Panin Sekuritas Bidik Nilai Transaksi Tumbuh 23 Persen pada 2022

PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) juga bidik nasabah hingga 70 ribu nasabah pada 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Jul 2022, 20:23 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 20:23 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) menargetkan nilai transaksi meningkat sebanyak 23 persen pada 2022. Nilai transaksi tersebut sekitar Rp 145 triliun.

"Kami menargetkan adanya kenaikan sekitar 23 persen dari nilai transaksi yang pernah kami achieve di tahun 2021 sebesar Rp 118,5 triliun, menjadi sekitar Rp 145 triliun. Jadi itu kenaikannya sebesar 23 persen,” kata Presiden Direktur Panin Sekuritas, Indra Christanto dalam paparan publik Panin Sekuritas, Rabu (13/7/2022).

Kemudian, dari sisi target komisi transaksi, Panin Sekuritas menargetkan Rp 193 miliar untuk 2022.

"Sedangkan dari sisi target komisi yang akan kami targetkan untuk akhir 2022 adalah sebesar Rp 193 miliar, dibandingkan dengan capaian tahun 2021 sebesar Rp 157,1 miliar,” kata dia.

Dari sisi nasabah, Panin Sekuritas menargetkan pertumbuhan hingga 70 ribu nasabah.

“Kemudian dari sisi nasabah, kami menargetkan sekitar 30 persen, dari sekitar 55 ribu yang sudah tercatat di kami pada 2021, kami menargetkan hingga sampai 70 ribu jumlah nasabah di Panin Sekuritas,” ujar dia.

Sebelumnya, PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp150 per lembar saham dari laba bersih 2021 sebesar Rp 151 miliar. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Panin Sekuritas pada Rabu, 13 Juli 2022.

Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha mengatakan, pembagian dividen secara tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 150 per saham.

"Menyetujui penggunaan laba untuk pembagian dividen secara tunai sebesar Rp150 per saham,” kata Prama dalam paparan publik Panin Sekuritas, Rabu, 13 Juli 2022.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemakaian Laba Bersih

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Selain dividen, Rp200 juta akan digunakan untuk dana cadangan sesuai ketentuan pasal 70 UUPT dan pasal 23 Anggaran Dasar Perseroan. Sisa laba bersih 2021 akan digunakan untuk keperluan investasi dan modal kerja dan dicatat sebagai laba yang ditahan.

"Selain dividen, penggunaan laba akan dibentuk sebagai dana cadangan dan sisanya dibentuk saldo laba,” ujar Prama.

Sementara itu, total aset dan liabilitas pada 31 Desember 2021 menurun dibandingkan 31 Desember 2020 karena penurunan transaksi efek pada posisi 31 Desember 2021.  Meskipun demikian secara keseluruhan nilai transaksi efek sepanjang tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020. 

Sedangkan total aset dan liabilitas pada 31 Maret 2022 meningkat dibandingkan 31 Desember 2021 karena peningkatan transaksi efek pada posisi 31 maret 2022. Total ekuitas pada 31 maret 2022 dan 31 Desember 2021 mengalami kenaikan karena peningkatan saldo laba yang berasal dari laba periode berjalan.

Tak hanya itu, perseroan memiliki permodalan yang kuat, tercermin dari Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) yang berada di atas ketentuan minimum Rp 25 miliar. Hingga 20 Maret 2022, MKBD Panin Sekuritas mencapai Rp 813,21 miliar.

"Jadi kita di sini ada pertumbuhan MKBD,” ujar dia.

Sedangkan, pendapatan dan laba tahun 2021 meningkat dibandingkan 2020 karena adanya kenaikan komisi transaksi, pendapatan manajer investasi dan pendapatan bunga serta keuntungan perdagangan efek.

Pendapatan dan laba kuartal I 2022 meningkat dibandingkan kuartal I 2021 karena adanya keuntungan perdagangan efek serta kenaikan pendapatan bunga.

Proses IPO Perusahaan Manufaktur

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelumnya, PT Panin Sekuritas Tbk tengah memproses persiapan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) satu perusahaan manufaktur.

"Perusahaan tersebut memproduksi berbagai peralatan rumah, kata Direktur Panin Sekuritas Prama Nugraha kepada Liputan6.com, Selasa, 1 September 2021.

Nama perusahaan tersebut masih belum bisa diungkapkan. Namun, Prama menuturkan, perusahaan manufaktur ini akan menawarkan sekitar 20-30 persen saham melalui penawaran saham perdananya.

"Target perolehan dana melalui IPO ini berkisar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar," kata Prama.

Prama mengatakan, dana perolehan IPO akan digunakan untuk mendukung ekspansi perusahaan. Hanya saja, ia belum bisa merinci rencana alokasi penggunaan dana IPO tersebut.

Dia hanya mengatakan, perusahaan manufaktur tersebut berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester I 2022. Tahun depan diharapkan kondisi pasar akan lebih baik dari tahun ini sehingga proses yang tengah dikerjakan bisa berjalan sesuai rencana.

“Tahun ini ada beberapa yang tertunda (pending) dari rencana, khususnya penawaran saham, tahun depan diharapkan bisa terlaksana,” kata Prama. 

 

Nasabah Meningkat

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sebelumnya PT Panin Sekuritas Tbk mencatat kenaikan nasabah saham. Direktur PT Panin Sekuritas Tbk, Prama Nugraha menuturkan, ada sejumlah faktor utama yang dongkrak jumlah nasabah saham. Salah satu transaksi yang bisa dilakukan online.

Ia menuturkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi secara digital seperti transaksi online ternyata berdampak juga pada jumlah transaksi nasabah yang meningkat terutama nasabah individu.

Pada 2020, Panin Sekuritas mencatat nasabah individu yang berinvestasi saham ialah 32.613 orang. Angka tersebut naik 11,9 persen secara year to date menjadi 36.493 nasabah hingga Juni 2021.

"Jumlah nasabah aktif selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang mencerminkan pertumbuhan bisnis perusahaan," ujar Prama.

Tak hanya itu, peningkatan juga terjadi pada nasabah institusi. Bila pada 2020 jumlahnya hanya 340 institusi, hingga Juni 2021 angka yang mampu ditorehkan yakni 374 insitusi. Jumlah itu meningkat 10 persen secara year to date.

"Pada tahun 2020 kami bertindak sebagai penjamin pelaksaan emisi untuk 2 penawaran umum perdana saham. Dengan total penjaminan sebesar Rp99 miliar," ujar dia.

Pada semester II 2021, Prama juga berharap pihaknya bisa memproses perusahaan yang hendak melakukan IPO.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya