Analis Sebut Dua Faktor Ini Bakal Angkat Saham Emiten Sawit

Pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono menuturkan, ada dua faktor yang akan dorong penguatan saham emiten sawit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Apr 2022, 21:50 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 17:58 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan larangan ekspor bahan baku minyak goreng maupun minyak goreng mulai 28 April 2022.

Umumnya, kebijakan ini akan dinilai merugikan emiten sawit tersebut lantaran kehilangan pendapatan dari aktivitas ekspor. Namun begitu, Pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono menilai hal itu tak sepenuhnya benar.

"Ekspor CPO yang dilarang jelas makin memicu lack of supply secara global. Akan makin memicu kenaikan harga CPO karena kita produsen utama,” kata dia kepada Liputan6.com, Senin (25/4/2022).

Ia menilai, larangan ekspor menjadi kebijakan yang biasa diambil sejumlah negara produsen komoditas belakangan ini. Sebagai contoh, Wahyu menyebut China yang memiliki kebijakan untuk menahan bahkan melarang ekspor komoditas negara tersbeut seperti batu bara, crude palm oil (CPO), dan lainnya.

"Mirip juga dengan kebijakan larangan bijih nikel kita yang makin memicu nickel terbang. Nah justru inilah masalah yang makin memicu bullish komoditas, selain isu supply chain. Sehingga harga makin melambung,” ujar Wahyu.

Dia menilai, investor global tidak hanya melihat dari sisi pendapatan jangka pendek. Wahyu menerangkan, saham juga merupakan instrumen hedging jika harga komoditas naik. Sehingga aset yang bisa dibeli tentu saham terkait komoditas tersebut.

“Komoditas naik, maka investasi ke aset terkait komoditas yaitu saham, ETF atau apapun yang terkait komoditas tersebut. Artinya dalam jangka menengah saham ini masih bullish,” imbuhnya.

Menyusul kebijakan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 10,14 poin atau 0,14 persen ke posisi 7.215 pada sesi pertama perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 21 poin ke posisi 7.204. IHSG juga sempat terperosok pada level terendahnya di posisi 7.121.

"Kebetulan juga IHSG sedang terkoreksi lumayan. Apapun berita atau kebijakan-nya, jika sentimen sedang koreksi ya koreksi. Taking profit ya hajar dan wajar jadinya kalau tanpa kebijakan larangan ekspor pun emiten sawit akan rentan koreksi juga,” kata Wahyu.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham Emiten Sawit pada Sesi Pertama Senin 25 April 2022

IHSG
Ilustrasi IHSG

Saham-saham emiten sawit loyo pada sesi pertama perdagangan Senin, 25 April 2022:

- PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) terkoreksi 100 poin atau 6,94 persen ke posisi 1.340

- PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) turun 45 poin atau 6,92 persen ke posisi 605

- PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 900 poin atau 6,84 persen ke posisi 12.250

- PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 70 poin atau 6,25 persen ke posisi 1.050

- PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) turun 45 poin atau 6 persen ke posisi 705

- PT Sinar Mas Agro Resources Tbk (SMAR) turun 130 poin atau 2,75 persen ke posisi 4.600

- PT FAP Agri Tbk (FAPA) turun 30 poin atau 0,85 persen ke posisi 3.500

- PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) turun 20 poin atau 3,92 persen ke posisi 490

Wahyu menambahkan, setidaknya ada dua faktor yang bisa membawa saham-saham emiten sawit rebound. Pertama, yakni oversold atau technical rebound seiring penguatan IHSG. Kedua, yakni perubahan kebijakan yang memicu sentimen positif.

"Misal penyesuaian kuota ekspor dmn pemerintah dan produsen mulai mencapai keseimbangan, balancing policy,” ujar dia.

Penutupan IHSG Senin 25 April 2022

IHSG Menguat
Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah terbatas pada perdagangan Senin, 25 April 2022. Akan tetapi, investor asing mencatat aksi beli saham cukup signifikan di seluruh pasar.

Pada penutupan perdagangan awal pekan ini, IHSG turun tipis 0,13 persen ke posisi 7.215,97. Indeks LQ45 menguat 0,66 persen ke posisi 1.063,85. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.234,31 dan terendah 7.121,86. Sebanyak 388 saham melemah sehingga menekan IHSG. 162 saham menguat dan 150 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.565.172 kali dengan volume perdagangan 30,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 19,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 3,49 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.468.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXfinance naik 0,29 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 0,33 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 2,24 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy turun 1,29 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 1,27 persen.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham WINR naik 35 persen

-Saham HITS naik 25 persen

-Saham JAYA naik 23,72 persen

-Saham BELL naik 23,30 persen

-Saham ROCK naik 16,10 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham FLMC melemah 9,62 persen

-Saham RUNS melemah 7,81 persen

-Saham UFOE melemah 7 persen

-Saham DSSA melemah 6,98 persen

-Saham LSIP melemah 6,94 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 283,2 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 127,6 miliar

-Saham MDKA senilai Rp 61,4 miliar

-Saham EMTK senilai Rp 23,9 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 17,5 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BMRI senilai Rp 201,8 miliar

-Saham ASII senilai Rp 102 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 56,7 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 53,6 miliar

-Saham BUKA senilai Rp 49,6 miliar

Bursa Saham Asia

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Ilustrasi bursa saham Asia

Bursa saham Asia tertekan pada awal pekan ini yang dipimpin oleh bursa saham China. Hal ini juga mengikuti wall street yang alami aksi jual pada Jumat 22 April 2022.

Indeks Shenzhen melemah 6,08 persen ke posisi 10.379,28. Indeks Shanghai merosot 5,13 persen ke posisi 2.928,51.

"Tidak mengherankan dan masuk akal kalau pasar khawatir tentang situasi COVID-19 karena itu jelas berdampak terhadap aktivitas ekonomi. Ini memengaruhi potensi laba untuk pasar,” ujar Chief Asia-Pacific Equity Strategist Golman Sachs, Timothy Moe dilansir dari CNBC, Senin, 25 April 2022.

China telah berjuang untuk melawan COVID-19 meski melakukan lockdown di Shanghai. Selama akhir pekan, pemerintah memperingatkan COVID-19 telah menyebar tanpa terdeteksi selama sekitar satu minggu.

Indeks Hang Seng turun 3,57 persen dan indeks Hang Seng teknologi melemah 4,43 persen. Saham perusahaan video China Bilibili anjlok 5,24 persen di Hong Kong. Saham Alibaba tergelincir 4,96 persen.

Indeks Jepang Nikkei susut 1,9 persen ke posisi 26.590,78. Indeks Topix susut 1,5 persen menjadi 1.876,52. Saham Nissan merosot 5,05 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi tergelincir 1,76 persen menjadi 2.657,13. Indeks Kosdaq merosot 2,49 persen menjadi 899,84. Saham Hyundai Motor menguat 1,11 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 2,39 persen.

Dari data ekonomi, Singapura melaporkan tingkat inflasi inti naik 2,9 persen pada Maret 2022 dibandingkan tahun lalu. Realisasi inflasi inti itu laju tercepat dalam satu dekade.

Kenaikan inflasi inti didukung makanan dan jasa. Sedangkan jajak pendapat Reuters prediksi, inflasi inti 2,4 persen. Di sisi lain, perusahaan telekomunikasi China ZTE akan laporkan kinerja keuangan pada Senin pekan ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya