Bank Raya Kantongi Restu Rights Issue 3,5 Miliar Saham

Direktur Digital dan Operasional Bank Raya, Bhimo Wikan Hantoro menjelaskan, penggunaan dana HMETD akan digunakan untuk menjaga kekuatan permodalan Bank Raya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Sep 2022, 17:48 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2022, 17:48 WIB
RUPSLB PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), Kamis (29/9/2022) (Foto: tangkapan layar/Elga N)
RUPSLB PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), Kamis (29/9/2022) (Foto: tangkapan layar/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) akan melakukan penambahan modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada Kamis (29/9/2022).

Direktur Keuangan Bank Raya Indonesia Akhmad Fazri menuturkan, penerbitan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan atau 15,39 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada 31 Juli 2022, sudah disetujui oleh RUPSLB yang baru dilaksanakan. 

"Sudah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang baru saja dilaksanakan,” kata Akhmad dalam konferensi pers RUPSLB Bank Raya, Kamis, 29 September 2022.

Sementara itu, Direktur Digital dan Operasional Bank Raya, Bhimo Wikan Hantoro menjelaskan, penggunaan dana HMETD akan digunakan untuk menjaga kekuatan permodalan Bank Raya. 

"Penggunaan dana HMETD akan gunakan untuk menjaga permodalan Bank Raya, fokusnya adalah ekspansi dalam kredit dan bisnis digital, disampaikan ketika RUPSLB memang pertumbuhan kredit digital cukup cepat, saat ini secara outstanding Rp 652 miliar,” kata Bhimo.

Bhimo juga mengungkapkan, secara pertumbuhan akan terus berlanjut trennya. Jadi modal yang dihimpun akan digunakan untuk ekspansi.

"Growth akan terus berlanjut trennya, modal dan dana yang kita himpun untuk  ekspansi,” kata Bhimo.

 

 

Menarik Investor

PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya/AGRO) (Foto: Bank Raya Indonesia)
PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya/AGRO) (Foto: Bank Raya Indonesia)

Hal tersebut merupakan salah satu tujuan utama dari Bank Raya dalam menarik investor.  Akhmad juga mengatakan, prospek ke depan Bank Raya tentunya akan semakin lebih baik. 

"Tentunya sejalan dengan transformasi Bank Raya jadi bank digital, tentu prospek ke depan, tentunya AGRO akan semakin lebih baik, dari beberapa aspek digital kita lihat perubahan perilaku customer, perkembangan teknologi kita mengakomodasi kebutuhan customer,” kata dia.

Selain itu, Bank Raya juga telah melakukan sejumlah perkembangan dan menghasilkan cukup positif, salah satunya bisnis digital lending yang mengalami perkembangan dengan baik.

"Beberapa perkembangan yang kami laksanakan sudah menghasilkan cukup positif launching produk digital saving, pertumbuhan dari perhimpunan dana yang diperoleh menunjukkan hal positif transformasi secara positif semakin baik, bisnis digital lending akan mengalami perkembangan yang baik," imbuhnya. 

Rights Issue

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (17/8/2022), PT Bank Raya Indonesia Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 melalui rights issue. Jumlah saham itu setara 15,39 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada 31 Juli 2022.

Perseroan akan memakai dana rights issue untuk memperkuat permodalan perseroan yang dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dan penyaluran kredit. Perseroan berharap aksi korporasi ini dapat berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

"Penguatan struktur permodalan ini diharapkan mendukung kegiatan usaha perseroan ke depan. Yang pada akhirnya akan menciptakan value bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan serta untuk pemenuhan kewajiban perseroan berdasarkan POJK Nomor 12/2020,” tulis perseroan.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 September 2022.

Perseroan menggelar aksi korporasi ini seiring perseroan telah mencanangkan aspirasi baru yaitu The Best Digital Bank by Becoming House of Fintech and Home for Gig Economy.

 

 

Kembangkan Produk Bank Digital

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan aspirasi ini, perseroan memiliki arah kebijakan untuk mengembangkan produk bank digital melalui pendekatan B2C dengan menggunakan direct sales dari community branc, serta melalui pendekatan B2B2C dengan menjalin business partnership dengan fintech untuk memperkuat customer base.

Perseroan juga berencana untuk melakukan implementasi teknologi untuk memperkuat infrastruktur digital, melakukan pengembangan digital talent, serta melakukan pengelolaan legacy business secara prudent.

Untuk mengakselerasi transformasi tersebut, Perseroan berencana membangun pondasi keuangan yang kuat untuk business model yang baru melalui penguatan permodalan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dalam menyalurkan pinjaman maupun memperkuat pendanaan kepada segmen market yang baru, terutama segmen Gig Economy.

Selain itu, Perseroan juga diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum berdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum (POJK No. 12/2020). Adapun jumlah dana yang diterima hasil PMHMETD X nantinya akan tetap memperhatikan kondisi pasar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya