Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah sentimen yang terjadi pada libur bursa untuk peringati Lebaran 2022 akan pengaruhi pasar usai libur.
Sejumlah sentimen yang akan pengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seperti pertemuan FOMC pada 3-4 Mei 2022. Komentar mingguan sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga 50 basis poin untuk meredam kenaikan inlfasi dan pasar tenaga kerja.
Baca Juga
"Sebaiknya the Fed memutuskan untuk melakukannya, kami melihat akan ada sedikit tekanan pada imbal hasil keseluruhan," demikian mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Selasa (3/5/2022).
Advertisement
Katalis lainnya dari risiko geopolitik dari Rusia-Uni Eropa yang dapat terjadi risiko selama 10 hari berikutnya. Hingga kini Rusia telah menangguhkan sejumlah ekspor gas ke beberapa negara Uni Eropa yang dapat diperluas ke komoditas lain.
Hal tersebut dapat berdampak terhadap kenaikan harga komoditas. Di sisi lain, risiko COVID-19 terkendali saat ini di Indonesia.
"Namun dengan lockdown China baru-baru ini, rantai pasokan yang sudah ketat mungkin lebih jauh terganggu. Ini mungkin pengaruhi tekanan inflasi dalam jangka pendek dan menengah," tulis Ashmore.
Ashmore menyatakan, inflasi akan keluar setelah libur Lebaran dan akan menjadi pertimbangan kebijakan Bank Indonesia (BI) ke depan.
"Libur Idul Fitri kemungkinan sudah melihat dampak dari kenaikan harga energi baru-baru ini termasuk kenaikan harga BBM, LPG 12 kg, minyak goreng, dan harga makanan. Jika inflasi tetap terkendali ada kemungkinan lebih rendah naikkan harga bahan bakar," tulis Ashmore.
Selain itu, larangan ekspor minyak goreng hingga pemerintah melihat harga yang diinginkan dapat berdampak terhadap acuan makroekonomi saat ini. Adapun bursa saham di Indonesia akan kembali buka pada 9 Mei 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Naik 0,05 Persen pada 25-28 April 2022, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 9.555 Triliun
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada periode 25-28 April 2022. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,05 persen ke posisi 7.228,91 dari pekan sebelumnya 7.225,60.
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa melonjak 1,08 persen pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa bertambah sekitar Rp 103 triliun menjadi Rp 9.555 triliun dari pekan sebelumnya Rp 9.452,52 triliun.
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa 1,24 persen menjadi Rp 23,95 triliun dari pekan sebelumnya sebesar Rp 21,34 triliun.
Namun, rata-rata volume transaksi harian BEI susut 6,91 persen menjadi 24,39 miliar saham dari 26,20 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya.
Rata-rata frekuensi harian bursa selama sepekan susut 5,01 persen menjadi 1.465.440 transaksi dari 1.542.656 transaksi pada pekan sebelumnya. Investor asing mencatat aksi beli Rp 2,3 triliun. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 72,16 triliun.
Adapun sepanjang April 2022, IHSG catat penguatan. IHSG mampu mencatatkan kinerja tumbuh 2,4 persen.
"JCI selama bulan April mencatatkan kinerja positif di mana selama April IHSG mampu mencatatkan kinerja 2,49 persen,” kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Sabtu, 30 April 2022.
Dia mengatakan, sektor energi yang mencatatkan kinerja positif sebesar 19,8 persen menjadi faktor pendorong kenaikan IHSG tersebut.
“Di mana kenaikan IHSG masih didorong dengan sektor energi yang mencatatkan kinerja positif sebesar 19,84 persen,” ujar dia.
Di sisi lain sektor perbankan juga terus mengalami pertumbuhan positif didorong dengan pemulihan ekonomi serta hasil laporan keuangan yang positif pada kuartal I 2022. "Selama April, investor asing juga mencatatkan net buy sebesar Rp 40 triliun,” ungkap Abdul.
Advertisement
Kabar Bursa Sepekan
Selama sepekan menjelang Hari Raya Lebaran, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) diwarnai dengan 2 pencatatan saham, 3 obligasi, 1 sukuk dan 2 waran.
Pada Senin, 25 April 2022, obligasi berkelanjutan III PTPP Tahap II Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PTPP Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT PP (Persero) Tbk resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 544,5 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi adalah idA (Single A) dan untuk Sukuk Mudharabah adalah idA(sy) (Single A Syariah).
Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Kemudian, Obligasi Berkelanjutan IV PNM Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Permodalan Nasional Madani mulai resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 3 triliun.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idAA (Double A) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.
Obligasi Berkelanjutan I Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 2,5 triliun. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idA (Single A).
Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Total Emisi Obligasi
Pada hari yang sama, PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) mencatatkan saham dan warannya di papan utama BEI. WINR menjadi perusahaan tercatat ke-18 pada 2022 di BEI. WINR bergerak pada sektor dan sub sektor Properties & Real Estate.
Adapun Industri dan sub industri WINR adalah Real Estate Development & Management. PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) mencatatkan saham dan warannya di papan akselerasi BEI. IBOS menjadi perusahaan tercatat ke-19 pada tahun 2022 di BEI. IBOS bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2022 adalah 42 emisi dari 33 emiten senilai Rp48,09 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 497 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp450,57 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 124 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 153 seri dengan nilai nominal Rp4.825,65 triliun dan USD200,65 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,44 triliun.
Advertisement