Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memastikan dampak konflik Rusia-Ukraina tidak berpengaruh terhadap suplai bahan baku. Lantaran Kimia Farma telah mengantisipasi.
"Secara umum konflik Rusia dan Ukraina tidak begitu pengaruh terhadap suplai bahan baku. Sudah antisipasi. Terjadi informasi berkembang, antisipasi segera mengamankan. Alhamdulilah gangguan kita belum ada terasa, mudah-mudahan tidak ada,” ujar Direktur Produksi dan Supply Chain PT Kimia Farma Tbk, Andi Prazos saat paparan publik perseroan ditulis Kamis (12/5/2022).
Baca Juga
Untuk mengantisipasi kebutuhan pasar ke depan, perseroan menyatakan telah mengantisipasi dengan supplier di dalam negeri dan luar negeri untuk membantu.
Advertisement
"Sejak akhir tahun melakukan pertemuan dengan supplier jaga kebutuhan kita terpenuhi. Jika terjadi di luar dugaan, itu yang menjadi kendala kita, antisipasi," kata dia.
Perseroan juga belum berencana menaikkan harga produk di pasar. “Kenaikan harga kita lihat kondisi pasar. Kita belum ada rencana naikkan harga di market,” kata dia.
Andi menilai, industri farmasi akan melakukan perbaikan kinerja pada 2022 dengan terjadi perubahan produksi yang diserap pasar. Hal ini seiring kondisi COVID-19 yang terkendali. Perseroan pun menyatakan akan melakukan hal sama.
"Beberapa antisipasi dan inovasi untuk dapatkan revenue akan ada perubahan dengan turunnya COVID-19 di Indonesia. Target perusahaan 11 persen pada 2022 dari sisi revenue,” ujar dia.
Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah langkah yang dilakukan perseroan. Direktur Pemasaran, Riset dan Pengembangan PT Kimia Farma Tbk, Jasmine Karsono menuturkan, perseroan tidak hanya mengembangankan obat-obatan dan produk non farmasi antara lain kosmestik dan bisnis lainnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja 2021
PT Kimia Farma Tbk membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba bersih yang signifikan dan pendapatan.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kimia Farma Tbk meraih penjualan bersih Rp 12,85 triliun pada 2021. Penjualan itu tumbuh 28,45 persen dibandingkan periode 2020 sebesar Rp 10 triliun.
Beban pokok penjualan naik 33,2 persen menjadi Rp 8,46 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,34 triliun. Dengan demikian, laba bruto perseroan tercatat Rp 4,39 triliun pada 2021 jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 3,65 triliun.
Perseroan membukukan laba usaha naik menjadi Rp 955,63 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 653,02 miliar.
Dengan demikian, Perseroan meraih laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 302,27 miliar pada 2021. Realisasi laba itu melonjak 1.613 persen dari periode 2020 sebesar Rp 17,63 miliar.
Perseroan mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 54,42 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,18.
Total ekuitas tercatat Rp 7,23 triliun pada 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 7,10 triliun. Total liablitas mencapai Rp 10,52 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,45 triliun.
Aset perseroan naik mencapai Rp 17,76 triliun pada 2021 dari posisi 2020 sebesar Rp 17,56 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 748,48 miliar pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 1,24 triliun.
Advertisement
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memutuskan membagikan dividen 30 persen dari laba bersih untuk tahun buku 2021 pada Rabu, 11 Mei 2022.
RUPST PT Kimia Farma Tbk telah menyetujui dan mengesahkan penetapan penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 302,27 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Kimia Farma Tbk, Lina Sari menuturkan, penetapan dividen sebesar 30 persen dari laba bersih 2021. Sedangkan sisanya 70 persen untuk cadangan.
"Telah disetujui penggunaan laba bersih dalam bentuk dividen sebesar 30 persen dari total laba dengan angka Rp 90,68 miliar. Sisanya 70 persen sebesar Rp 211 miliar ditetapkan cadangan,” kata dia saat paparan publik, Rabu, 11 Mei 2022.
Ia menuturkan, secara nilai, dividen yang dibagikan lebih besar dari 2020 meski persentase lebih kecil. Namun, perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih 1.319 persen pada 2021.
“2020 pembagian dividen 40 persen dari laba bersih dengan nilai rupiah per lembar Rp 1. Sementara 2021, meski jumlah persentase lebih kecil 30 persen namun kalau dilihat dari rupiah per lembar meningkat Rp 19,” ujar Lina.
Lina menambahkan, pembagian dividen tersebut menunjukkan perseroan mampu beroperasi lebih sehingga berkontribusi kepada stakeholder Kimia Farma.
Agenda RUPST Lainnya
Selain itu, RUPST Kimia Farma juga menyetujui Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2021, dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang di dalamnya mencakup Laporan Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.
RUPST Kimia Farma sekaligus pemberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi atas tindakan pengurusan Perseroan dan Dewan Komisaris atas tindakan Pengawasan Perseroan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2021.
RUPST Kimia Farma juga memutuskan Penetapan Remunerasi (Gaji/Honorarium, Fasilitas, dan Tunjangan) Tahun 2022 serta Tantiem Tahun Buku 2021 bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Kemudian RUPST juga menyetujui Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Tahun Buku 2022. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan pengukuan pemberlakuan sejumlah peraturan Menteri BUMN.
Advertisement