Dian Swastatika Lepas 19,6 Miliar Saham FREN

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk menjual 19.604.974.800 saham atau setara 6 persen dengan harga transaksi Rp 77 per saham. Nilai penjualan Rp 1,5 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jul 2022, 10:31 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2022, 22:31 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melepas saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebesar 6 persen pada 26 Juli 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/7/2022), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk menjual 19.604.974.800 saham atau setara 6 persen dengan harga transaksi Rp 77 per saham.  Dengan demikian, nilai penjualan saham tersebut sebesar Rp 1,5 triliun. Namun, belum diketahui siapa pembeli saham FREN tersebut.

“Tujuan transaksi kolaborasi bisnis, status kepemilikan saham langsung,” tulis manajemen Dian Swastatika Sentosa.

Sesudah transaksi, Dian Swastatika Sentosa memiliki 52.986.218.200 atau setara 17 persen saham FREN. Sebelumnya Dian Swastatika Sentosa memiliki 72.591.193.000 saham FREN atau 23 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 27 Juli 2022, saham FREN merosot 2,04 persen ke posisi Rp 96 per saham. Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99.

Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan 36.022 kali dengan volume perdagangan 35.348.208 saham. Nilai transaksi Rp 340,7 miliar.

Adapun sebelumnya, transaksi saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melonjak di pasar negosiasi pada perdagangan saham Selasa, 26 Juli 2022.

Mengutip data RTI, saham FREN menguat 2,35 persen ke posisi Rp 87 per saham di pasar negosiasi. Total frekuensi perdagangan 12 kali dengan volume perdagangan 196.099.748 saham. Nilai transaksi saham FREN mencapai Rp 1,5 triliun. Di pasar negosiasi, saham FREN berada di level tertinggi Rp 87 dan terendah Rp 77 per saham.

Di pasar regular, saham FREN melambung 12,64 persen ke posisi Rp 98 per saham. Saham FREN dibuka stagnan Rp 87 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 99 dan terendah Rp 86 per saham. Total frekuensi perdagangan 36.171 kali dengan volume perdagangan 238.152.240 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 triliun.

Penguatan saham FREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik terbatas. IHSG naik 0,19 persen ke posisi 6.871,53 pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini. Indeks LQ45 naik tipis 0,14 persen ke posisi 968,48.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tambah Kepemilikan Saham Melalui OWK

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menambah kepemilikan saham di PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui obligasi wajib konversi (OWK).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan pada 13 Juli 2022, dikutip Rabu (27/7/2022),  PT Dian Swastatika Sentosa Tbk melalui entitas anak perseroan PT DSSE Energi Mas Utama (EMU) telah konversi OWK PT Smartfren Telecom Tbk yang dimilikinya menjadi saham. Saham hasil konversi ini telah tercatat di BEI pada 11 Juli 2022.

“Dengan konversi ini, kepemilikan saham perseroan dan EMU dalam Smartfren menjadi sektiar 23 persen,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.

Manajemen Dian Swastatika Sentosa menyatakan, investasi ini akan dicatatkan dalam laporan posisi keuangan perseroan. Dengan demikian, perseroan melalui anak usaha memiliki 72.591.193.000 saham FREN atau setara 23 persen setelah transaksi OWK. Sebelumnya perseroan memiliki 67.591.193.000 atau setara 21,8 persen kepemilikan saham dalam FREN.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Selanjutnya

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip data RTI, saham FREN turun 1,02 persen ke posisi Rp 97 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama.

Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.

Koreksi saham FREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif. IHSG naik terbatas 0,08 persen pada sesi pertama perdagangan 27 Juli 2022. IHSG menguat ke posisi 6.877,28. Indeks LQ45 naik tipis 0,12 persen ke posisi 969,67.

Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.

 

Dian Swastatika Sentosa Melalui Stanmore Selesaikan Akuisisi Tambang di Australia

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas tidak langsung Stanmore Resources Limited (Stanmore) menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd pada Selasa, 3 Mei 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/5/2022), perseroan mengumumkan Stanmore melalui Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC) telah merampungkan rencana transaksi pengambilalihan atau akuisisi 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd.

Hal ini juga merujuk pada keterbukaan informasi perseroan pada 21 Februari 2022, 16 Maret 2022 dan 30 Maret 2022.

"Pengambilalihan ini didanai antara lain dengan dana kas internal Stanmore setelah penawaran penerbitan hak pro-rata saham biasa Stanmore dan penarikan fasilitas pembiayaan pengambilalihan senilai USD 625 juta," tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan dengan penyelesaian transaksi pengambilalihan ini, Stanmore melalui SMC telah efektif memiliki 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd yang merupakan pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd.

"Pengambilalihan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambang jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan," tulis Susan.

Pada 21 Februari 2022, Dian Swastatika Sentosa mengumumkan pengambilalihan saham Dampier dari BHP oleh SMC, entitas anak GEAR dengan harga pembelian hingga USD 1,35 miliar.

Pendanaan untuk rencana pengambilalihan salah satunya berasal dari penerimaan fasilitas pembiayaan akuisisi sebesar USD 625 juta oleh SMC dari sindikasi lembaga pembiayaan.

Adapun pendanaan untuk pengambilalihan saham tersebut melalui kombinasi dari penawaran hak pro-rata saham biasa Stanmore, yang ketentuannya akan diawasi oleh komite direksi independen Stanmore hingga USD 600 juta, fasilitas pembiayaan akuisisi USD 625 juta dan pendanaan internal.

Alasan Akuisisi

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan menyatakan pengambilalihan saham Dampier ini untuk memperkuat posisi perseroan sebagai pemain dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham perseroan.

BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia yang terdiri dari tambang South Walker Creed dan Poitrel dengan produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton. Ini termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.

Aset tersebut terletak di dekat aset Stanmore yang saat ini telah ada, yang akan meningkatkan operasio kegiatan bisnis utama Stanmore di sektor pertambangan batu bara metalurgi.

"Hal ini sejalan dengan strategi investasi Stanmore untuk memperluas operasi yang ada dan memaksimalkan sinergi geografis dari infrastruktur yang ada," tulis perseroan.

Dengan demikian, perseroan dan Stanmore berharap rencana pengambilalihan ini akan meningkatkan produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore secara material.

"Kehadiran aset BMC juga akan diversifikasi produk dan pembeli ke dalam portofolio Stanmore dan meningkatkan keberadaan Stanmore dalam pasar dengan pertumbuhan utama seperti India," tulis perseroan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya