Pesan Wapres Ma’ruf Amin Saat Penutupan Perdagangan Bursa pada 2022

Wapres Ma’ruf Amin mengatakan, aktivitas pasar modal pun cukup bergairah sepanjang 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Des 2022, 19:52 WIB
Diterbitkan 30 Des 2022, 19:18 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin
Menyambut hari besar umat Islam tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengharapkan Muslim di Indonesia dapat berhijrah ke arah yang lebih baik lagi, baik sebagai pribadi, kelompok, maupun bangsa. (Foto: BPMI, Setwapres).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin resmi menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 30 Desember 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres Ma’ruf Amin mengatakan, aktivitas pasar modal pun cukup bergairah sepanjang 2022. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah dan melampaui angka sebelum pandemi COVID-19. 

"Hingga Desember ini, IHSG mempertahankan pertumbuhan positif sekitar 3 persen dengan rata-rata nilai transaksi harian sekitar Rp 14 triliun. Kapitalisasi pasar meningkat, dan menjadi bursa terbesar di kawasan ASEAN," kata Ma'ruf dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia, Jumat (30/12/2022)

Ia juga menjelaskan, berbagai capaian perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimis perekonomian pada 2023, seraya tetap diikuti dengan kewaspadaan dan kehati-hatian.

"Tiga tahun ini, kita bertarung melawan pandemi, bangkit dari krisis, dan kini masih menghadapi ketidakpastian situasi geopolitik yang memicu krisis energi dan pangan, serta inflasi di berbagai negara," kata dia.

Ma'ruf bersyukur, ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5,72 persen pada kuartal III 2022. Inflasi  hingga November 2022 juga masih terkendali meskipun ada sedikit peningkatan.

Ia menuturkan,sejumlah hal terkait ekonomi Indonesia. Pertama, pemulihan ekonomi berjalan di jalur yang tepat. Indeks manufaktur ekspansif, ekspor tumbuh, dan surplus neraca perdagangan terus membesar. 

Meskipun demikian, antisipasi atas situasi ekonomi global dan kemungkinan pelambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama kita, tetap diperlukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2023

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan perlu adanya sinergi pembangunan, baik dari sisi kesejahteraan dan keamanan di Papua. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,3 persen dan inflasi di kisaran 3 persen. Untuk itu, Pemerintah akan fokus menjaga level konsumsi domestik dan daya beli masyarakat.

"Selain itu, hilirisasi, pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi digital, serta pengembangan ekonomi hijau menjadi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan," kata Wapres.

Kedua, sektor keuangan sehat dan kuat. Pada sektor perbankan, rasio kecukupan modal yang kuat, rasio kredit bermasalah yang rendah dan dalam batas aman, serta pertumbuhan kredit perbankan mengindikasikan semakin meningkatnya kepercayaan dan optimisme pelaku usaha.

"Hadirnya Undang-undang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan juga menjadi landasan kokoh bagi sektor keuangan Indonesia," kata Ma'ruf.

Sinergi Pemerintah, serta peran BI, OJK, dan LPS semakin kuat dalam menjaga sektor keuangan. Perluasan peran LPS dalam penjaminan asuransi akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional.

Ketiga, sektor UMKM mulai bangkit, melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional, implementasi UU Cipta Kerja, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.  

 


Pasar Modal Syariah

20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung mendatangi sebuah stand saat Festival Pasar Modal Syariah 2016 di Bursa Efek Jakrta, Kamis (31/3). Jumlah saham syariah tercatat sebanyak 318 saham atau 61 persen dari total kapitalisasi pasar saham Indonesia. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Keempat, sektor ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Perkembangan pasar modal syariah juga menggembirakan. 

Sepanjang 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia tumbuh 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai sukuk korporasi juga meningkat 20,23 persen. Terakhir, penanganan kasus Covid-19 terkendali, dan cakupan vaksinasi maupun booster semakin luas. 

"Dengan demikian, aktivitas ekonomi di tahun 2023 diharapkan akan jauh lebih meningkat," ujar dia.

Ma'ruf Amin berharap kinerja pasar modal Indonesia tumbuh positif pada 2023, banyak perusahaan akan go public, termasuk sektor UMKM yang naik kelas, serta berkembangnya penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya