Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Kamis, (13/10/2022). Sektor saham kesehatan memimpin koreksi pada awal sesi perdagangan Kamis pekan ini.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan 6.909,20. Pada pukul 09.22 WIB, IHSG naik tipis 0,12 persen ke posisi 6.917. Pada pukul 09.48 WIB, IHSG sempat bergerak di zona merah. IHSG turun tipis 0,04 persen.
Baca Juga
Indeks LQ45 melemah 0,07 persen ke posisi 984,28. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.931,51 dan terendah 6.906,12.
Advertisement
Sebanyak 225 saham melemah dan 209 saham menguat. 181 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 180.120 kali dengan volume perdagangan 3,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.341.
Sektor saham menguat dan melemah. Indeks sektor saham IDXenergy bertambah 0,83 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi naik 0,35 persen, indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,29 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 0,22 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menanjak 0,22 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXproperty mendaki 0,13 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,86 persen, indeks sektor saham IDXtechno tergelincir 0,82 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal terpangkas 0,35 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,29 persen, dan indeks sektor saham IDXfinance susut 0,07 persen.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Sekuritas Indonesia, IHSG melemah 0,4 persen menguji level 6.900. Rupiah kembali melemah ke level terendah baru dalam 52 minggu di kisaran 15.357. Saham GOTO turun 4,4 persen dan bank digital mencatat kinerja buruk pada perdagangan Rabu, 12 Oktober 2022. Hal ini seiring investor lokal melepas saham GOTO jelang berakhirnya lockup pada akhir November 2022.
Sementara itu, saham AGRO turun 6 persen, ARTO susut 4,5 persen, BUKA melemah 3 persen, dan BBYB terpangkas 2,8 persen. Saham bank besar bervariasi dengan saham BMRI naik 1,3 persen.
Di sisi lain, koreksi rupiah mulai mempengaruhi sektor konsumsi. Saham LPPF merosot 6,9 persen, saham ACES terpangkas 6,8 persen, dan SIDO susut 5,7 persen. Sementara itu, aksi beli investor asing masih terjadi di tengah tekanan inflasi. Saham KLBF naik 3,5 persen dan UNVR bertambah 1,3 persen.
Top Gainers-Losers pada 13 Oktober 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham SDMU melambung 24,32 persen
-Saham WMPP melambung 11,03 persen
-Saham BNBR melambung 10 persen
-Saham IFSH melambung 7,21 persen
-Saham FIRE melambung 7,09 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham AMMS turun 8,9 persen
-Saham VRNA turun 6,9 persen
-Saham SMDM turun 6,70 persen
-Saham ROCK turun 6,70 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BUMI senilai Rp 143,4 miliar
-Saham BEBS senilai Rp 124,4 miliar
-Saham NATO senilai Rp 119,4 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 86,7 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekeunsi antara lain:
-Saham SDMU tercatat 11.222 kali
-Saham META tercatat 12.217 kali
-Saham BUMI tercatat 8.365 kali
-Saham KIOS tercatat 8.270 kali
-Saham BACA tercatat 6.552 kali
Advertisement
Ajaib Sekuritas Prediksi IHSG Bervariasi pada 13 Oktober 2022
Financial Expert Ajaib Sekuritas, M. Julian Fadli prediksi IHSG bervariasi pada perdagangan saham, Kamis, 13 Oktober 2022. IHSG akan bergerak di kisaran 6.800-6.994 pada Kamis pekan ini.
Pada perdagangan, 12 Oktober 2022, IHSG ditutup melemah sebesar -0,43 persen atau -29,93 poin di level 6.909,21.
Adapun sentimen yang bayangi IHSG antara lain realisasi Belanja Negara (APBN) tercatat mencapai Rp1.657 triliun per Agustus 2022, dengan porsi terbesar untuk belanja non Kementerian/Lembaga, seperti pembayaran subsidi BBM dan Tunjangan Hari Raya untuk Pegawai Negeri Sipil (THR PNS).
Sementara itu, Pemerintah menganggarkan belanja infrastruktur hingga Rp392,02 triliun dalam Rancangan Anggaran dan Belanja Negara atau RAPBN 2023. Anggaran tersebut naik dari perkiraan infrastruktur di tahun ini yang mencapai Rp363,7 triliun.
Alokasi anggaran pemerintah pusat senilai Rp213,4 triliun, Transfer Ke Daerah (TKD) Rp93 triliun, dan pembiayaan Rp 85,7 triliun.
Dari mancanegara, Bank Sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BOK) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 3 persen.
“Hal ini sesuai dengan ekspektasi pasar di tengah kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) serta semakin besar risiko inflasi yang dipicu oleh pelemahan nilai mata uang Won, serta kenaikan harga minyak mentah dunia,” tutur Julian.
Selain itu, laju kenaikan suku bunga tersebut merupakan kenaikan yang kedua setelah Bank Sentral Korea Selatan pertama kali dalam sejarah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Sementara itu, di Jepang data Core Machinery Orders tercatat mengalami penurunan pada bulan Agustus 2022 menjadi level 5,8 persen MoM.
Saham Pilihan Ajaib Sekuritas
Saham - saham pilihan Ajaib Sekuritas antara lain:
1.BBRI
Buy: 4.400
TP: 4.530
Stop loss: <4.280
Secara teknikal BBRI berpotensi rebound karena membentuk golden cross pada indikator stochastic di area oversold nya.
BBRI menjadi satu dari empat saham paling banyak yang diborong asing pada perdagangan Rabu (12/10/22). Saham BBRI sejatinya masih berada pada periode Buyback Saham senilai Rp3 triliun hingga 31 Agustus 2023.
2.JTPE
Buy: 280
TP: 288
Stop loss: <274
JTPE berpotensi rebound seiring pergerakan uptrend-nya dan berada di posisi lower band BB.Penjualan ekspor JTPE meningkat hingga menjadi 3 kali lipat di Semester I-2022, dengan berhasil meraih penjualan ekspor sebesar Rp122,9 miliar, naik 222% YoY.
3.PTBA
Buy: 4.260
TP: 4.380
Stop loss: <4.150
Secara teknikal PTBA bergerak uptrend dalam trend jangka menengah dan berada di atas MA-20 nya. Naiknya harga batu bara kembali di atas US$400/metrik ton bisa menjadi katalis positif bagi PTBA hari ini Kamis (13/10/22). Sepanjang Semester-I 2022 berhasil mencatat laba yang tumbuh hingga 246 persen YoY menjadi Rp6,2 triliun. Adapun kenaikan laba tersebut juga disebabkan karena pendapatan yang tumbuh 79% menjadi Rp18,4 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement