Memilih Saham Menarik saat Inflasi Bayangi IHSG

Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, inflasi Juli 2022 jadi yang tertinggi sejak hampir tujuh tahun terakhir. Lalu bagaimana dampaknya ke pasar saham?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Agu 2022, 06:10 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 06:00 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2022 mencapai 3,85 persen secara tahun kalender (Januari-Juli 2022). Inflasi mencapai 4,94 persen secara tahunan dibanding Juli 2022.

Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, inflasi Juli 2022 jadi yang tertinggi sejak hampir tujuh tahun terakhir. Lalu bagaimana dampaknya ke pasar saham?

Analis menilai inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan berpotensi menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan berpotensi menjadi sentimen negatif bagi IHSG, meski inflasi inti masih relatif aman.

"Inflasi yang konsisten meningkat bisa menggerus daya beli dan menghambat pemulihan ekonomi domestik,” kata Cheryl saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 1 Agustus 2022.

Cheryl menuturkan, bursa saham selalu menarik untuk investasi karena menyimpan banyak peluang dimana memiliki berbagai sektor yang akan tetap melakukan di segala kondisi.

"Saat sekarang ini saham yang menarik dicermati yaitu sektor komoditas seperti, CPO, batu bara dan logam di mana Indonesia adalah negara produsennya,” ujar dia.

Berikut ini merupakan saham yang bisa dicermati dari beberapa emiten, yakni SSMS, GZCO, TAPG, ITMG, ADRO, INCO.

Cheryl mengungkapkan, sektor yang perlu diwaspadai adalah consumer cyclical, seperti ritel dan teknologi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kenaikan Inflasi Perlu Diwaspadai

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas, Rizky menegaskan, kenaikan inflasi ini perlu diwaspadai karena bisa berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena kenaikan harga bahan pokok makanan.

"Inflasi yang tinggi ini masih menarik untuk investor berinvestasi karena saat ini pergerakan IHSG masih memiliki potensi yang positif,” kata Rizky.

Untuk saham yang menarik dicermati, Rizky memilih saham-saham dari sektor komoditas.

"Inflasi yang tinggi saat ini karena kenaikan harga komoditas, jadi saham-saham komoditas masih menarik di cermati,” ujar dia.

Jika melihat dampak inflasi terhadap emiten, sebenarnya perlu diperhatikan bagaimana faktor penyebab inflasi yang tinggi ini, saat ini inflasi yang tinggi diakibatkan harga komoditas yang tinggi sehingga hal ini baik bagi emiten saham-saham komoditas.

“Di sisi lain inflasi yang tinggi ini dapat mengakibatkan pelemahan daya beli sehingga bisa berdampak negatif pada emiten seperti consumer good,” kata dia.

 

Penutupan IHSG Senin 1 Agustus 2022

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Senin,  (1/8/2022). Penguatan IHSG di tengah pengumuman inflasi Juli 2022 yang tercatat 0,64 persen.

Mengutip data RTI, IHSG menguat terbatas 0,25 persen ke posisi 6.988,78. Indeks LQ45 bertambah 0,34 persen ke posisi 981,98. Sebagian besar indeks acuan menghijau.  Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.005,29 dan terendah 6.949,63. Sebanyak 267 saham menguat dan 266 saham melemah. 150 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.400.176 kali dan volume perdagangan 25,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.874.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXtransportasi menguat 1,86 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,99 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal mendaki 0,78 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur bertambah 0,75 persen, indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,49 persen dan indeks sektor saham IDXfinance naik 0,31 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth susut 1,38 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,77 persen, demikian juga indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,77 persen.

Top Gainers-Losers 1 Agustus 2022

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham HAIS melambung 22,88 persen

-Saham MPRO melambung 18,18 persen

-Saham IBST melambung 14,89 persen

-Saham TGKA melambung 14,34 persen

-Saham SMDR melambung 13,13 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham OLIV melemah 9,76 persen

-Saham MGLV melemah 9,72 persen

-Saham UFOE melemah 7 persen

-Saham IPPE melemah 6,94 persen

-Saham PANI melemah 6,94 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 877,3 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 782,9 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 565,6 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 498,1 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 486,3 miliar

 

Saham-saham teraktif secara frekuensi antara lain:

-Saham BMTR tercatat 58.389 kali

-Saham WINR tercatat 44.126 kali

-Saham GZCO tercatat 41.008 kali

-Saham ANTM tercatat 35.092 kali

-Saham GOTO tercatat 30.708 kali

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya