Menanti Window Dressing pada 2022, Perhatikan Saham Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada Jumat, 2 Desember 2022. Lalu bagaimana peluang window dressing?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Des 2022, 13:33 WIB
Diterbitkan 02 Des 2022, 19:59 WIB
Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir tahun, pasar modal biasanya akan memasuki musim window dressing. Secara garis besar, window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan dan manajer investasi untuk menarik investor.

Yakni dengan cara mempercantik laporan atau kinerja keuangan dan portofolio bisnis yang dimilikinya. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menyebutkan windows dressing pada 2022 diperkirakan jatuh pada pertengahan Desember. Lebih spesifik, dia menyebutkan window dressing kemungkinan terjadi setelah sentimen saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mereda.

"Masih berpotensi ada window dressing, tapi diperkirakan mulai pertengahan Desember setelah sentimen GOTO mereda,” kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (2/12/2022).

Secara fundamental, Cheryl mencermati perekonomian Indonesia relatif kuat dan prospektif. Hal Itu tercermin dari investor asing yang konsisten melakukan akumulasi saham di pasar RI. Mengutip data RTI, sejak awal tahun asing telah melakukan pembelian senilai Rp 1.127,1 triliun atau 16,8 persen dari seluruh transaksi senilai Rp 3.354,4 triliun.

"Investor asing konsisten akumulasi beli terus. Sentimen pendukungnya karena data-data ekonomi yang baik seperti inflasi yang terus turun, daya beli dan konsumsi rumah tangga kuat serta kasus Covid yang terkendali,” imbuh dia.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, peluang window dressing masih 50:50 pada 2022 meski ada sinyal kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dalam kebijakan moneternya akan cenderung melambat.

"Namun, dari sisi lain masih merebaknya COVID-19 di Tiongkok menjadi katalis negatif di sisa tahun ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Secara teknikal, ia mengatakan pergerakan IHSG masih cenderung sideways dan konsolidasi. “(Ini-red) karena belum mampu break support 6.955 dan resistance di 7.128,” kata Herditya.

Adapun sektor yang dijagokan Cheryl sampai dengan akhir tahun yakni bahan baku, komoditas, bank, konsumen primer. Pilihan sahamnya antara lain TINS, MDKA, BBCA, BBRI, ICBP, UNVR

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Mandiri Sekuritas Ramal IHSG Sentuh 7.300 pada Akhir 2022

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan ditutup di atas level 7.000 pada akhir 2022.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana menyebutkan, kendati kondisi ekonomi masih dinamis tetapi optimistis IHSG dapat mencapai 7.300 pada akhir 2022.

"Prediksi Mandiri Sekuritas masih di 7.300. Kita optimis ke depan, walaupun semua orang bilang ada resesi dan lainnya. Tapi kalau kita lihat pipeline transaksi kita ke depan, memang belum tentu semuanya jalan, tapi ini semua masalah timing market. Kita optimis market tahun depan lebih baik,” kata Oji di Jakarta, ditulis Rabu (1/12/2022).

Dari sisi sektornya, Oki menyebutkan sektor financial akan andil besar pada pergerakan IHSG. Sektor ini diminati utamanya karena memiliki likuiditas tinggi. Namun, secara umum Oki mengatakan, seluruh sektor memiliki kontribusi, termasuk sektor teknologi yang terpantau menjadi pemberat IHSG beberapa waktu terakhir.

“Dari sisi likuiditas, sektor finansial seperti bank itu selalu menjadi primadona karena likuiditasnya sangat bagus, sehingga tradingnya naiknya makin besar. Harus diperhatikan masalah likuiditas ini,” Oki menambahkan.

Adapun untuk sektor teknologi, Oki masih melihat prospek cerah di masa mendatang. Apalagi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan papan baru yaitu papan ekonomi baru (new economy). Secara garis besar, papan ini setara papan utama. Namun pembeda yang paling kentara adalah penggunaan teknologi pada model bisnisnya.

 

 

Penutupan IHSG pada 2 Desember 2022

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Jumat, (2/12/2022). Sektor saham industri dan teknologi menekan laju IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup turun tipis 0,02 persen ke posisi 7.019,63. Indeks LQ45 terpangkas 0,64 persen ke posisi 989,59. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada Jumat pekan ini, koreksi IHSG menjadi terbatas. IHSG bergerak di posisi tertinggi 7.021,81 dan terendah 6.967,95. Sebanyak 330 saham melemah dan 213 saham menguat. 169 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.081.310 kali dengan volume perdagangan saham 49,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.441.

Mayoritas indeks sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham industri. Sektor saham industr merosot 1,76 persen, diikuti sektor saham teknologi terpangkas 1,24 persen. Diikuti sektor saham keuangan susut 0,46 persen, sektor saham transportasi melemah 0,18 persen, sektor saham basic turun 0,16 persen dan sektor saham properti melemah 0,04 persen.

Sementara itu, sektor saham energi menguat 1,51 persen, dan pimpin penguatan. Diikuti sektor saham infrastruktur bertambah 0,16 persen, sektor saham siklikal naik 0,11 persen, sektor saham nonsiklikal mendaki 0,09 persen dan sektor saham kesehatan bertambah 0,03 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 2 Desember 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar turun pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022. Sementara itu, investor mencari kejelasan setelah China isyaratkan sedikit pelonggaran pembatasan COVID-19 yang ketat.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 1,59 persen ke posisi 27.777,90. Indeks Topix terpangkas 1,64 persen ke posisi 1.953,98. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,84 persen ke posisi 2.434,33. Hal ini seiring Korea Selatan melaporkan indeks harga konsumen tahunan pada November 2022 lebih rendah dari bulan sebelumnya. Inflasi Korea Selatan mencapai 5 persen, lebih rendah dari estimasi survei Reuters sebesar 5,1 persen. Di Australia, indeks ASX 200 turun 0,72 persen ke posisi 7.301,5.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,15 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,29 persen dan indeks Shenzhen terpangkas 0,4 persen. Semalam di Amerika Serikat, indeks Dow Jones ditutup turun hampir 200 poin lebih rendah menjelang laporan pekerjaan utama. Ekonom perkirakan pertumbuhan lebih lambat tetapi bertahan pada November 2022 di tengah pengumuman PHK dan pembekuan perekrutan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya