Liputan6.com, Jakarta - PT Utama Radar Cahaya Tbk, emiten bergerak di jasa kepengurusan transportasi akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo, ditulis Minggu (10/7/2022), PT Utama Radar Cahaya Tbk melepas sebanyak-banyaknya 150 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Jumlah saham itu setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Utama Radar Cahaya Tbk setelah IPO.
Baca Juga
Harga penawaran saham tersebut sebesar Rp 110-Rp 150 per saham. Dengan demikian, perolehan dana yang akan diperoleh dari IPO sekitar Rp 16,50 miliar-Rp 22,50 miliar.
Advertisement
Perseroan memakai dana hasil IPO antara lain sekitar 75,17 persen akan digunakan untuk pembelian kendaraan truk bekas, sekitar 9,22 persen untuk modal kerja perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha perseroan.
Kemudian sekitar 7,59 persen akan digunakan untuk pembeliaan persediaan suku cadang dari pihak ketiga yang bukan merupakan pihak terafiliasi, sekitar 2,99 persen untuk pembayaran angsuran sewa lahan parkir baru selama dua tahun.
Selanjutnya sekitar 2,2 persen akan digunakan untuk biaya balik nama 27 armada truk yang dibeli dari hasil IPO, sekitar 1,7 persen untuk pembangunan fasilitas penunjang lahan parkir baru, sekitar 0,37 persen untuk pembelian alat GPS, dan sekitar 0,76 persen akan digunakan untuk pembayaran asuransi TLO untuk 27 unit truk dengan pihak ketiga.
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jadwal IPO dan Rencana Pembagian Dividen
Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Elit Sukses Sekuritas. Pemegang saham perseroan setelah IPO antara lain PT Gelora Rimba Jaya sebesar 77,92 persen, Adhitya Chandra Wijaya sebesar 2,08 persen dan masyarakat sebesar 20 persen.
Jadwal IPO:
-Perkiraan masa penawaran awal pada 8-12 Juli 2022
-Perkiraan tanggal efektif pada 25 Juli 2022
-Perkiraan masa penawaran umum pada 27-29 Juli 2022
-Perkiraan tanggal penjatahan pada 29 Juli 2022
-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 1 Agustus 2022
-Perkiraan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Agustus 2022
Kebijakan Dividen
Untuk pembagian dividen, perseroan berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dengan rasio sebanyak-banyaknya 50 persen dari laba bersih 2022 setelah sisihkan cadangan wajib yang dimulai dari tahun buku 2021, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan perseroan dan tanpa mengurangi jak dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar perseroan.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2021
Perseroan mencatat pendapatan Rp 35,35 miliar pada 2021, atau naik 17,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 30,01 miliar. Laba kotor bertambah 10,33 persen menjadi Rp 8,32 miliar pada 2021 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 7,54 miliar.
Sementara itu, laba usaha naik 47,53 persen dari Rp 2,48 miliar pada 2020 menjadi Rp 3,67 miliar pada 2021. Dengan melihat kondisi itu, laba bersih tumbuh 43,17 persen dari Rp 2,11 miliar pada 2020 menjadi Rp 3,02 miliar pada 2021.
Perseroan membukukan aset bertambah 53,35 persen menjadi Rp 13,22 miliar pada 2021 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 8,62 miliar. Rincian aset itu antara lain liabilitas meningkat 44,80 persen dari Rp 1,93 miliar pada 2020 menjadi Rp 3,50 miliar pada 2021. Ekuitas perseroan bertambah 31,18 persen menjadi Rp 9,71 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,68 miliar.
Â
37 Perusahaan Antre di Pipeline IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline initial public offering (IPO).
Berdasarkan sektornya, masih didominasi oleh sektor consumer non-cyclicals. Adapun hingga 8 Juli 2022, terdapat 25 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI.
"Hingga saat ini, terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Sabtu (9/7/2022).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat sembilan perusahaan dengan aset stakal kecil di bawah Rp 50 miliar. Kemudian 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Serta 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.
Rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
• 9 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor Energy
• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare
• 2 Perusahaan dari sektor Industrials
• 4 Perusahaan dari sektor Infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
• 3 Perusahaan dari sektor Technology
• 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
Selain IPO, ada juga 23 korporasi yang akan mencatatkan 29 emisi dalam pipeline pencatatan obligasi dan sukuk.
Â
Advertisement