meraih pencapaian yang optimal. 

Bahkan, perseroan terus berupaya untuk melakukan pengembangan Kota Deltamas untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial.

 


Selain Data Center, Puradelta Lestari Raih Permintaan Lahan Industri

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) menargetkan prapenjualan atau marketing sales Rp 1,8 triliun pada 2022.Prapenjualan tersebut terutama ditopang oleh penjualan lahan industri di samping penjualan lahan dan produk hunian serta komersial.

Direktur PT Puradelta Lestari Tbk, Tondy Suwanto menuturkan, permintaan lahan industri pada awal 2022 cukup tinggi walaupun situasi pandemi COVID-19 belum berakhir.

"Kami melihat permintaan lahan industri dari sektor data center justru meningkat di tengah masa pandemi ini," ujar Tondy dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat, 18 Februari 2022.

Ia menambahkan, dengan banyaknya permintaan lahan industri dari sektor data center, disertai dengan upaya dan kesiapan perseroan dalam membangun infrastruktur dan utilitas khusus yang diperlukan untuk mendukung aktivitas pelanggan data center.

"Kami meyakini bahwa di tahun 2022 akan semakin banyak pemain data center yang bergabung di kawasan industri GIIC Kota Deltamas," ia menambahkan.

Perseroan sudah siapkan sebuah zona khusus di kawasan industri GIIC Kota Deltamas yang didedikasikan untuk industri data center dan industri serupa. Zona khusus ini dilengkapi dengan kehandalan pasokan listrik premium yang optimal dan serat optik privat yang memberikan keamanan data terhadap data yang dikelola masing-masing pelanggan data center.

"Hal ini menjadi keunggulan utama bagi kawasan industri GIIC Kota Deltamas untuk menarik calon pelanggan data center," ujar dia.

Ia menambahkan, berbekal fasilitas dan utilitas yang terus disempurnakan tersebut, kawasan industri GIIC Kota Deltamas siap menjadi pusat data center.


Masih Ada Permintaan Lahan Industri

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tondy menuturkan, awal 2022 masih ada permintaan lahan industri sekitar 70 hektar. Di samping sektor data center, terdapat permintaan dari sektor industri lain seperti industri terkait otomotif, industri pangan, maupun industri perabot rumah tangga.

"Oleh sebab itu, kami meyakini dapat meraih target marketing sales sebesar Rp1,8 triliun di tahun 2022,” kata Tondy Suwanto.

Permintaan akan lahan atau produk hunian dan komersial juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan industri di Kota Deltamas dan sekitarnya.

Dengan perkembangan aktivitas yang pesat di Kota Deltamas, Perseroan akan terus mengembangkan kawasan hunian dan komersialnya di Kota Deltamas dengan mempertimbangkan permintaan pasar.

"Kami meyakini bahwa permintaan hunian dan komersial akan terus meningkat, apalagi dengan proyek-proyek infrastruktur dan fasilitas komersial yang juga telah mulai dibangun di Kota Deltamas dan sekitarnya," ujar dia.

Namun demikian, di tengah situasi pandemi seperti ini, Tondy menuturkan juga perlu melihat perkembangan permintaan pasar dengan jeli.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya