Liputan6.com, Hong Kong - Regulator audit Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Jumat, 26 Agustus 2022 telah menandatangani perjanjian dengan regulator China sebagai langkah pertama untuk memeriksa dan menyelidiki akuntansi perusahaan yang tercatat di China dan Hong Kong.
Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB) mengatakan perjanjian paling rinci dan preskriptif yang pernah dicapai regulator dengan China. Regulator Amerika Serikat telah lama menuntut akses ke dokumen audit perusahaan China yang tercatat di AS, tetapi Beijing enggan membiarkan regulator luar negeri memeriksa perusahaan akuntansi dengan alasan masalah keamanan. Demikian mengutip dari laman CNN, Minggu (28/8/2022).
Baca Juga
Keputusan tersebut menandai mencairnya hubungan bisnis AS-China dan akan sangat melegakan bagi ratusan perusahaan dan investor China yang telah investasikan miliaran dolar AS di perusahaan-perusahaan yang berpeluang mempertahankan akses ke pasar modal dunia.
Advertisement
Pada Jumat, 26 Agustus 2022, 163 perusahaan termasuk Alibaba, JD.com, dan Nio telah diidentifikasi oleh regulator AS hadapi risiko larangan perdagangan karena tidak mematuhi persyaratan audit.
Dalam sebuah pernyataan, PCAOB mengatakan perjanjian itu akan memungkinkan “kebijaksanaan tunggal memilih perusahaan, keterlibatan audit dan potensi pelanggaran yang diperiksa dan diselidiki tanpa berkonsultasi dengan atau masukan dari otoritas China”.
Regulator AS menambahkan pihaknya akan dapat melihat audit lengkap dengan semua informasi yang disertakan dan agar PCAOB menyimpan informasi sesuai kebutuhan.
"PCAOB memiliki akses langsung untuk mewawancarai dan mengambil kesaksian dari semua personel yang terkait dengan audit yang diperiksa atau diselidiki PCAOB,” tutur regulator AS.
Sementara itu, Komisaris Pengaturan Sekuritas China (CSRC) mengatakan perjanjian itu merupakan langkah penting mengatasi masalah audit. Hal itu menambahkan untuk menjaga perusahaan China yang terdaftar di Amerika Serikat menguntungkan investor, perusahaan dan dua negara.
Langkah Penting Atasi Masalah Audit
Sementara itu, Komisaris Pengaturan Sekuritas China (CSRC) mengatakan perjanjian itu merupakan langkah penting mengatasi masalah audit. Hal itu menambahkan untuk menjaga perusahaan China yang terdaftar di Amerika Serikat menguntungkan investor, perusahaan dan dua negara.
Penandatanganan protokol antara China dan Amerika Serikat menandakan kedua belah pihak telah membuat langkah penting untuk menyelesaikan masalah regulasi audit perusahaan China yang terdaftar di Amerika Serikat melalui peningkatan kerja sama. Demikian pernyataan CSRC.
"Sesuai dengan harapan pasar, jika kerja sama kemudian memenuhi kebutuhan regulasi masing-masing pihak, ada harapan masalah audit akan terselesaikan dan delisting pasif dapat dihindari,”.
Aturan AS saat ini menetapkan perusahaan China yang tidak mematuhi permintaan audit akan ditangguhkan dari perdagangan AS pada awal 2024, tetapi tenggat waktu itu dapat dimajukan.
Ketua Securities and Exchange Commission (SEC) Gary Gensler mengatakan, perusahaan China masih hadapi delisting jika akun mereka tidak dapat diakses oleh otoritas AS.
"Perjanjian ini akan bermakna hanya jika PCAOB benar-benar dapat memeriksa dan menyelidiki sepenuhnya perusahaan audit di China,”
Perusahaan besar China yang tercatat di AS naik dalam perdagangan premarket dengan Alibaba naik 2,6 persen, Pinduoduo naik hampir 6 persen dan Baidu naik 3,3 persen.
"Ini terlihat sebagai langlah awal yang positif. Namun, hal itu belum sepenuhnya terjadi, seperti yang terlihat dari berbagai pembalikan yang tiba-tiba di masa lalu,” ujar Market Specialist CGS-CIMB, Samuel Siew.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada Jumat 26 Agustus 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada Jumat, 26 Agustus 2022. Tekanan terhadap wall street terjadi setelah Ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell mengatakan dalam pidato di Jackson Hole kalau bank sentral tidak akan mundur untuk melawan inflasi yang cepat.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 1,008,38 poin atau 3,03 persen ke posisi 32.283,40. Indeks Dow Jones merosot makin cepat hingga penutupan perdagangan. Indeks S&P 500 melemah 3,37 persen ke posisi 4.057,66. Indeks Nasdaq terpangkas 3,94 persen ke posisi 12.141,71.
Rata-rata indeks acuan utama melemah dalam dua minggu. Indeks Dow Jones merosot 4,2 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing merosot 4 persen dan 4,4 persen. Powell mengurangi sikap keras terhadap inflasi, mendorong investor untuk mempertimbangkan implikasi dari suku bunga lebih tinggi yang dipertahankan untuk waktu lebih lama.
“Memulihkan stabilitas harga kemungkinan akan membutuhkan mempertahankan sikap kebijakan yang membatasi untuk beberapa waktu. Catatan sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran premature,” ujar Powell dikutip dari CNBC, Sabtu (27/8/2022).
Sementara itu, Head of Portofolio Management Horizon Investments Zach Hill menuturkan, pihaknya percaya the Fed. “Kami percaya apa yang mereka katakan, suku bunga akan lebih tinggi lebih lama, dan kami melihat beberapa penurunan harga pada 2023,” kata Hill.
Ia menuturkan, ada lebih banyak hal yang harus dilakukan di depan dan kemungkinan akan terus memicu volatilitas saham. Aksi jual di wall street berbasis luas, dengan hanya lima saham di S&P 500 yang membukukan kenaikan pada Jumat pekan ini.
Gerak Sektor Saham di Wall Street
Sementara itu, sektor saham energi mencatat kenaikan terbesar pada pekan ini. Sektor saham energi yang menjadi salah satu sektor saham yang menguat dengan reli lebih dari lima persen pada pekan ini. Namun, sektor saham energi turun pada Jumat, 26 Agustus 2022 di tengah aksi jual pasar.
Sektor saham energi melemah 0,6 persen. Harga minyak yang lebih tinggi membantu mendorong saham lebih tinggi. Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,7 persen pekan ini. Saham APA Corp naik 10,9 persen.
Pada perdagangan Jumat sore, sektor saham teknologi informasi, layanan konsumen dan komunikasi menjadi penghambat terbesar di indeks sektor saham S&P 500. Sektor tersebut masing-masing turun 3,4 persen, 3,3 persen dan 3,3 persen seiring investor mengkhawatirkan suku bunga lebih tinggi. Sementara itu, sektor saham utilitas turun 1,1 persen.
Pidato ketua the Fed Jerome Powell lebih hawkish pada perdagangan Jumat, 26 Agustus 2022 daripada yang diantisipasi sehingga membebani saham. Hal itu disampaikan Chris Senyek dari Wolfe Research.
“Nada yang lebih hawkish sebagian besar diharapkan datang ke pidatonya pagi ini. Pasar menafsirkan nadanya bahkan lebih hawkish dari harapan tersebut,” tulis Senyek.
Advertisement