Ultrajaya Sebar Dividen Rp 25 per Saham, Cek Jadwalnya

PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) akan bayar dividen 2021 sebesar Rp 25 per saham pada 26 Agustus 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Agu 2022, 21:12 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2022, 21:12 WIB
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 259,95 miliar.

Pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk pada 26 Juli 2022. Dividen yang dibagikan itu setara Rp 25 per saham.

Perseroan membagikan dividen tersebut dengan mempertimbangkan dana keuangan per 31 Desember 2021 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,27 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 6,16 triliun, dan total ekuitas Rp 5,13 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2021:

-Tanggal efektif pada 28 Juli 2022

-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 3 Agustus 2022

-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 4 Agustus 2022

-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 5 Agustus 2022

-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 8 Agustus 2022

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 5 Agustus 2022

-Tanggal pembayaran dividen pada 26 Agustus 2022

Pada perdagangan saham Jumat, 5 Agustus 2022, saham ULTJ naik 1,69 persen ke posisi Rp 1.500 per saham. Saham ULTJ dibuka stagnan Rp 1.475 per saham.

Saham ULTJ berada di level tertinggi Rp 1.510 dan terendah Rp 1.465 per saham. Total frekuensi perdagangan 363 kali dengan volume perdagangan 6.078 saham. Nilai transaksi Rp 904 juta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk membukukan kinerja keuangan beragam dengan meraih pertumbuhan penjualan tetapi laba turun pada semester I 2022.

Penjualan perseroan naik 20,60 persen menjadi Rp 3,69 triliun hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,06 triliun. Beban pokok penjualan bertambah 22,9 persen menjadi Rp 2,41 triliun selama enam bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,96 triliun.

Dengan demikian, laba bruto perseroan naik 16,35 persen dari Rp 1,09 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 1,27 triliun pada semester I 2022.

Perseroan alami kenaikan sejumlah beban antara lain beban penjualan naik menjadi Rp 377,50 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 296,89 miliar.

Beban administrasi dan umum bertambah menjadi Rp 130,71 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 112,23 miliar.

Perseroan mencatat laba dari usaha turun 7,8 persen menjadi Rp 798,48 miliar hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 866,16 miliar.

Melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas induk turun menjadi Rp 58 pada semester I 2022 dari semester I 2021 sebesar Rp 64.

Perseroan membukukan ekuitas Rp 5,75 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,13 triliun. Total liabilitas tercatat susut menjadi Rp 2,14 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,26 triliun.

Perseroan membukukan aset Rp 7,89 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 7,4 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 1,56 triliun pada 30 Juni 2022.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kinerja 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sebelumnya, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) mengumumkan laporan keuangan untuk tahun buku 2021. Pada periode itu, penjualan Ultrajaya naik 10,88 persen menjadi Rp 6,62 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,97 triliun.

Merujuk laporan keuangan perseroan, Kamis (31/3/2022), produk minuman andil paling besar terhadap penjualan perseroan pada 2021. Yakni senilai Rp 6,94 triliun, dan sisanya Rp 119,6 miliar berasal dari produk makanan.

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 4,24 triliun dari sebelumnya Rp 3,74 triliun. Sehingga perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp 2,37 triliun, naik 6,6 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 2,23 triliun.

Sepanjang 2021, perseroan mencatatkan laba selisih kurs sebesar Rp 17,78 miliar, laba penjualan aset tetap Rp 85 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 224,68 miliar.

Pada saat bersamaan, beban penjualan tercatat sebesar Rp 784,82 miliar, beban administrasi dan umum Rp 209,89 miliar, dan rugi selisih nilai wajar hewan ternak Rp 30,81 miliar.

Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 1,63 triliun, naik 19,33 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1,36 triliun. Pendapatan keuangan tercatat sebesar Rp 155,88 miliar, dengan beban keuangan Rp 235,28 miliar. Sementara bagian rugi neto entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat sebesar Rp 6,64 miliar.

 

 

Aset Perseroan

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,28 triliun, naik dibanding posisi akhir 2020 sebesar Rp 1,1 triliun.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 15,64 persen menjadi Rp 1,27 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1 triliun. Laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas induk menjadi Rp 122 dari sebelumnya Rp 100.

Dari sisi aset perseroan hingga akhir 2021 tercatat sebesar Rp 7,41 triliun, turun dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 8,76 triliun. Rinciannya, terdiri dari aset lancar sebesar Rp 4,84 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,56 triliun.

Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 2,27 triliun, turun dibanding posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 3,97 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,56 triliun, dan sisanya Rp 712,19 miliar merupakan liabilitas jangka panjang.

Sementara ekuitas perseroan hingga akhir 2021 tercatat sebesar Rp 5,14 triliun, naik dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 4,78 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya