Pengelola Klub Bali United Pertimbangkan Revisi Target Pendapatan Usai Tragedi Kanjuruhan

Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, Yabes Tanuri mengatakan, pihaknya masih berusaha mempertahankan kinerja melalui diversifikasi anak usaha.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Okt 2022, 20:27 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2022, 19:48 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten pengelola klub sepak bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) masih berusaha mempertahankan kinerja perseroan usai tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022. 

Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, Yabes Tanuri mengatakan, pihaknya masih berusaha mempertahankan kinerja melalui diversifikasi anak usaha lainnya dalam mendapatkan keuntungan bagi perseroan. 

"Kita masih berusaha, kita melakukan diversifikasi. Kita punya anak perusahaan juga merupakan salah satu yang merupakan pilar penunjang income.  Kita sepak bola, tapi kita bukan cuma sepak bola saja, tapi kita be on sport (bisnis olahraga),” kata Yabes kepada awak media, Rabu (12/10/2022).  

Yabes Tanuri juga mengatakan, salah satu strategi yang dilakukan perseroan hingga akhir tahun, yakni investasi kepada anak perusahaan.  "Kita lakukan investasi kepada anak perusahaan,” kata dia. 

Selain tu, perseroan juga mempertimbangkan untuk merevisi target pendapatan usai tragedi Kanjuruhan. Sebelumnya, diketahui target pendapatan emiten BOLA sebesar Rp 370 miliar pada 2022.

"Mesti kita lihat berapa lama, apakah ini akan bertahan lama atau dua minggu lagi mulai,” ujar dia.

Yabes mengaku, dibalik tragedi Kanjuruhan mendapatkan pelajaran bagi dunia persepakbolaan di Indonesia agar menjadi lebih baik. 

“Terus terang kita melihat ini hal yang bagus untuk melakukan perbaikan pada tim, kepada fans, engagement dan infrastruktur. Saya melihatnya hal baik, bukan kejadiannya, merupakan titik balik persepakbolaan Indonesia,” kata Yabes.

Sementara itu, Yabes juga mengatakan pengembangan bisnis lain, seperti NFT (Non-fungible token)

“Kita mesti bisa mengikuti tren, kita melihat bahwa perkembangan dunia digital itu bukan hanya 90 menit, tapi semua kita lakukan. Kita pengembangan di dunia NFT, fast token, kita melakukan itu semua,” imbuhnya. 

Target Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) membidik pendapatan sekitar Rp 370 miliar hingga akhir 2022. Sedangkan, target laba bersih sekitar Rp 30 miliar.

Direktur Bali Bintang Sejahtera, pemilik klub Bali United Yohanes Ade BM mengatakan, target pendapatan perseroan pada 2022 pasti bertumbuh dibanding 2021 seiring kompetisi yang kembali digelar.

"Kami targetkan sekitar Rp 370 miliar pendapatannya, karena kompetisi sudah mulai dan juga sudah bisa dihadiri penonton,” ujar Yohanes dalam paparan publik BOLA, Jumat (22/7/2022).

Sementara itu, target laba bersih perseroan pada 2022 sekitar Rp 30 miliar.  "Target net income kami ada di sekitar Rp 30 miliar di tahun 2022,” ujar dia.

Presiden  Direktur Bali Bintang Sejahtera, Yabes Tanuri juga menuturkan, terkait pengembangan bisnisnya ke depan. Salah satunya yakni fokus terhadap bisnis olah raga dan e-sports.

"Kita fokus di sport dan e-sport kita, juga akan memperbesar IP kami," kata Yabes Tanuri.

BOLA akan fokus kembali pada bisnis olahraga dan e-sports untuk melampaui level pra-pandemi. Kemudian, mengembangkan komunitas digital hingga 100 juta lebih  anggota melalui akuisisi dan pertumbuhan organik.

Selain itu, perseroan juga memperluas aliran pendapatan komunitas digital untuk menyertakan pemenang bernilai tinggi yaitu,platform, konten / IP, lini produk) untuk mempercepat pertumbuhan.

 

Susunan Pengurus

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Bahkan, perseroan juga akan fokus pada pengembangan IP acara offline atau hybrid untuk setiap komunitas. Yabes Tanuri menyebutkan, perseroan akan melanjutkan kemitraan dengan perusahaan rintisan dan pemimpin pasar Indonesia terkemuka untuk sinergi komunitas digital serta berinvestasi dalam bisnis ekonomi baru di bidang teknologi, hiburan, dan olahraga.

Masih dalam kesempatan yang sama, Bali Bintang Sejahtera mengumumkan jajaran komisaris dan direksi sebagai berikut:

Jajaran Komisaris: 

Presiden Komisaris: Jemy Wiyono Prihadi 

Komisaris: Edy Soehartono

Komisaris Independen: Andy Noya

Jajaran Direktur: 

Presiden Direktur: Yabes Tanuri 

Direktur: Putri Paramita Sudali

Direktur: Yohanes Ade BM

Direktur: Katharine Wianna

 

 

Dapat Harga Diskon, Pieter Tanuri Beli 150 Juta Saham BOLA

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Pieter Tanuri, pemegang saham mayoritas PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) membeli 150 juta saham BOLA dengan harga jauh lebih murah sebesar Rp 410 per saham.

Hal tersebut disampaikan oleh Pieter Tanuri sendiri kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dikutip Liputan6.com, Selasa (28/9/2021).

Pembelian saham perusahaan klub sepak bola tersebut dilakukan pada 27 September 2021. Pembelian saham ini merupakan investasi langsung Pieter Tanuri atas saham BOLA.

Berdasarkan data BEI, harga terendah saham BOLA selama tiga puluh hari terakhir saja sebesar Rp 620 per saham. Dengan harga pembelian Rp 410 per saham, Pierter Tanuri mendapat harga diskon sebesar 33,87 persen. Total nilai transaksi atas pembelian saham seharga Rp 410 tersebut mencapai Rp 61,5 miliar. 

Sebelum pembelian 150 juta saham ini, Pierter Tanuri memiliki 2.208.953.320 saham atau setara 36,82 persen dari total seluruh saham BOLA. Setelah transaksi pembelian ini, kepemilikan Pieter Tanuri atas saham BOLA meningkat menjadi sebanyak 2.358.953.320 lembar atau setara 39,31 persen dari total saham BOLA. 

Sebelum transaksi ini, selain Pieter Tanuri, pemegang saham BOLA lainnya adalah PT Asuransi Central Asia, PT Indolife Pensiontama, dan Ayu Patricia Rahmat, dengan kepemilikan masing-masing sebesar 8,88 persen, 5,39 persen, dan 5,08 persen.

Sisa saham lainnya dimiliki oleh Direktur Utama Yabes Tanuri, Direktur Putri Paramita Sudali, dan Direktur Kathrine Wianna, masing-masing sebesar 2,5 persen, 0,54 persen, dan 0,04 persen. 

Saham publik atas BOLA ada sebesar 43,83 persen sebelum Pieter Tanuri membeli 150 juta saham BOLA tersebut. Tidak dijelaskan dari mana Pieter Tanuri membeli saham tersebut.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya