Memupuk Mimpi Lewat Pundi-Pundi Kartini Blue Bird

Selain menjamin kesejahteraan pengemudi dan karyawan, Blue Bird juga berkomitmen memberdayakan istri-istri pengemudi dan karyawan melalui program Kartini Blue Bird.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Agu 2022, 07:12 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2022, 07:12 WIB
Hari Kartini
Menyambut Hari Kartini 2018, para bos taksi perempuan turun gunung menjadi pengemudi taksi untuk penumpang. (Liputan6.com/pool/Blue Bird)

Liputan6.com, Jakarta - Setengah abad sudah PT Blue Bird Tbk (BIRD) melayani negeri melalui nilai-nilai luhur yang diturunkan dari generasi ke generasi pendahulunya. Hal itu sejalan dengan filosofi nama Blue Bird, yakni “Sang Burung Biru” pembawa kebahagiaan bagi karyawan, pengemudi, masyarakat, dan lingkungan.

Sejak awal berdiri, Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono menyebutkan nilai kemanusiaan sebagai pilar yang diamini perusahaan. Hal itu terbukti dari loyalitas pengemudi taksi Blue Bird, yang memiliki masa bakti relatif lama.

Selain menjamin kesejahteraan pengemudi dan karyawan, Blue Bird juga berkomitmen memberdayakan istri-istri pengemudi dan karyawan melalui program Kartini Blue Bird.

"Kita fokus juga untuk berikan pelatihan gratis kepada istri-istri pengemudi dan karyawan melalui Kartini Blue Bird. Seragam Blue Bird itu juga sebagai besar dijahit oleh istri-istri pengemudi,” ungkap Adrianto kepada Liputan6.com, Sabtu, 6 Agustus 2022.

Melalui Kartini Blue Bird, perseroan melaksanakan program kewirausahaan bagi lebih dari 400 ibu rumah tangga dari istri pengemudi dan karyawan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan wanita demi peningkatan kualitas hidup keluarga pengemudi dan karyawan.

Salah satu peserta Kartini Bluebird, Kardinah dari Kelas Tata Busana Kartini Blue Bird mengaku terbantu dengan pelatihan yang diberikan. Suami Kardinah merupakan pengemudi Blue Bird dari Pool Ciputat Dua, dengan masa kerja suami enam tahun.

Ia pertama kali mengikuti kelas tata busana pada 2019 dan lulus pada 2020. Saat pertama bergabung, ia mengaku sama sekali tidak memiliki kemampuan dan keahlian menjahit.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ikuti Kelas Tata Busana

Ilustrasi Penjahit
Ilustrasi Penjahit (pixabay.com)

"Saya memperoleh keahlian menjahit yang dapat membawa saya mendapatkan banyak pelanggan. Kepercayaan pelanggan datang karena mereka melihat bahwa jahitan saya rapih. Karena di Kartini Bluebird saya diajarkan untuk memperhatikan detail jahitan sehingga membawa saya menjadi penjahit yang teliti,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sejauh ini, Kardinah sudah bisa memasarkan produk sendiri. Bahkan, ia sudah mendapatkan total lebih dari 1.000 pesanan pembuatan masker kain tiga lapis dari orangtua murid dan guru di tempat anaknya sekolah. Selain itu, ia juga mendapat kepercayaan untuk menjahit baju batik, dress, mukena dan gamis dari tetangga sekitar.

"Alhamdulillah, melalui kepercayaan banyak orang kepada saya untuk menjahit pesanan mereka, saya dapat memperoleh omzet sekitar Rp 4 - 5 Juta dalam waktu satu bulan. Hal yang sangat saya syukuri karena dapat membantu perekonomian keluarga, khususnya untuk anak saya yang masih sekolah saya dapat memperoleh penghasilan tanpa banyak kehilangan waktu bersama keluarga,” ia menambahkan.

 


Ikuti Kelas Tata Boga

Ilustrasi memasak, masakan pedas
Ilustrasi memasak, masakan pedas. (Photo by Conscious Design on Unsplash)

Selain Kardinah, salah satu istri pengemudi pool Garuda 2, yakni Misnah membagi cerita pengalaman ikuti kelas keterampilan. Ia saat ini tengah mengikuti kelas tata boga yang baru berjalan sekitar dua bulan. Meski terbilang baru, tetapi ia sudah bisa merasakan buah manis dari pelatihan kelas tata boga di Kartini Blue Bird.

"Alhamdulillah, hingga saat ini, saya dapat memperoleh omzet sekitar Rp 1 - 2,5 juta per bulan. Senang rasanya dapat membantu suami yang juga bekerja sebagai pengemudi," kata dia.

Misnah juga menyisihkan sebagian pendapatan untuk membantu biaya pendidikan anak bungsunya yang saat ini mengemban ilmu di bangku perkuliahan. Sebelum bergabung dengan Kartini Bluebird, Misnah mengaku hanya bisa membuat kue-kue tradisional.

Namun, setelah mengikuti kelas Kartini Bluebird, dia mendapatkan banyak resep baru seperti brownies, kue sus, risoles, dan lainnya.

Bahkan sekarang ia sudah bisa mengembangkan resep yang didapat dari kelas tata boga. Misnah senang, warung-warung dan masyarakat sekitar rupanya juga menyukai pengembangan resep buatannya. Hingga, tak jarang ada pesanan kue yang ditujukan langsung dari masyarakat sekitar kepada dirinya.

"Karena baru dua bulan, saya lebih banyak memasarkan produk saya sendiri. Namun, kami, di Kartini Bluebird diajarkan untuk membuat produk yang berkualitas, karena itu merupakan kunci utama dari pemasaran. Ketika pembeli puas dengan kue yang saya buat, pesanan akan datang dengan sendirinya kepada saya," tutur Misnah.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya