Pakuwon Jati Optimistis Raih Target Prapenjualan Rp 1,8 Triliun pada 2022

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati (PWON), Minarto menuturkan, perseroan targetkan pra penjualan Rp 1,8 triliun pada 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Jul 2022, 21:26 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2022, 21:26 WIB
Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menargetkan pra-penjualan atau marketing sales pada 2022 sebesar Rp 1,8 triliun.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati, Minarto menuturkan, perseroan targetkan pra penjualan Rp 1,8 triliun pada 2022.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk, Wong Boon Siew Ivy mengaku optimistis meraih target pra penjualan tahun ini. Pra penjualan tersebut 50 persen dari landed dan 50 persen dari high rise.

"Marketing sales kita juga tetap optimis, karena memang kita dari dulu tidak tergantung dengan asing. Kita lebih banyak domestik driven nya, dari masyarakat Indonesia sendiri," ujar Direktur Pengembangan Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk, ditulis Rabu (6/7/2022).

Sebelumnya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2,8 triliun pada 2022.

"Capex kita tahun ini sudah kita persiapkan sekitar Rp 2,8 triliun," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk, Wong Boon Siew Ivy dalam paparan publik di Jakarta, Selasa, 5 Juli 2022.

Belanja modal tersebut akan digunakan sebesar Rp 1 triliun untuk konstruksi dan renovasi di Yogyakarta, Solo dan tempat lainnya.

"Rp 1 triliun itu adalah untuk konstruksi sama renovasi yang sudah dilakukan di Yogyakarta dan Solo dan tempat lain-lain,” ujar Ivy.

Sedangkan, sisanya sebanyak Rp 1,8 triliun akan digunakan untuk belanja tanah serta operasional aset yang akan dibeli oleh Pakuwon Jati.

"Sisanya, Rp 1,8 triliun itu kita memang stand untuk belanja tanah dan operasional aset yang lagi dibeli,” ia menambahkan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Realisasi Belanja Modal

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati, Minarto mengatakan, perseroan telah menggunakan belanja modal untuk konstruksi Bekasi Pakuwon City Mall dan renovasi Yogyakarta-Solo sebesar Rp 165 miliar hingga Maret 2022.

"Rp 165 miliar untuk konstruksi Bekasi, Pakuwon City Mall dan renovasi Yogya-Solo," ujar Minarto.

Terkait kinerja keuangan, Pakuwon Jati meraih pendapatan pada kuartal I 2022 sebesar Rp1,3 triliun, menunjukkan kekuatan pemulihan setelah pandemi COVID-19. Peningkatan pendapatan sebesar 17,1 persen dibandingkan kuartal I 2021

Kemudian, EBITDA kuartal I 2022 sebesar Rp732 miliar dengan ketahanan margin EBITDA 56 persen. Peningkatan EBITDA 28,7 persen dibandingkan kuartal I 2021.

Hingga kuartal I 2022, perseroan meraih marketing sales atau pra penjualan Rp 380 miliar. Selain itu, perseroan juga melakukan Penandatanganan Perjanjian Manajemen Hotel Aloft Surabaya Kota Pakuwon dengan Marriott International.

 

Kinerja Kuartal I 2022

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengumumkan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama di 2022. Pada periode tersebut, Pakuwon Jati mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun.

Pendapatan tersebut naik 17,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,17 triliun.Mengutip laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/5/2022), pendapatan tersebut berasal dari sewa ruangan Rp 340,11 miliar dan pendapatan apartemen servis Rp 15,14 miliar.

Lalu pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, di antaranya jasa pemeliharaan Rp 191,69 miliar, penjualan kondominium dan kantor Rp 383,24 miliar, pendapatan hotel Rp 151,5 miliar, penjualan tanah dan bangunan Rp 81,94 miliar, serta pendapatan usaha lainnya Rp 143,56 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 628,95 miliar. Sehingga diperoleh laba bruto Rp 678,24 miliar, naik 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 519,42 miliar.

Pada periode yang sama, beban penjualan tercatat sebesar Rp 38,46 miliar, beban umum dan administrasi Rp 73,82 miliar, beban keuangan Rp 79,9 miliar, beban pajak final Rp 79,82 miliar.

Kemudian penghasilan bunga Rp 34,46 miliar.Perseroan catat laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 407,46 miliar.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan manfaat pajak penghasilan sebesar Rp 1,5 miliar. Sehingga laba bersih periode berjalan tercatat sebesar Rp 408,96 miliar. Naik 61,54 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 253,16 miliar.

 

Selanjutnya

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 56,6 persen menjadi Rp 370,60 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 236,7 miliar. Laba per saham dasar menjadi Rp 7,70 dari sebelumnya Rp 4,91.

Aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 29,33 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 28,87 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 11,97 triliun dan aset tidak lancar Rp 17,36 triliun.

Liabilitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp 9,75 triliun naik tipis dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 9,69 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,17 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 6,58 triliun.

Sementara ekuitas sampai dengan akhir Maret 2022 tercatat naik menjadi Rp 19,59 triliun dan Rp 19,18 triliun di Desember 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya